Klasifikasi Merger Konsep Nilai Tambah dalam Merger

yang sehat untuk mengantisipasi berbagai faktor di masa depan. Pada kurun waktu lima tahun mendatang berbagai faktor global akan menyebabkan terjadinya pembentukan kembali industri perbankan nasional. Menurut Booz Allen dan Hamilton, faktor global yang menjadi penyebab pembentukan kembali industri perbankan sedikitnya ada lima faktor five global will shape the future evolution of Indonesia’s Banking System. Pertama, globalisasi, ditandai dengan adanya peningkatan jumlah bank asing yang beroperasi baik langsung atau tidak langsung di Indonesia. Kedua, konsolidasi akan adanya dorongan untuk merger bagi bank di dalam negeri untuk memperoleh skala usaha yang hemat dan berbiaya rendah. Ketiga, semakin dirasakan adanya proses dis-intermediasi perbankan karena perusahaan-perusahaan besar akan dapat secara langsung berhubungan dengan para kreditur tanpa harus melalui bank. Keempat, perubahan struktur pendapatan bank bergeser dari dominasi pendapatan jasa bank fee based income . Kelima, pengawasan perbankan yang lebih ketat karena adanya berbagai peraturan atau regulasi tambahan seperti New Based Capital Accord 2005, Lembaga Asuransi Deposito 2004, Lembaga Baru Pengawas Perbankan dan sebagainya.

d. Klasifikasi Merger

Para ekonom membagi merger ke dalam empat kelompok yaitu Weston B Brighan, 199, pp : 391 : 1 Merger Horizontal Merger horizontal adalah penggabungan dua perusahaan yang memproduksi jenis produk atau jasa yang lama sehingga akan semakin mengurangi pesaing di pasar, karena pesaing yang semula dianggap musuh dalam bisnis berubah menjadi partner. 2 Merger Vertikal Merger vertikal adalah penggabungan dua perusahaan antara industri hulu dengan industri hilir sehingga akan terjadi efisiensi baik dalam pembelian bahan baku maupun dalam pendistribusian produk. 3 Merger Kongenerik Merger kongenerik adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara keduanya. 4 Merger Konglomerat Merger konglomerat adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda, dengan maksud untuk lebih menguasai pasar karena persaingan yang semakin ketat. Dari sudut analisis keuangan ada dua jenis merger Sigit Handoyo, 2004 : 1 Merger Operasi Merger operasi adalah merger yang memadukan opersai dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam merger guna tercapainya efek sinergi sehingga timbul efisiensi dalam proses produksi. 2 Merger Keuangan Merger keuangan adalah merger yang tidak menyatukan unit operasi perusahaan-perusahaan yang bergabung sehingga dari merger tersebut diharapkan adanya manfaat operasional dan perbaikan struktur finansial.

e. Konsep Nilai Tambah dalam Merger

Merger diharapkan menciptakan nilai tambah. Kehadiran nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari peristiwa merger. Nilai tambah harus memiliki tolak ukur yang jelas. Sedapat mungkin nilai tambah diukur secara kuantitatif sehingga dapat diperbandingkan dengan sebelum merger. Masing-masing elemen perusahaan memiliki definisi yang berbeda tentang konsep nilai tambah ini. Para eksekutif perusahaan memandang dari sisi peningkatan kapabilitas manajerial dan skill mereka. Pemegang saham mendefinisikan dari adanya peningkatan laba per lembar saham. Para pekerja mendefinisikan nilai tambah melalui peningkatan kesejahteraan dan peningkatan produktivitas. Walaupun masing-masing mendefinisikannya secara berbeda, namun pada prinsipnya ada satu tema yang ingin tercipta yaitu tercapainya suatu kondisi yang lebih baik setelah merger. Dengan demikian merger seharusnya menciptakan tambahan nilai Moin, 2003.

f. Tahap-tahap Proses Merger