100
Namun, hasil dari pengujian tidak mendukung pernyataan tersebut. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pengaruh proporsi komisaris
independen terhadap environmental disclosure tidak dapat dibuktikan. Hal ini
menunjukan bahwa
proporsi komisaris
independen tidak
mempengaruhi environmental disclosure. Hal tersebut dapat terjadi karena ketidak idealan proporsi Komisaris
Independen dan terlambatnya pengeluaran peraturan yang mewajibkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Secara statistik deskriptif, rata-rata
proporsi Komisaris Independen hanya 0,4187. Walaupun diatas standar minimal ketentuan BAPEPAM, tetapi proporsi ini belum dapat dikatakan
ideal. Peran penting dari Komisaris Independen, sebaiknya menjadikan proporsi diatas 50. Hal ini akan menunjukan proporsi ideal dalam
Dewan Komisaris. Selain itu, peraturan perundang-undangan yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkun gan baru diatur tahun 2012 dengan PP No 47 tentang “Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan”Pratama dan Rahardja, 2013.
4. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Environmental Disclosure.
Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H4 diterima apabila koefisien ukuran komite audit berpengaruh terhadap variabel
environmental disclosure, dimana tingkat signifikansi berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat
signifikansi ukuran komite audit berada di atas 0,05, yaitu sebesar 0,536, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H4 ditolak.
101
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Rahardja 2013 yang menyatakan bahwa ukuran komite
audit tidak berpengaruh terhadap praktik environmental disclosure yang dilakukan perusahaan. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Purwanto 2013 yang mengungkapkan bahwa environmental disclosure dipengaruhi oleh
proporsi dewan komisaris independen. Secara teoritis dengan adanya komite audit, pengawasan manajemen
menjadi lebih baik. Sehingga shareholder sebagai prinsipal dalam hal ini diwakili oleh dewan komisaris akan lebih mudah dalam mengkontrol
manajemen. Oleh karena itu, biaya agensi yang ditimbulkan oleh adanya moral hazard akan lebih diminimalkan Nugroho dan Purwanto, 2013.
Namun, hasil dari pengujian tidak mendukung pernyataan tersebut. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa pengaruh ukuran komite audit
terhadap environmental tidak dapat dibuktikan. Hasil pengujian tersebut menunjukan
bahwa ukuran
komite audit
tidak mempengaruhi
environmental disclosure. Hal ini disebabkan karena peraturan perundang- undangan yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan baru diatur tahun 2012 dengan PP No 47 tentang “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. Sehingga pada tahun-
tahun sebelum terbitnya peraturan tersebut perusahaan tidak memfokuskan pada pengungkapan lingkungan ini. Komite Audit sebagai bagian dari
102
pengawas perusahaan juga tidak akan fokus dalam hal ini Pratama dan Rahardja, 2013.
5. Pengaruh Size terhadap Environmental Disclosure.