Gejala dan Tanda Outcome Pasien Stroke Akut

12

2.7. Gejala dan Tanda

Gejala stroke bisa dibedakan atas gejalatanda akibat lesi dan gejalatanda yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala akibat lesi bisa sangat jelas dan mudah untuk didiagnosis, akan tetapi bisa sedemikian tidak jelas sehingga diperlukan kecermatan tinggi untuk mengenalinya. Pasien bisa datang dalam keadaan sadar dengan keluhan lemah separuh badan pada saat bangun tidur atau sedang bekerja, akan tetapi tidak jarang pasien datang dalam keadaan koma dalam sehingga memerlukan penyingkiran diagnosis banding sebelum mengarah ke stroke. Secara umum gejala tergantung pada besar dan letak lesi di otak, yang menyebabkan gejala dan tanda organ yang dipersarafi oleh bagian tersebut. Jenis patologi hemoragik atau non hemoragik secara umum tidak menyebabkan perbedaan dari tampilan gejala, kecuali bahwa pada jenis hemoragik seringkali ditandai dengan nyeri kepala hebat, terutama terjadi saat bekerja Martono, Hadi dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, 2009.

2.8. Outcome Pasien Stroke Akut

Stroke masih menjadi satu dari masalah kesehatan masyarakat utama di Amerika Serikat saat ini, dengan perkiraan 500.000 kasus baru atau kasus yang berulang setiap tahun. Satu dari 4.000.000 orang yang hidup sekarang berjuang melawan stroke dan mempunyai defisit neurologi. Walaupun kemampuan penyedia jasa kesehatan untuk mengobati dan merehabilitasi pasien cukup baik, tetapi untuk menetapkan standar sistem pengelompokkan yang komprehensif untuk mendokumentasikan kecacatan dan disabilitas yang dihasilkan belum banyak berkembang Kelly-Hayes, 1998 Menurut Duncan, Pamela W et al 2003 outcome pasien stroke akut melibatkan multifaktorial. International Classification Of Impairment, Disabilities, and Handicap ICIDH dari WHO, sistem yang dapat diaplikasikan pada pasien post stroke yang menunjukan kesehatan fisik tubuh, atau fungsi sosial dan gambaran untuk Universitas Sumatera Utara 13 penelitian intervensi target rehabilitasi. Penggantian kalimat disability dan handicap menjadi keterbatasan dalam aktivitas dan restriksi dalam partisipasi. Tabel 2.1. Outcome Stroke ICIDH • Impairment : Hilangnya Fungsi fisiologis, anatomis serta psikologis karena stroke • Disabilitas : Hambatankehilangan kemampuan melakukan sesuatu yang normal pada orang sehat tidak bisa berjalan, menelan, dll. Mengukur Activities of Daily Living ADL, mobilitas dan pengukuran aktivitas berat. • Handicaps: tidak dapat berperan sebagai manusia normal. Pengukuran kualitas hidup seseorang berdasarkan aktivitasnya dan emosi yang menunjukkan frekuensi depresi berhubungan dengan aktivitas Penelitian yang dilakukan Bilic, et al., 2009 secara retrospektif pada 1.026 pasien stroke dengan mengambil data dari rekam medis. Kelompok stroke hemoragik terdiri dari 70 47,9 pasien wanita dan 76 52,1 pasien laki-laki. Kelompok stroke iskemik 450 48,9 pasien wanita dan 470 51,1 pasien laki-laki. Stroke hemoragik dan iskemik berbeda berdasarkan outcome dan faktor risikonya. Dari data statistik secara signifikan outcome yang mematikan lebih sering terjadi pada pasien Universitas Sumatera Utara 14 stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Komorbiditas juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap outcome stroke. Prognosis juga bergantung pada jenis strokenya, derajat dan lamanya obstruksi atau perdarahan, dan luas kematian jaringan otak. Lokasi dari stroke perdarahan juga merupakan faktor yang penting mempengaruhi outcome stroke,dan jenis stroke ini umunya mempunyai prognosis yang lebih buruk dari stroke iskemik. Sakit kepala dan penurunan tingkat kesadaran lebih sering terjadi pada stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Muntah pada saat perawatan juga lebih sering terjadi pada pasien dengan perdarahan intraserebral Barret, et al., 2007.

2.9. National Institutes of Health Stroke Scale NIHSS