16
Selain itu, teori agensi juga menjelaskan mengenai masalah asimetri informasi information asymmetric. Manajer sebagai pengelola perusahaan
mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik
pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Namun, informasi yang
disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Adanya asimetri informasi antara manajemen dengan pemilik memberikan
kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis guna memaksimalkan keuntungan pribadi Ujiyantho dan Pramuka, 2007.
2. Teori Legitimasi Legitimacy Theory
Ghozali dan Chariri 2007 mengungkapkan definisi teori legitimasi sebagai suatu kondisi atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai
perusahaan sejalan dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaan merupakan bagiannya. Dalam teori legitimasi suatu
perusahaan akan berusaha secara terus-menerus untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan norma yang ada dalam
masyarakat maupun aturan yang berlaku. Proses untuk mendapatkan legitimasi berkaitan dengan berbagai pihak dalam masyarakat. Legitimasi
dapat dikatakan sebagai pengakuan perusahaan oleh masyarakat. Pengakuan perusahaan oleh masyarakat merupakan hal yang paling penting karena
dengan begitu keberlangsungan hidup perusahaan akan terus berlanjut.
17
Legitimasi merupakan sebuah pengakuan akan legalitas sesuatu. Suatu legitimasi organisasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial
bagi perusahaan untuk bertahan hidup Dowling dan Preffer, 1975, dalam Ghozali dan Chariri, 2007. Dengan demikian legitimasi organisasi dapat
dipandang sebagai sesuatu yang diberikan oleh masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari
masyarakat. Menurut Yulfaidah dan Zulaika 2012, teori legitimasi legitimacy
theory menyatakan bahwa hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial dan reaksi terhadap
batasan tersebut
mendorong pentingnya
analisis perilaku
dengan memperhatikan lingkungan. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk
meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Teori Legitimasi menjelaskan bahwa organisasi secara kontinu akan
beroperasi sesuai dengan batas-batas dan nilai yang diterima oleh masyarakat di sekitar perusahaan dalam usaha untuk mendapatkan legitimasi. Proses
untuk mendapatkan legitimasi berkaitan dengan kontrak sosial antara yang dibuat oleh perusahaan dengan berbagai pihak dalam masyarakat. Kinerja
perusahaan tidak hanya diukur dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, tetapi ukuran kinerja lainnya yang berkaitan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan. Untuk mendapatkan legitimasi perusahaan memiliki insentif untuk melakukan kegiatan sosial yang diharapkan oleh masyarakat di sekitar
kegiatan operasional perusahaan Harsanti, 2011.
18
3. Teori Stakeholder