14
stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Komorbiditas juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap outcome stroke. Prognosis juga bergantung pada
jenis strokenya, derajat dan lamanya obstruksi atau perdarahan, dan luas kematian jaringan otak. Lokasi dari stroke perdarahan juga merupakan faktor yang penting
mempengaruhi outcome stroke,dan jenis stroke ini umunya mempunyai prognosis yang lebih buruk dari stroke iskemik.
Sakit kepala dan penurunan tingkat kesadaran lebih sering terjadi pada stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Muntah pada saat perawatan juga lebih
sering terjadi pada pasien dengan perdarahan intraserebral Barret, et al., 2007.
2.9. National Institutes of Health Stroke Scale NIHSS
NIHSS adalah skala yang secara umum digunakan untuk mengukur tingkat keparahan stroke akut. Skala ini sudah digunakan diberbagai percobaan sebagai alat
yang sudah tervalidasi untuk memprediksi prognosis stroke Fischer, et al., 2005. NIHSS telah banyak digunakan oleh neurologist stroke dan para perawat nya.
Skala ini pada umumnya digunakan untuk menilai stroke iskemik akut tetapi skala ini juga dapat digunakan untuk menilai pasien stroke hemoragik atau suspect transient
ischemic attack TIA. Skala ini digunakan untuk menilai status pasien secara cepat, menilai efektivitas terapi, dan untuk memprediksi outcome. NIHSS awalnya memiliki
15 point penilaian, tetapi kemudian menjadi 13 point berdasarkan pengembangan para ahli saraf dari the University of Cincinnati, the University of Iowa and the
National Institutes of Health-National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Pemeriksaan fisik bertingkat ini merupakan penilaian derajat gangguan dengan
menilai tingkat kesadaran menggunakan 3 item, kemampuan berbicara, kemampuan berbahasa, pengertian, ketidakperhatian, gangguan lapangan pandang, kekuatan
motorik, gangguan sensoris,dan ataksia Hinkle, 2014.
Universitas Sumatera Utara
15
2.10. Tekanan darah 2.10.1. Defenisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung didalam pembuluh dan
compliance, atau distensibilitas dinding pembuluh Sherwood, 2011. Darah yang dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sangat penting sebagai
media pengangkut oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi kehidupan sel-sel tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai sarana pengangkut sisa hasil
metabolisme yang tidak berguna lagi dari jaringan tubuh Gunawan,2001;dalam P, Naysa Maryska, 2012.
2.10.2. Klasifikasi Tekanan Darah
Menurut The Sevent Report of The Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7 klasifikasi
tekanan darah tinggi pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada tabel 1
dibawah :
Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut Joint National Committe JNC
VII Classification
Systolic Blood Pressure Diastolic Blood Pressure mmHg
mmHg
Normal 120
and 80
Prehypertension 120-139
or 80-90
Hypertension, Stage 1 140-159
or 90-99
Hypertension, Stage 2 ≥160
or ≥100
Universitas Sumatera Utara
16
2.11. Pengaruh Tekanan Darah dengan Tingkat Keparahan stroke
Pembuluh darah serebral menyesuaikan lumennya pada ruang lingkupnya sedemikian rupa, sehingga aliran darah tidak banyak berubah-ubah, walaupun
tekanan darah arterial sistemik mengalami fluktuasi yang berat. Pengaturan diameter lumen arteri serebral dinamakan autoregulasi serebral. Konstriksi arterial terjadi
apabila tekanan intra-lumenal melonjak. Dan dilatasi arteri terjadi jika tekanan intraluminal menurun, reaksi dinding pembuluh darah serebral tersebut terhadap
fluktuasi tekanan intraluminal itu sangat cepat, yaitu dalam beberapa detik Sidharta, 2009.
Leonardi-Bee 2002 pada penelitiannya yang dilakukan pada 17.398 pasien dengan stroke akut menemukan bahwa tekanan darah tinggi maupun rendah secara
tidak langsung berpengaruh terhadap prognosis yang buruk. Sedangkan menurut Wilmot 2004 pada 10.892 pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik akut dengan
tekanan darah sistolik yang tinggi dan diastolik yang tinggi secara signifikan berhubungan dengan outcome nya yaitu kematian dan disabilitas.
Ketidakstabilan tekanan darah sering terjadi setelah stroke iskemi akut, 82 pasien dengan stroke iskemi akut yang ada di Unit Gawat Darurat memiliki tekanan
darah sistole 140 mmHg. Hubungan antara tekanan darah dan prognosis setelah stroke iskemik telah dikemukakan, peningkatan dan penurunan tekanan darah yang
ekstrim berhubungan dengan prognosis yang buruk. Prognosis yang buruk karena peningkatan tekanan darah diperkirakan karena serebral edema, sedangkan prognosis
buruk pada tekanan darah rendah dikarenakan hipoperfusi dan kejadian serangan jantung Grise, 2012.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah :
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep
Variable yang diamati
1. Variable bebas Independen : Tekanan Darah 2. Variable terikatdependen : Tingkat Keparahan Stroke
3.2. Definisi Operasional
1. Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung didalam pembuluh dan
compliance, atau distenbilitas dinding pembuluh Sherwood, 2011 • Cara pengukuran tekanan darah adalah dengan analisis data rekam medis
dari pemeriksaan tekanan darah pada saat pertama kali pasien masuk ke rumah sakit sewaktu di Instalasi Gawat Darurat.
• Alat ukur yang digunakan adalah data rekam medis yang menunjukkan tekanan darah pada penderita stroke fase akut.
• Hasil ukur JNC VII : Normal
120 80mmHg Prehypertension
120-139 80-90mmHg Hypertension stage 1
140-159 90-99mmHg TEKANAN DARAH -
Sistole - Diastole
TINGKAT KEPARAHAN STROKE
NIHSS
Universitas Sumatera Utara