Faktor Penghalang Hadhanah PENGASUHAN ANAK HADHANAH MENURUT HUKUM ISLAM

dari orang tua untuk mampu mengendalikan dirinya dari penguasaan anak, karena bagi seseorang yang berhak melakukan hadhanah sama sekali tidak menggambarkan anak hanya menjadi miliknya yaitu dari masing-masing orang tua melainkan hak hadhanah itu milik bersama kedua orang tua, yang merupakan kewajiban untuk memelihara serta mendidik anak-anaknya yang kemudian mengantarkan anak ke masa depan yang cemerlang. 97

F. Faktor Penghalang Hadhanah

Faktor yang dapat menghalangi hadhanah terdapat berbagai macam yang dapat mengugurkan hak asuh pada anak. Meskipun pengasuhan anak merupakan hak seorang ibu, namun terkadang ia tidak bisa mendapatkan hak pengasuhannya disebabkan ada beberapa faktor yang dapat menghalangi haknya. Diantaranya sebagai berikut: 98 a. Hak seorang hadhinah gugur jika ia seorang budak Maksudnya orang yang sebagai pengasuh anak berstatus sebagai budak, karena hadhanah merupakan salah satu jenis tanggung jawab. Dan seorang budak tidak mempunyai hak perwalian, disebabkan ia akan disibukkan dengan pelayanan terhadap majikannya dan segala ia lakukan terbatasi haknya. b. Perginya hadhin ke tempat yang jauh 97 Ibid., h. 202 98 TK Islam Mutiara Sunnah, “Hak Pengasuhan Anak Dalam Islam Bagian 1, artikel diakses pada 26 Maret 2015 dari https:tkmutiarasunnah.wordpress,com20080619hak- pengasuhan-anak-dalm-islam Perginya hadhin ke tempat yang jauh dengan menempuh jarak lebih dari 133 km. Menurut pendapat ulama Malikiyyah, jika jarak yang ditempuh lebih dari itu maka seorang berhak mengambil anak tersebut dari hadhinah dan gugurlah hak asuh anaknya, kecuali ia membawa anak itu dalam perjalanan. Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa hak pengasuh dapat dianggap gugur jika hadhinah yang berstatus janda pergi ketempat jauh, dan ayahnya tidak dapat mengasuhnya. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyyah, hak seorang pengasuh menjadi gugur jika ia pergi ketempat yang membahayakan atau pergi dengan niat untuk pindah baik jarak dekat maupun jauh. Ulama Hanabilah mengatakan bahwa hak asuh gugur jika orang yang mengurus berpergian jauh dengan menempuh jarak yang dibolehkan qashar. 99 c. Seorang hadhin mengidap penyakit yang membahayakan Hak seorang hadhin gugur jika ia memiliki penyakit yang membahayakan, seperti gila, lepra, dan kusta. d. Seorang hadhin fasiq atau pengetahuan agamanya kurang Seorang yang fasiq atau berpengetahuan kurang, ia tidak dapat dipercaya untuk mengurus anak karena tidak tercapainya kemaslahatan anak dalam asuhannya. 100 Karena yang ditakutkan akan mengerjakan maksiat sehingga keluar dari kataatan kepada Allah, dan akan 99 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 10, h. 70 100 Ibid., h. 70-71 berpengaruh negatif pada diri anak yang tentunya berdampak pada pendidikan anak. 101 e. Seorang hadhin kafir Bahwa seorang kafir tidak boleh diserahi hak mengasuh anak yang beragama Islam. Karena kondisi orang kafir lebih buruk dari orang fasiq dan bahaya yang muncul akan lebih besar, ditakutkan anak mengikuti perbuatannya dan mengeluarkannya dari Islam melalui penanaman agamanya. Oleh karena itu orang tua wajib mendahulukan pertimbangan agama sebagai pengasuh anak daripada pertimbangan ekonomi dan lain-lain. Alasannya bahwa lingkungan, pendidikan dan pembinaan akhlak wajib diperhatikan demi pembentukan lingkungan akhlak yang baik, sebagaimana dinyatakan dalam Al- Qur’an surat At- Taubah ayat 24: 102 “Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara- saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan- Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang- orang fasik.” QS. At-Taubah: 24 f. Hak seorang hadhinah gugur jika ia sudah menikah lagi 101 TK Islam Mutiara Sunnah, “Hak Pengasuhan Anak Dalam Islam Bagian 1, artikel diakses pada 26 Maret 2015 dari https:tkmutiarasunnah.wordpress,com20080619hak- pengasuhan-anak-dalm-islam 102 Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet.1, h. 361 Dalam masalah pengasuan anak, apabila hadhin menikah lagi dengan laki-laki yang bukan mahram bagi anaknya maka hak asuh tersebut gugur, kecuali hadhin menikah dengan yang mahram bagi anak maka hak asuh tesebut tidak dapat gugur. 103 Demikianlah beberapa faktor yang dapat menghalangi seseorang tidak memperoleh hak asuh anak. Apabila faktor-faktor penghalang ini lenyap misalnya jika seorang budak telah merdeka seutuhnya, orang fasiq itu bertaubat dan orang kafir telah memeluk islam serta ibu telah diceraikan kembali, maka orang-orang ini akan memperoleh haknya kembali untuk mengasuh anaknya. 104 Oleh sebab itu dari kondisi yang awalnya tidak diberi kewenangan untuk mengasuh anak dengan alasan-alasan tersebut, tetapi hak asuh anak bisa lagi berpindah apabila kemaslahatan pada anak sudah dilaksanakan. Karena yang terpenting dalam hadhanah adalah memberikan kemanfaatan bagi anak itu sendiri, yang tujuannya untuk mencapai kehidupan yang berbahagia dan sejahtera dengan cara mengambil yang bermanfaat dan mencegah atau menolak yang mudharat bagi kehidupannya. 105 103 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 10, h. 71 104 TK Islam Mutiara Sunnah, “Hak Pengasuhan Anak Dalam Islam Bagian 1, artikel diakses pada 26 Maret 2015 dari https:tkmutiarasunnah.wordpress,com20080619hak- pengasuhan-anak-dalm-islam 105 Ibid., h. 62 59

