Jenis Tanaman Pola Tanam

5.2.3.4 Jenis Tanaman

Jenis tanaman yang terdapat di hutan rakyat beranekaragam terdiri dari jenis tanaman kehutanan, tanaman pertanian, dan tanaman perkebunan. Jenis tanaman kehutanan yang banyak dikembangkan di Desa Cikalong yaitu jenis kayu-kayuan dan pohon-pohon MPTs multiple purpose tree species. Pohon-pohon MPTs atau pohon serbaguna adalah jenis pohon yang memiliki beragam kegunaan selain dapat dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan lain- lainnya, pohon ini memiliki manfaat lain sebagai makanan buah, biji, daun, atau kulitnya, pakan ternak bahkan dapat dijadikan obat-obatan. Penanaman campuran antara tanaman tanaman kehutanan dengan tanaman jenis lainnya yang berumur pendek dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup petani sambil menunggu dan memelihara tanaman berkayu yang umumnya dipanen setelah 5-6 tahun. Jenis tanaman pertanian yang berada pada hutan rakyat Desa Cikalong dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Jenis tanaman pertanian penyusun hutan rakyat Desa Cikalong No Nama Jenis Nama ilmiah 1 Kelapa Cocos nucifera 2 Pisang Musa paradisica 3 Pepaya Carica papaya 4 Salak Salacca zalacca 5 Jambu Eugenia aquea 6 Sawo Zapota sp 7 Mangga Mangifera indica 8 Cengkeh Syzygium aromaticum Sumber: Data primer 2010

5.2.3.5 Pola Tanam

Hutan rakyat Desa Cikalong termasuk ke dalam tegakan hutan buatan atau tanaman. Hutan buatan atau hutan tanaman pada umumnya merupakan tegakan murni, monokultur serta terdiri atas satu jenis pohon utama dan berumur sama karena ditanam pada waktu yang bersamaan Kadri dkk 1992 dalam Indriyanto 2008. Akan tetapi, hutan tanaman dapat juga dibangun dalam bentuk hutan campuran, mengingat berbagai pertimbangan bahwa jika suatu areal hutan ditinjau dari berbagai segi baik segi ekologi maupun segi ekonomi tidak menguntungkan untuk dibangun hutan murni, maka hutan campuran menjadi alternatif pilihannya Indriyanto 2008. Pola tanam hutan rakyat yang terdapat di Desa Cikalong dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu monokultur dan agroforestri. Pola monokultur hanya menanam satu jenis pohon dalam suatu hamparan lahan sedangkan pola agroforestry campuran dilakukan dengan mengkombinasikan antara tanaman kehutanan jangka panjang dengan tanaman pertanian jangka pendek dalam suatu hamparan lahan. Petani hutan rakyat sebagian besar menerapkan pola tanam agroforestry, sisanya menerapkan pola tanam monokultur jenis sengon. Pola tanam agroforestry yang terdapat di Desa Cikalong mengkombinasikan tanaman kehutanan jenis sengon dengan tanaman pertanian seperti jenis singkong, pisang, pepaya, nanas, dan kelapa. Gambar 10 Presentase petani hutan rakyat Desa Cikalong berdasarkan pola tanam. Jenis tanaman sengon dipilih karena jenis ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, mudah dalam pemasaran, dan cepat tumbuh sehingga waktu penebangan tidak terlalu lama, sedangkan tanaman pertanian yang paling banyak dipilih antara lain singkong, pisang, dan kelapa karena jenis tersebut mudah tumbuh pada kondisi tanah yang kering, tidak terlalu banyak menuntut perawatan, dan mudah dalam pemasarannya. Menurut Awang 2001, pola monokultur memiliki beberapa kekurangan, yaitu diantaranya tegakan rentan terhadap gangguan hama dan penyakit, fungsi perlindungan terhadap lingkungan berkurang, dan tidak dapat memaksimumkan produktivitas kawasan hutan karena sistem pengelolaan seragam. Bila dibandingkan antara pola monokultur dan pola agroforestri, jelas bahwa pola agroforestri memiliki keuntungan lebih dibanding dengan pola monokultur 8,99 agroforestri 91,11 monokultur. Beberapa keuntungannya yaitu tegakan lebih tahan terhadap gangguan hama dan penyakit, dapat menikmati hasil lahan dalam waktu dekat yang diperoleh dengan memanen jenis tanaman pertanian atau perkebunan dimana buahnya dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga tidak perlu hanya menunggu kayu siap panen. Gambar 11 Gambaran Pola tanam di Desa Cikalong. Ket: A Pola monokultur; B Pola agroforestri.

5.2.4 Pola Pengelolaan