Gambar 6 Kurva potensi tegakan sengon per hektar berdasarkan kelas diameter di Desa Cikalong.
Kurva potensi tegakan Gambar 6 menerangkan bahwa potensi tegakan sengon volume rata-rata per hektar relatif sama yang ditunjukkan dengan kurva
mendatar mulai pada kelas diameter 10-19 cm sampai dengan 30-39 cm, kemudian mengalami peningkatan sampai kelas diameter 40-49 cm selanjutnya
menurun sampai dengan 50-59 cm. Peningkatan volume pada kelas diameter 30 – 39 cm ke 40 – 49 cm
menunjukkan bahwa tegakan sengon mengalami pertambahan volume sejalan dengan pertambahan diameter, sedangkan setelah itu mengalami penurunan yang
disebabkan oleh petani banyak melakukan penebangan pada kelas diameter 40 – 49 cm. Berdasarkan hasil wawancara petani, diperkirakan diameter 40 – 49 cm
memiliki umur 6 – 7 tahun yang merupakan umur standar penebangan. Akan tetapi ditemukan satu pohon sengon pada lahan seorang petani yang berdiameter
77,10 cm yang diduga berumur 9 – 10 tahun. Dari penuturan petani pemilik lahan tersebut, pemilik lahan belum membutuhkan uang sehingga pohon sengon
dibiarkan tumbuh sampai umur tersebut.
5.1.2.3 Potensi Sengon pohonha berdasarkan Pola Sebaran Diameter
Jika dilihat dari jumlah pohon per hektar, secara umum Desa Cikalong memiliki jumlah rata-rata pohon sengon per hektar sebesar 100 pohonha.
Suharjito 2000 mengemukakan bahwa berdasarkan hasil penelitian di Banjarnegara hanya sekitar 20 sampai 80 pohon sengon per hektar. Beberapa
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
40,00 45,00
10-19 20-29
30-39 40-49
≥ 50
V o
lu m
e r
a ta
-r a
ta p
e r
h e
k ta
r
m 3
h a
Kelas diameter cm
faktor telah mendorong budidaya hutan rakyat di Jawa diantaranya faktor ekologis, ekonomis, dan budaya. Hutan rakyat di Jawa umumnya dibudidayakan
bukan menjadi pilihan utama bagi masyarakat, pilihan utama adalah tanaman yang cepat menghasilkan.
Tabel 9 Potensi tegakan sengon pohonha berdasarkan kelas diameter cm
Dusun Jumlah pohon per hektar berdasarkan kelas diameter cm
10-19 20-29
30-39 40-49
≥ 50
Cilutung 46
36 10
Desakolot 131
38 13
30 Borosole
149 17
10 Cikalong
79 34
25 15
Pangapekan 46
20 10
30 10
Sindanghurip 107
38 10
Cisodong 111
43 10
Cikaret 97
33 10
10 Cipondoh
81 10
Desa Cikalong 94
30 12
21 10
Sumber: Hasil pengolahan data primer tahun 2010
Ket: tidak ada pohon
Jumlah rata-rata pohon sengon per hektar dilihat berdasarkan kelas diameter diketahui bahwa paling banyak berada pada Dusun Borosole 149 pohonha yang
didominasi oleh pohon kecil yang berdiameter 10 – 19 cm. Dusun yang memiliki ketersebaran pohon merata pada hampir di setiap kelas diameter adalah Dusun
Pangapekan. Sedangkan pada Dusun Cipondoh ketersebaran diameter paling sedikit, kebanyakan pohon berada hanya pada kelas diameter 10 – 19 cm dan 20 –
29 cm. Hal ini dikarenakan oleh pada Dusun Cipondoh, pohon-pohon berdiameter ≥ 30 cm sudah ditebang oleh pemilik lahan.
Gambar 7 Kurva potensi tegakan sengon pohonha berdasarkan kelas diameter.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
10-19 20-29
30-39 40-49
≥ 50
R a
ta -r
a ta
j u
m la
h p
o h
o n
p e
r
h e
k ta
r p
o h
o n
h a
Kelas Diameter cm
Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa struktur tegakan di hutan rakyat Desa Cikalong termasuk kedalam tegakan hutan tidak seumur, berbentuk kurva J
terbalik yang menunjukkan sebaran normal dari tegakan hutan tidak seumur. Indriyanto 2008 mengklasifikasikan tegakan hutan berdasarkan komposisi kelas
umur menjadi dua bagian yaitu tegakan hutan seumur dan tegakan hutan tidak seumur. Tegakan seumur merupakan tegakan yang berisi pepohonan yang
berumur lebih kurang sama. Akan tetapi, mungkin komponen tegakan secara keseluruhan berbeda umur atau dapat juga diartikan bahwa tegakan seumur
merupakan tegakan yang semua pohonnya ditanam pada tahun yang sama atau ditanam pada waktu bersamaan. Tegakan hutan tidak seumur merupakan tegakan
yang berisi pepohonan dengan umur berbeda. Kondisi tegakan pada saat ini seperti yang terlihat pada Gambar 7, masih
didominasi oleh pohon berdiameter kecil atau bahkan masih dalam bentuk tiang. Perbandingan antara jumlah rata-rata batang pohon dan tiang per hektar disajikan
pada Gambar 8.
Gambar 8 Jumlah rata-rata batang per hektar. Berdasarkan Gambar 8, diketahui bahwa jumlah batang tiang lebih banyak
dibandingkan dengan pohon. Hal ini mengandung arti bahwa sengon di Desa Cikalong mayoritas belum layak tebang. Banyaknya jumlah tiang dibandingkan
dengan pohon diharapkan dapat menjamin kelangsungan hutan rakyat apabila pohon ditebang.
62 156
161 126
60 128
125 127
81 248
398
197 274
234 219
148 205
134 50
100 150
200 250
300 350
400 450
J u
m la
h r
a ta
-r a
ta b
a ta
n g
p e
r h
e k
ta r
Dusun
pohon tiang
5.2 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat 5.2.1 Sejarah