Faktor resiko non modifiable Faktor resiko modifiable

7 lebih rendah di dalam rentang fisiologik, arteriol-arteriol berdilatasi untuk menurunkan resistensi sehingga aliran darah ke jaringan otak dipertahankan konstan. Sebaliknya, apabila tekanan arteri sistemik meningkat mendadak di dalam rentang fisiologik, arteriol-arteriol berkonstriksi untuk mempertahankan aliran darah ke kapiler otak walaupun terjadi peningkatan tekanan dorongan darah arteri. Price and Wilson, 2005

2.4. Faktor Resiko Stroke

Menurut National stroke Association 2014, ada 2 tipe faktor resiko terjadinya stroke:

2.4.1. Faktor resiko non modifiable

a. Umur Resiko stroke meningkat seiring meningkatnya umur. Perubahan- perubahan yang menjurus ke aterosklerosis yang merupakan penyebab stroke sudah mulai terjadi setelah manusia dilahirkan. Pada umur 30 tahun, lesi aterosclerosis mulai tampak di arteri-arteri intracranial Setelah umur 55 tahun, resiko stroke menjadi 2kali lipat setiap dekadenya. b. Jenis Kelamin Wanita lebih banyak memiliki kecacatan setelah stroke dibanding pria. Wanita juga lebih banyak meninggal setiap tahunnya karena stroke dibandingkan pria. Namun insidensi stroke lebih tinggi pada pria. c. Ras Amerikan Afrikan beresiko terkena stroke 2 kali lipat dibanding kaukasian. Orang Asia Pasifik juga beresiko lebih tinggi dari pada kaukasian. d. Riwayat Keluarga Jika dalam keluarga ada yang menderita stroke, maka yang lain memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke dibanding dengan orang yang tidak memiliki riwayat stroke dikeluarganya. Universitas Sumatera Utara 8

2.4.2. Faktor resiko modifiable

a. Tekanan darah tinggihipertensi Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko yang paling penting. Tekanan darah normal pada usia lebih dari 18 tahun adalah 12080mmHg. Prehipertensi jika tekanan darah 14090 atau lebih. Orang yang bertekanan darah tinggi memiliki resiko setengah atau lebih dari masa hidupnya untuk terkena stroke disbanding orang bertekanan darah normal. Tekanan darah tinggi menyebabkan stress pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut dapat merusak dinding pembuluh darah, sehingga bila kolesterol atau substansi fat-like lain terperangkap di arteri otak akan menghambat aliran darah otak, yang akhirnya dapat menyebabkan stroke. Selain itu peningkatan stress juga dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga memudahkan pecahnya pembuluh darahyang dapat menyebabkan perdarahan otak. b. Fibrilasi atrium Penderita fibrilasi atrium beresiko 5 kali lipat untuk terkena stroke. Kira-kira 15 penderita stroke memiliki fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium dapat membentuk bekuan-bekuan darah yang apabila terbawa aliran ke otak akan menyebabkan stroke. c. Kolesterol Tinggi Kolesterol atau plak yang terbentuk di arteri oleh low-density lipoproteins LDL dan trigliserida dapat menghambat aliran darah ke otak sehingga dapat menyebabkan stroke. d. Diabetes Penderita diabetes beresiko 4kali lipat untuk terkena stroke. Kerusakan otak akan semakin parah jika kadar gula darah tinggi saat terjadinya stroke. e. Merokok Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah, sehingga jantung bekerja lebih keras dan memudahkan terbentuknya bekuan darah. Universitas Sumatera Utara 9 Merokok juga meningkatkan terbentuknya plak di arteri yang menghambat aliran darah otak, sehingga menyebabkan stroke. f. Pengguna alkohol Meminum alkohol lebih dari 2 gelashari meningkatkan resiko terjadinya stroke 50. Namun, hubungan antara alkohol dan terjadinya stroke masih belum jelas. g. Obesitas Obesitas dan kelebihan berat badan akan mempengaruhi sistem sirkulasi. Obesitas juga menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang semuanya dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke.

2.5. Klasifikasi Stroke