Efek rGH pada Pertumbuhan Ikan SDS-PAGE

7 Gambar 3. Peta vektor pCold I Takara 2009

2.4 Efek rGH pada Pertumbuhan Ikan

Penggunaan rGH untuk memacu pertumbuhan ikan sudah banyak dilakukan. Pemberian 0,5 rGH dalam pakan yang diberikan selama 12 minggu pada juvenil ikan sea bream hitam menunjukkan perbedaan bobot sebesar 41,67 dari ikan kontrol setelah pemeliharaan selama 18 minggu Tsai et al. 1997. Menurut Sekine et al. 1985, pemberian rGH pada ikan rainbow trout dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 50 dibandingkan dengan ikan rainbow trout yang tidak diberi perlakuan rGH, sedangkan pada benih ikan beronang, pemberian rGH sebesar 0,5 µgg bobot tubuh sebanyak 1 kali per minggu selama 4 minggu dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar 20 dari kontrol Funkenstein et al. 2005. Pemberian rGH ikan mas sebesar 0,1 µgg bobot tubuh yang diproduksi dalam Pichia pastoris pada benih ikan nila dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar 53,1 dibandingkan dengan kontrol Li et al. 2003. Pemberian rGH tersebut dilakukan baik melalui injeksi Sekine et al. 1985; Tsai et al. 1995; 8 Leedom et al. 2002; Li et al. 2003; Funkenstein et al. 2005, melalui pakan Tsai et al . 1997; Xu et al. 2001, ataupun melalui perendaman Acosta et al. 2007.

2.5 SDS-PAGE

Sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis SDS-PAGE merupakan metode yang cepat, murah, dan mudah dikerjakan untuk mengkuantifikasi, membandingkan, dan mengkarakterisasi protein berdasarkan berat molekul dan pergerakan elektroforetiknya Bollag et al. 1996; Wikipedia 2009b. Bahan pembuat gelnya yaitu polyacrylamide, merupakan material yang sama yang digunakan dalam pembuatan lapisan elektroda dan contact lens. PAGE merupakan gel sintetis, transparan, kuat, dan dapat dibuat untuk berbagai ukuran pori. Ukuran pori ini dibuat berdasarkan berat protein yang akan dianalisa. Tabel 1. Rentang resolusi optimal PAGE Bollag et al. 1996 Konsentrasi Akrilamid gel Resolusi Pemisahan kDa 15 12,5 10 7,5 5 15-45 15-60 18-75 30-120 60-212 SDS merupakan agen pemisah yang biasa digunakan untuk mengubah sifat protein asli menjadi polipeptida individual. Tanpa SDS, protein berbeda dengan berat molekul yang sama akan mengalami migrasi yang berbeda sesuai dengan perbedaan rasio massa, dimana masing-masing protein memiliki nilai isoelektrik dan berat molekul partikular sesuai dengan struktur primernya Wikipedia 2009b.

III. METODOLOGI