36
mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan bingkai sebagai kepingan-
kepingan prilaku strips of behavior yang membimbing individu dalam membaca realitas.
20
Dalam pandangan komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta.
Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih
diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai presektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana prespektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau prespektif itu
pada akhirnya menentukan fakta apa yang di ambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita
tersebut.
21
Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita media atas peristiwa. Peristiwa yang diliout sama akan tetapi berita yang
ditampilkan berbeda-beda. Perbedaan itu terjadi karena peristiwa tersebut dipahami dan dikonstruksi secara berbeda oleh media. Ada dua esensi
utama dari framing, pertama bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang akan diliput dan bagian mana
20
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006,h. 162, Cet.IV .
21
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006,h. 162, Cet.IV.
37
yang tidak ingin diliput. Kedua bagaimana fakta ditulis. Aspek ini berhubungan dengan penggunaan kata, kalimat, dan gamabar untuk
mendukung atau memperkuat gagasan.
2. Efek Framing
Ada beberapa efek yang ditimbulkan darri framing analisis, diantaranya adalah:
22
a. Adanya realitas yang kompleks, penuh dimensi dan tidak berarturan
disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan dan
memenuhi logika tertentu. b.
Menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek lain. Wartawan mengarahkan berita pada aspek tertentu, akibatnya ada aspek lain yang
tidak mendapat perhatian yang memadai. c.
menampilkan sisi tertentu dan melupakan sisi lain. Dalam membuat berita, wartawan hanya melihat dari satu sisi saja, sehingga sisi lain
yang mungkin penting dari suatu berita tidak mendapatkan liputan yang memadai.
d. Menampilkan actor tertentu dan menyembunyikan actor lain.
Wartawan hanya memfokuskan berita pada aktor tertentu dan menyebabkan aktor lain yang mungkin relevan dan penting dalam
pemberitaan menjadi tersembunyi.
22
Erianto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, Dan Politik Media, Pengantar Dr Deddy Mulyana, M.A Yogyakarta: PT Lkis Plangi Aksara, 2005, h. 166
38
e. Mobilisasi massa yang berkaitan dengan opini public yang dibentuk
oleh wartawan, bagaimana isu dikemas, bagaimana peristiwa dipahami dan bagaimana kejadian dimaknai.
f. Mengiring khalayak pada ingatan tertentu. Menurut W.Lance Bennet
dan Regina G.Lawrence berkaitan dengan news icon yakni simbol dan citra yang timbul dari peristiwa yang diberitakian oleh media dan
tertanam kuat dalam benak publik.
3. Framing Zhongdang Pan Gerald M.Kosicki
Menurut Pan dan Kosicki framing adalah proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih dari pada yang lain
sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai bingkai yang
berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Bingkai merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita ke dalam teks
secara keseluruhan. Bingkai berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda
yang memunculkan dalam teks. Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki mengoprasionalkan empat dimensi struktual teks berita sebagai perangkat
framing. Keempat dimensi struktual tersebut membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantic narasi berita dalam suatu
koherensi global.
23
Keempat struktur itu adalah :
23
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 175