Gambar 7. Diagram alir penelitian Tahap awal yaitu data sekunder arus, salinitas, suhu permukaan laut,
kecerahan, dan batimetri digabungkan dengan data hasil penajaman citra Landsat substrat dasar perairan dan keterlindungan lokasi. Tahap kedua yang dilakukan
yaitu membuat kriteria kesesuaian budidaya rumput laut yang mengacu pada studi pustaka dan dikonsultasikan pada pakar yang kompeten dibidang perikanan.
Selanjutnya pembuatan peta tematik dari setiap parameter berdasarkan kriteria kesesuaian. Kemudian menumpang susunkan setiap parameter masing-masing
bulan dan dianalisis secara SIG dengan metode scoring, maka didapatkan hasil kesesuaian budidaya rumput laut pada periode bulan April - Mei.
3.4.1 Penajaman Citra untuk Substrat Perairan Dangkal
Pengolahan citra Landsat untuk pemetaan substrat dasar perairan dangkal dilakukan penajaman citra dengan pendekatan standard exponential attenuation
model. Metode ini efektif untuk membangun peta tematik terumbu karang dengan menghasilkan “depth invariant index” atau karakteristik dasar perairan Green et
Penajaman citra 1. Substrat dasar
perairan 2. Keterlindungan
lokasi 1. Arus April Mei
2. Salinitas April Mei 3. Suhu April Mei
4. Kecerahan 5. Batimetri
Pembuatan peta tematik
Daerah kesesuaian budidaya rumput laut
Tumpang susun Overlay Analisis SIG scoring
Studi Pustaka
Konsultasi Pakar
Kriteria Kesesuaian Data Sekunder
Citra Satelit
al., 2000. Algoritma ini menggunakan band 1 dan band 2 dari citra Landsat, persamaan sebagai berikut.
Y = ln Band
1
- k
i
k
j
ln Band
2
............................................................ 1 Keterangan :
Y = informasi dasar perairan k
i
k
j
= rasio koefisien band 1 dan band 2 Dimana :
k
i
k
j
= a + √ a
2
+ 1, dan a = var TM
1
– var TM
2
2cov TM
1
TM
2
3.4.2 Pengolahan Data Kesesuaian Lahan
Dari hasil pengolahan citra awal dan pengumpulan basis data maka kita perlu melakukan penentuan matriks kesesuaian lokasi budidaya, pembobotan
setiap parameter didasarkan pada dominasi pengaruh parameter dalam penentuan kesesuaian wilayah untuk budidaya tersebut. Pemberian skor dilakukan untuk
menilai faktor pembatas pada setiap parameter. Dalam melakukan analisis spasial ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan yaitu penyusunan basis data spasial dan teknik tumpang susun : a Penyusunan basis data
Penyusunan basis data spasial dimaksudkan untuk membuat peta tematik secara digital yang dimulai dengan peta dasar, pengumpulan data kompilasi data
sampai tahap overlaying. Pada penelitian ini jenis data yang dipakai adalah data yang berkaitan dengan budidaya rumput laut seperti salinitas, arus, kecerahan,
kedalaman, substrat perairan, keterlindungan, dan suhu permukaan laut. Berdasarkan data-data tersebut akan dibuat kontur pada masing-masing kriteria
dengan bantuan Extention Gird Contur sehingga terbentuk kontur, selanjutnya kontur tersebut di convert to polygon yang menghasilkan tema itu sendiri. Hasil
dari poligon atau coverage layer ini yang digunakan untuk proses overlay. b Proses Tumpang Susun overlay
Sebelum proses tumpang susun dilakukan, setiap tema dinilai tingkat pengaruhnya terhadap penentu kesesuaian lahan. Pemberian nilai pada masing-
masing tema ini menggunakan pembobotan weighting. Setiap tema dibagi dalam beberapa kelas yang disesuaikan dengan kondisi daerah penelitian diberi skor
sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai. Setiap kelas akan memperoleh nilai akhir yang merupakan hasil dari penjumlahan skor dari semua parameter.
3.5 Pembobotan Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut