Substrat Dasar Perairan Dangkal

25

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Substrat Dasar Perairan Dangkal

Pengolahan citra untuk mendapatkan penampakan substrat dasar perairan maka dilakukan transformasi citra dengan pendekatan “Standard Exponential Attenuation Model”. Dilakukan ekstrak nilai digital band 1 dan band 2 dari citra Landsat 7 ETM+ sehingga didapatkan nilai koefisien attenuasi perairan kikj yaitu 2,357859718 contoh perhitungan pada Lampiran 1. Setelah didapat nilai koefisien attenuasi perairan kikj maka persamaan algoritmanya yaitu Y= ln Band 1 – 2,357859718ln Band 2 . Dari hasil transformasi citra maka didapatkan perbedaan penampakan pada citra antara karang hidup, karang mati, lamunmakro alga, dan pasir. Karang hidup berwarna cyan, karang mati berwarna merah, lamunmakro alga berwarna merah menuju kuning bercak coklat, dan pasir berwarna kuning. Substrat dasar perairan di Taman Nasional Karimunjawa lebih didominasi oleh pasir kemudian karang hidup, lamunmakro alga, dan karang mati. Luas masing-masing substrat dasar perairan dapat dilihat pada Tabel 2. Umumnya substrat dasar yang mengelilingi pulau-pulau di Taman Nasional Karimunjawa dimulai dengan substrat pasir, lamunmakro alga, karang mati, dan karang hidup Lampiran 2. Klasifikasi substrat dasar perairan dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 2. Luas substrat dasar perairan Kepulauan Karimunjawa Substrat dasar Luas m 2 Luas ha Karang hidup 16282380 1628,23 Karang mati 13631442 1363,14 Lamun makro alga 15812335 1581,23 Pasir 34707346 3470,73 26 Gambar 8. Kesesuaian berdasarkan substrat dasar perairan pada zona budidaya Taman Nasional Karimunjawa Substrat dasar perairan pada zona budidaya lebih didominasi oleh substrat dasar pasir, lamunmakro alga, dan karang mati, hanya sedikit karang hidup. Substrat dasar karang hidup dominan berada diluar zona budidaya, kondisi seperti ini menunjukan hasil yang baik karena kegiatan budidaya rumput laut dapat dimaksimalkan pada zona budidaya tanpa mengganggu karang hidup yang ada di Taman Nasional Karimunjawa. Persentase substrat dasar perairan pada zona budidaya dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Komposisi substrat dasar perairan pada zona budidaya Hasil ini pun tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya DKP, 2005 dimana substrat dasar perairan di masing-masing pulau didominasi oleh substrat dasar pasir, persentase substrat dasar perairan di masing-masing pulau tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3. Dasar perairan berupa berupa karang, pecahan karang, dan pasir kasar, dipandang baik untuk budidaya rumput laut, kondisi seperti ini menunjukan adanya pergerakan air yang baik Anggadiredja et al., 2006; DKP, 2006. Sedangkan substrat dasar lumpur akan mengganggu pertumbuhan rumput laut, karena partikel lumpur lebih mudah teraduk di kolom perairan dan akan menutupi rumpun rumput laut Sulistijo, 2002. Tabel 3. Persentase substrat dasar perairan P. Kemujan, P. Karimunjawa, P. Menjangan Besar dan Kecil, dan P. Nyamuk. Jenis Substrat Persentase substrat dasar perairan Kemujan Karimunjawa Menjangan Besar Menjangan Kecil Nyamuk karang hidup 15 5 10 10 15 karang mati 20 20 15 15 10 makro alga 15 5 10 10 10 pasir 50 70 65 65 65 Sumber : DKP, 2005

4.2 Arus