Pendidik Gizi Metode dan Teknik Pendidikan Gizi

No. Materi Mata Pelajaran Sub bab 1 Konsep dasar gizi Biologi  Makanan dan kandungan zat yang ada di dalamnya  Fungsi makanan dan pentingnya ASI bagi Bayi  Pencernaan makanan 2 Hubungan gizi dan penyakit Biologi  Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan 3 Pemilihan makanan Agama  Adab makan dan minum 4 Kebiasaan makan dan gaya hidup Bimbingan Konseling  Pola hidup sehat  Menjalani pola hidup sehat Secara ekstrakurikuler, selain dilakukan pada organisasi ekstrakurikuler, seperti PMR dan PC, penyampaian materi gizi juga dilakukan dengan adanya penyuluhan secara masal. Materi kesehatan terkait gizi yang disampaikan melalui UKS berupa pengetahuan gizi dasar yang meliputi ilmu gizi, fungsi makanan, dan zat gizi. Selain itu Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS yang berisi 13 pesan dasar untuk mencapai gizi seimbang juga disampaikan. Pengenalan tanda kurang gizi, seperti pada penyakit anemia gizi besi, dan pemantauan pertumbuhan menggunakan KMS juga merupakan bagian materi pendidikan gizi melalui UKS. Kebun sekolah dan kantin sekolah juga dapat dijadikan sarana pendidikan gizi. Kantin sekolah, selain menjadi pelayanan kesehatan melalui UKS juga dapat menjadi bagian pendidikan gizi, baik untuk siswa maupun warga sekolah lainnya, seperti penjajah makanan Tim Pembina UKS 2004. Proses pendidikan yang dilakukan beragam berdasarkan pendidik, metode dan teknik, serta sarana atau alat pendidikan yang digunakan. Dengan demikian dalam penilaian keragaan penyelenggaraan pendidikan gizi menggunakan ketiga komponen belajar tersebut.

a. Pendidik Gizi

Pelaksana atau pendidik gizi dilakukan oleh berbagai pihak, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 20. Sebagian besar atau 92,3 pendidikan gizi melalui UKS dilaksanakan oleh petugas puskesmas. Depkes 1992 dalam Effendi 2001, menyebutkan bahwa pelaksana sekaligus pembina UKS adalah Puskesmas. Selain melakukan pendidikan gizi melalui UKS, dalam upayanya melakukan perbaikan gizi, puskesmas bertugas memantau gizi makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah, menggalang peran serta warga sekolah dalam membina kantin sekolah, melatih kader kesehatan remaja tentang gizi dan melakukan penilaian status gizi melalui penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala peserta didik Depkes 2007. Guru dan peer group atau pendidik sebaya juga banyak berperan sebagai pendidik gizi, masing-masing di 69,2 dan 61,5 sekolah. Tabel 20 Sebaran sekolah berdasarkan pendidik gizi di sekolah Pelaksana pendidikan gizi n Guru 9 69,2 Peer groupPC 8 61,5 Puskesmas 12 92,3 Tenaga medisparamedic 2 15,4 Organisasi kepemudaan 1 7,7 Kelompok profesi 2 15,4 Organisasi sosial lain 2 15,4

b. Metode dan Teknik Pendidikan Gizi

Metode dan teknik yang digunakan dalam pendidikan gizi, terutama secara ekstrakurikuler beragam. Metode adalah cara yang digunakan untuk mendekati atau mengatur orang yang belajar untuk keperluan pendidikan. Sedangkan teknik merupakan cara yang digunakan untuk mempertemukan orang yang akansedang belajar dengan materi pelajaran. Keduanya harus dipilih sedemikian rupa sehingga orang yang belajar memperoleh pengalaman belajar yang sebaik-baiknya. Pemilihan ini tergantung pada tujuan pendidikan, kemampuan pengajar, kemampuan orang yang belajar, besar atau luasnya sasaran, waktu dan fasilitas yang tersedia. Metode pengajaran yang dikenal diantaranya: metode per orangan, kelompok, dan masal. Adapun teknik diantaranya: ceramah, diskusi, demonstrasi, role playing dan lainnya Guhardja 1979. Tabel 21 menunjukkan berbagai teknik pendidikan gizi yang digunakan. Tabel 21 Sebaran sekolah berdasarkan teknik pendidikan gizi yang digunakan di sekolah Teknik pendidikan gizi n Ceramah melalui penyuluhan 13 100,0 Konseling gizi 6 46,2 Praktek langsung 3 23,1 Ceramah adalah teknik yang paling banyak digunakan oleh sekolah dalam menyampaikan materi pendidikan gizi. Seluruh sekolah menggunakan ceramah sebagai sarana pendidikan gizi. Penelitian Salmah 1995, tentang keefektivan permainan dan ceramah dalam pendidikan kesehatan menyimpulkan bahwa keduanya dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki. Akan tetapi ceramah lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan terjadinya perubahan sikap. Hal ini mengindikasikan ceramah melalui penyuluhan gizi dengan sasaran yang besar masal atau kelompok lebih dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan gizi yang dilakukan. Konseling gizi dilakukan di 46,2 sekolah. Kegiatan konseling ini biasa dilakukan oleh guru, terutama guru BKBP dan pendidik sebaya yang tergabung dalam ekskul PMR atau PC, setelah sebelumnya menerima pelatihan terkait materi gizi. Adapun praktek langsung dengan pemanfaatan kebun sekolah sebagai upaya pendidikan dan perbaikan gizi siswa dilakukan hanya di 23,1 sekolah. Sekolah yang melakukan praktek langsung tersebut melibatkan partisipasi aktif siswa dalam membuat kebun sekolah, sehingga selain siswa belajar menanam juga mengetahui sumber makanan yang baik bagi kesehatan.

c. Alat Pendidikan Gizi