49 Pendatang baru di industri bioetanol salah satunya adalah bioetanol PTPN X
yaitu PT Energi Agro Nusantara yang berada di Mojokerto. Dengan kapasitas produksi yang lebih besar menjadi pesaing baru untuk PASA. Namun pendatang
baru ini tidak mengancam PASA karena perusahaan bioetanol PTPN X mempunyai target pasar yang berbeda dari PASA. Dimana PTPN X memproduksi
bioetanol untuk dijadikan sebagai alternatif bahan bakar masa depan dan target pasar PTPN X saat ini adalah ekspor.
b. Daya Tawar Menawar Pembeli
Dalam memproduksi bioetanol, produk PASA khususnya spiritus hanya memenuhi pesanan saja akan tetapi perusahaan juga memproduksi alkohol untuk
memenuhi stok. Dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh PASA diserahkan pada kantor pusat PTPN XI. Pembeli dari produk PASA adalah
distributor yang menjual kembali ke retail maupun ke perusahaan lain, pembeli yang memanfaatkan kembali produk untuk dijadikan bahan baku serta pembeli
yang langsung memakai produk untuk kebutuhannya yaitu rumah sakit PG sesaudara.
Daya tawar menawar pembeli produk dapat dikatakan kuat karena pembeli membeli sebagian besar dari produk, pembeli melakukan integrasi ke belakang
dengan perusahaan. Pembeli produk PASA adalah Bintang timur yang merupakan distributor yang sudah sering membeli etanol dari PASA. Perusahaan etanol
Molindo raya yang memanfaat etanol PASA untuk dimurnikan kembali dengan kadar alkohol yang lebih tinggi. Selain itu pembeli alkohol yang dihasilkan PASA
adalah Rumah Sakit PG sesaudara termasuk unit usaha PTPN XI yang memanfaatkan etanol untuk pengobatan dan farmasi. Walaupun daya tawar
menawar pembeli dapat dikatakan kuat akantetapi pembeli tidak dapat mempengaruhi harga produk, pembeli membeli produk dengan harga yang
berlaku dipasaran.
c. Daya Tawar Menawar Pemasok
Daya tawar pemasokan mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika terdapat
sedikit bahan mentah pengganti yang bagus atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah yang lain sangat tinggi. Selain itu akan menguntungkan baik pemasok dan
produsen untuk saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik, pengembangan layanan baru, pengiriman tepat waktu dan biaya persediaan
yang lebih rendah sehingga meningkatkan profitabilitas jangka panjang dari semua pihak David 2009.
Keberadaan pemasok baik bahan baku sangat penting bagi perusahaan. Daya tawar menawar pemasok bahan baku ke PASA sangat kuat karena kedua
pabrik ini merupakan dua unit usaha dari PTPN XI dimana pabrik gula beritegrasi kedepan dengan pabrik bioetanol yang mengolah molases dari pabrik gula
tersebut. Sebagaian besar bahan baku yang digunakan oleh pabrik berasal dari molases PG Djatiroto dimana lokasi pabrik gula tidak jauh dari pabrik etanol.
Walaupun pabrik gula beritegrasi dengan PASA, PASA masih diperhitungkan untuk membeli dalam pengadaan bahan bakunya. Namun PASA tidak dibebankan
biaya transportasi dalam pengadaan bahan bakunya. Hubungan yang baik dengan pemasok ini juga menjadi keuntungan PASA dalam ketersediaannya bahan baku
50 yang dibutuhkan pabrik bioetanol. Selain itu menjadi keuntungan untuk pihak
pabrik gula sendiri karena memberikan tambahan penerimaan dari penjualan molases, limbah dari pabrik gula. Hubungan yang erat dengan pemasok menjadi
peluang bagi PASA untuk terus berproduksi karena ketersediaan bahan baku. Pada tahun 2012 pabrik gula Djatiroto menghasilkan molases dari proses produksi
gulanya sebesar 38 298 ton molases sedangkan kebutuhan bahan baku molases PASA terbanyak yaitu sebesar 24 703 Ton pada tahun 2008. Dengan demikian
besarnya molases yang dihasilkan pabrik gula Djatiroto mampu memenuhi kebutuhan molases PASA.
d. Produk Subtitusi
Pada produk subtitusi pada industri bioetanol molases adalah bioetanol yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung pati, gula maupun selulosa
misal singkong, jagung, nipah, aren ataupun sorghum. Dengan perkembangan teknologi saat ini, mulai dikembangkan pula tehnik pengolahan dari setiap
kandungan bahan tersebut. Bahan yang mengandung pati akan berbeda tehnik produksinya dengan bahan baku yang mengandung selulosa. Walaupun bioetanol
yang dihasilkan tiap bahan baku akan berbeda-beda namun menghasilkan produk yang kualitasnya dapat disetarakan namun tergantung dengan kadar bioetanol
yang ingin diproduksi.
Dalam pengembangan bioetanol ditiap daerah akan berbeda-beda penggunaan bahan bakunya, tergantung pada potensi bahan baku yang ada di
daerah tersebut. Industri bioetanol berbahan baku singkong di Indonesia menyebar luas di wilayah Lampung dan Jawa barat, industri tersebut yaitu Medco,
BPPT Lampung, Panca, Berlian Lima dan PT Bio Prima Energi memanfaatkan molases
dan jagung. Industri yang mengembangkan bioetanol dari nipah di wilayah Timur, Papua yaitu RAP Bintaro Bintuni juga memanfaatkan sorghum. Bioetanol
berbahan baku aren juga dikembangkan di wilayah Sulawesi, Maluku Utara dan Minahasa Selatan sedangkan sorghum selain di papua juga di kembangkan di
Balikpapan. Semakin banyaknya bahan baku yang dapat digunakan untuk memproduksi bioetanol dapat menggantikan bioetanol yang berasal dari molases
apabila bioetanol molases tidak dapat diproduksi atau mengalami kelangkaan stok akibat tidak tersedianya bahan baku molases.
e. Persaingan Antar Anggota Industri
Perusahaan yang memproduksi bioetanol dari molases di Jawa timur terdapat empat perusahaan. Perusahaaan etanol tersebutadalah Molindo raya
denga kapasitas 51 000 KL per tahun, PTPN X dengan kapasitas 30 000 KL per tahun, Ceria Abadi dengan kapasitas 12 000 KL per tahun dan PASA dengan
kapasitas 7 000 KL per tahun. Pesaing di wilayah ini tidaklah banyak akan tetapi kapasitas produksi dari para pesaing mempunyai kualitas yang mendekati fuel
grade
tidak menjadi ancaman PASA dalam memasarkan produknya. PASA mempunyai sasaran pasar yaitu industri-industri berbahan baku bioetanol,
sedangkan pesaing PASA mempunyai sasaran pasar ekspor untuk bahan bakar. Posisi PASA saat ini di industri bioetanol sebagai perusahaan pengikut
follower pasar. Pesaing yang kuat mempengaruhi pasar karena pesaing inilah yang mendominasi pasar dan mempunyai kekuatan menentukan harga dari etanol.
Namun demikian untuk menghindari adanya monopoli, pemerintah menetapkan