Konseptualisasi Berita TINJAUAN TEORITIS

28 c. Kategori Berita Kategori dipakai untuk membedakan jenis ini berita dan subjek peristiwa tersebut memenuhi kriteria nilai berita. d. Ideologi Profesional Berita Sikap yang digunakan wartawan dalam menyajikan sebuah berita. e. Objektivitas Dalam produksi berita digambarkan sebagai tidak mencampuradukan antara fakta dan opini. Objektivitas merupakan standar profesional yang berhubungan dengan jaminan bahwa apa yang disajikan adalah suatu kebenaran. Menurut Michael Bugeja Objectivity is seeing the world as it is not how you wish if were. objectivitas adalah meliha dunia seperti apa adanya,bukan bagaimana yang anda harapkan semestinya 2. Nilai Berita Setiap hari ada jutaan peristiwa yang terjadi, dan jutaan peristiwa itu semuaya petensial dibentuk menjadi berita. Kenapa hanya peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu saja yang layak dan bisa disebut Berita. Berita bersal dari peristiwa yang dianggap memiliki nilai-nilai berita adalah produk dari konstruksi media. Untuk melihat pembagian kontruksi berita oleh media lihat pada tabel berikut ini. 29 Tabel 2.1 Nilai-nilai Berita Promenience Nilai berita yang diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti pentingnya. Peristiwa yang diberitakan hanya kejadian-kejadian penting. Seperti presiden atau jatuhnya pesawat terbang yang menewaskan seluruh penumpang. Human Interest Peristiwa baru bisa disebut sebagai berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan menguras emosi khalayak seperti bencana Tsunami di Aceh, dll Conflictcontriversy Peristiwa baru dianggap suatu berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung konflik atau kontroversi. Unusual Peristiwa yang jarang atau tidak biasa Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan, baik fisikemosional. Sumber : Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta; LkiS, 2002 Daftar tabel di atas hanya ingin menunjukkan bagaimana peristiwa yang segitu banyak setiap hari,yang terjadi hampir setiap saat, diseleksi. Nilai berita merupakan konstruksi sosial. Ia menentukan apa yang layak 30 dan apa yang bisa di sebut berita. Jika mengacu pada nilai berita maka peristiwa yang negatif,konflik,kontroversi,jarang terjadi,penting,dan semakin berkaitan peristiwa tersebut dengan khalayak maka semakin dapat dianggap sebagai berikut. 3. Kategori dan Jenis Berita Proses kerja dan produksi berita adalah konrtuksi. Kenapa sebuah peristiwa dapat dibilang sebagai berita sementara peristiwa yang lain tidak,ini adalah sebuah kontruksi. Sebagai sebuah kontruksi ia menentukan mana yang dianggap berita mana yang tidak, mana yang penting dan yang tidak penting. Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang disebut kategori berita. Secara umum, seperti dicatat Gaye Tuchman, wartawan memakai lima kategori berita: hard news, soft news, spot news,developing news, dan continuing news. Kategori tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek peristiwa yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a. Hard news, berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualitas. Semakin cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dan kategori berita ini adalah dari sudut kecepatannya diberitakan. Peristiwa yang masuk dalam kategori hard news ini bisa peristiwa yang direncanakan, bisa juga peristiwa yang tidak direncanakan. 31 b. Soft news. Kategori berita ini berhubungan dengan kisah manusiawi human insert. Jika dalam hard news, peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang terjadi saat itu dan dibatasi oleh waktu, maka soft news tidak. Ia bisa diberitakan kapan saja karena yang menjadi ukurannya adalah apakah informasi yang disajikan kepada khalayak tersebut menyentuh emosi dan perasaan khalayak. c. Spot news adalah sub klarifikasi dari berita yang berkategori hard news. Dalam spot news, peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan. Peristiwa kebakaran, pembunuhan, kecelakaan, gempa bumi adalah jenis-jenis peristiwa yang tidak bisa di predesikan. d. Developing news adalah sub klarifikasi dari hard news. Baik spot news maupun developing news umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga. Tetapi dalam developing news dimasukan elemen lain, peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian berita yang akan diteruskan keesokan atau dalam berita selanjutnya. e. Continuing news adalah sub klarifikasi lain dari hard news. Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa di predisikan dan direncanakan. Sedangkan jenis berita diketahui terdapat lima jenis, yaitu straight news, Deep news, Investigation news, Interpretative news dan opinion news. Kelima jenis berita tersebut akan dijelaskan pada table dibawah ini: 32 Table 2.2 Jenis – Jenis Berita Straight news Berita yang langsung pada sasaran secara singkat dan lugas. Diberitakan dengan tanpa mencampurbaurkan opini penulis, disiarkan secara cepat biasanya menjadi berita utama. Deep News Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan Investigation news Berita yang dihasilkan lewat sebuah proses penyelidikan atau investigasi yang biasanya diangkat dari kasus penting yang diketahui oleh masyarakat luas. Serta berdasarkan penelitian dari berbagai sumber. Interpretative News Berita yang dikembangkandari dari pendapat wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan. Opinion News Berita mengenai pendapat seseorang,biasanya pendapat pakar cendekiawan mengenai suatu hal 33

