64
3.5 Upacara-upacara yang dilakukan dalam berladang
1. Upacara Mematikan Tanah
Upacara mematikan tanah ini dilakukan oleh masing-masing kepala keluarga yang sama-sama membangun ketetanggaan ladang dan
meminta perlindungan POTI SOI Putri Sri, Dewi Padi . Bersamaan dengan itu tepatnya di tengah ladang, orang sakai menanamkan jejak
bumi di tanam sebatang limau nipis yang ditambah ramuan-ramuan serta membawa mantera yang lafalnya adalah
Pati soi Gemolo soi
Siti dayang sempono Tuan, engkau nak besuko-suko ati
Ketonggah ladang Setelah upacara yang dilakukan pada pagi hari, maka dimulailah
penanaman padi. Penanaman bibit-bibit padi biasanya berlangsung selama 2-5 hari penanaman di lakukan oleh suami dan isteri dari keluarga yang
berladang bahkan pihak tetangga juga membantu melaksanakan pekerjaan itu
2. Panen Padi
Setelah memakan waktu lama sekitar 5-6 bulan menanam padi, maka pada saat ini lah masa-masa yang ditunggu orang sakai yaitu waktu
panen padi. Panen padi dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Sebelum dimulai memuai padi, pemilik ladang menghubungi dukun atau Bomo.
Dukun atau Bomo ini memimpin upacara panen padi, dengan tujuan sama
65 seperti biasanya agar keluarga bisa mendapatkan limpahan rezeki yang
banyak. Upacara ini dimulai dengan membaca mantra sebagai berikut : Poti soi
Gemolo soi Siti dayang sempono
Tuanku engkau nak besuko-suko ati Kotongah ladang
Ambeko nak bao Tuaku samo hayatnyo
Mantra ini dilakukan atau dibacakan ditengah ladang pada pagi hari setelah mantra dibacakan lalu dicabutlah batang kayu limah jeruk
yang ditanam di tengah ladang pada waktu upacara dimulai. Setelah panen selama 3-7 hari keluarga peladang tersebut Pantang tidak bole menerima
tamu yang berasal dari luar ketetanggaan. Jika ada orang luar yang datang maka tamu luar tersebut dikenakan denda yaitu tamu asing ini harus
menyerahkan semua barang yang mereka bawa. Setelah masa pantang selesai, maka dilakukan panen padi secara
besar-besaran. Pembagian hasil panen biasanya suku sakai ini dilakukan dengan sistem adat mereka yaitu masing-masing pemanen memperoleh
sepertiga bagian dari padi yang mereka tuai serta bagi para Batin mendapatkan sepersepuluh dari hasil panen itu. Beras merupakan
kebutuhan adat yang penting karena beras banyak bermanfaat untuk menyembuhan penyakit, untuk menyambut tamu yang datang serta beras
juga bisa membuat mereka untuk memperkuatkan ekonomi.
66 Sumber : Bapak Sudarto, 1992 Foto 3 : Orang Sakai yang melakukan upacara
Nyangahatn saat Patahunan
3.6 Sistem Pembagian Kerja