BAB III PERKARA-PERKARA HADHANAH DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA TIMUR A. Perkara Hadhanah Pada Tahun 2011 Dari beberapa faktor-faktor penghalang seorang pengasuh tidak mendapatkan hak asuh anak yang penulis sampaikan pada teori di bab sebelumnya, bahwa terlihat jelas dari jumlah kasus perkara hadhanah yang masuk ke Pengadilan Agama Jakarta Timur untuk tahun 2011, baik perkara yang diterima dan diputus dengan beberapa alasannya yaitu untuk perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama Jakarta Timur untuk tahun 2011 terdapat 33 perkara dan perkara yang diputus 26 perkara. Akan tetapi penulis memfokuskan lebih meneliti alasan seorang ibu tidak mendapatkan hak asuh anak, sehingga hak tersebut berpindah kepada ayahnya yang kemudian dijelaskan dalam putusan perkara hadhanah. Pada jumlah perkara hadhanah untuk tahun 2011 disebutkan di dalam tabel.1. Dari data yang ada pada tabel.1 dapat dilihat bahwa banyaknya perkara hadhanah yang diajukan di Pengadilan Agama Jakarta Timur baik itu dari pihak ibu ataupun ayahnya. Pada tahun ini ternyata perkara yang diputus oleh hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur putusan No. 0121Pdt.G2011PAJT, bahwa hakim telah memutus hak asuh anak yang jatuh pada Tergugat ayah, disebabkan Penggugat ibu tidak bertanggung jawab sebagai istri.

Dokumen yang terkait

Jatuhnya Hak Hadhanah Kepada Orang Tua Laki-Laki Karena Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama. (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1521/Pdt.G/2011/PA.Mdn)

1 59 103

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

2 91 165

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Perceraian akibat suami riddah: analisis koperatif putusan penagdilan agama bogor perkara Nomor 49/Pdt.G/2010/PA.BGR. dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 378/Pdt.G/2009/PA.JP

0 3 62

Cerai gugat akibat suami terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Perkara Nomor 770/Pdt.G/2010

0 4 118

Hak Waris Anak Murtad (Analisis Putusan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor: 84/Pdt.P/2012/PA.JU)

1 18 0

Murtad sebagai Penghalang Hadhanah

0 14 206

BAB II KARAKTER HADHANAH PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN DARI TAHUN 2010-2012 1. Perceraian Dan Akibat Hukum Terhadap Anak a. Perceraian - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 20

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 1 32

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 2 14