C. Pengertian efek dan Fungsi Media Massa

Istilah media massa bisa berarti perantara,media berasal dari bahasa yunani, yakni media. Adapun pengertian semantiknya yaitu “ segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alatalat untuk mencapai suatu tujuan. Media massa mass media adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa.. media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-Rom, komputer, Tv, radio dan sebagainya. Menurut “Kurt Lang dan Gladys Engel Lang, media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang hendaknya dipertimbangkan,diketahui dan dirasakan induvidu- induvidu dalam masyarakat 1. Efek Media Massa Menurut M Chaffe, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap,perasaan dan perilaku komunikasikannya. Dari persyaratan tersebut dapat diperjelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, efek efektif dan efek konatif behavioral. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Efek Kognitif Adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang sifatnya informatifbagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan di bahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari 34 informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif Tujuan dari media massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat juga merasakan perasaan iba,terharu,sedih,gembira dan sebagainya. c. Efek KonatifBehavioral Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku,tindakan atau kegiatan 2. Fungsi Media Massa Ada banyak pendapat yang menjelaskan apa fungsi media massa. Definisi fungsi media massa mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Walaupun satu pendapat dengan pendapat yang lain berbeda tapi mempunyai titik tekan yang sama. Menurut Elvinaro, media massa berfungsi sebagai pemberi informasi, sarana edukasi,pengawas,pewarisan nilai-nilai, hiburan dan persuatif. Dari keenam fungsi media massa yang menonjol adalah berfungsisebagaiinformasi. Kemudian Dominic menambahkan bahwa media massa juga bisa berfungsi sebagai pengawas dan penafsiran. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan fungsi dari media massa. Menurut jay Black dan Federisik C, Whitney1988 fungsi dari media massa antara lain: 35 a. To inform menginformasikan b. To entertaint memberi hiburan c. To persuade membujuk, dan d. Transmission of the culture transmiss melayu Fungsi media massa menurut H.R.G Radityo Gambiro adalah “Pers sebagai media massa,berfungsi sebagai pemberi informasi,penyalur aspirasi rakyat dan sebagai mitra yang kritis bagi pemerintah”. 3. Media Online Internet adalah jaringan dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Manfaat sistem komunikasi yang berjejaringan ini dengan cepat ditangkap oleh peneliti dan pendidik secara umum. Internet kemudian menjadi suatu fenomena baru, dengan internet semua orang dibelahan dunia maupun dapat berkomunikasi dengan cepat dan mudah.

D. Analisis Framing

1. Konsep Framing

Pada dasarnya framing merupakan pengembangan dari analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Gagasan mengenai framing, framing pertama kali dilontarkan oleh beterson tahun 1995. Mulanya, bingkai dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan katagori-katagori standar untuk 36 mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan bingkai sebagai kepingan- kepingan prilaku strips of behavior yang membimbing individu dalam membaca realitas. 20 Dalam pandangan komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai presektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana prespektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau prespektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang di ambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. 21 Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita media atas peristiwa. Peristiwa yang diliout sama akan tetapi berita yang ditampilkan berbeda-beda. Perbedaan itu terjadi karena peristiwa tersebut dipahami dan dikonstruksi secara berbeda oleh media. Ada dua esensi utama dari framing, pertama bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang akan diliput dan bagian mana 20 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006,h. 162, Cet.IV . 21 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006,h. 162, Cet.IV.

Dokumen yang terkait

Politisasi media televisi di Indonesia: studi pemberitaan tvOne terhadap Pilpres 2014)

4 19 113

Analisis framing pemberitaan konflik internal partai persatuan pembangunan dalam menentukan koalisi pada pemilu 2014 oleh harian online republika.com

1 4 132

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Tolikara Pada Harian Kompas Dan Republika

4 29 207

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN FILM INNOCENCE OF MUSLIMS PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS

0 3 234

ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 12

PENDAHULUAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 28

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 2 11

KESIMPULAN DAN SARAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 5 129

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Israel - Palestina dalam Harian Kompas dan Radar Sulteng

0 0 15

Framing Pemberitaan Citra Politik Capres 2014 Di Harian Solopos

0 0 9