48 kemajuan teknologi ini menjadikan peluang bagi PASA untuk mengolah
limbahnya sendiri.
e. Faktor Ekologi
Faktor ekologi, faktor yang berkaitan manusia serta makhluk hidup lainnya, udara, tanah dan air yang mendukungnya. Ancaman terhadap ekologi yang paling
sering adalah keberadaan polusi baik polusi udara, air dan darat berupa limbah yang dihasilkan oleh perusahaan Pearce dan Robinson 2008.
PASA merupakan perusahaan yang bertanggungjawab terhadap limbah yang dihasilkan dari hasil samping proses produksinya. Aspek ekologi yang
berkaitan dengan limbah yang dihasilkan yaitu tidak menghasilkan limbah yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan tempat tinggal sekitar. Sebelum
adanya peraturan baru tentang baku mutu limbah, PASA memanfaatkan limbahnya sebagai pupuk cair untuk perkebunan tebu milik PTPN XI. Saat ini
belum ada keluhan dari warga sekitar pabrik tentang pencemaran limbah yang ditimbulkan oleh PASA artinya limbah yang dihasilkan tidak menimbulkan
masalah bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Hal ini dikuatkan dengan penemuan Nurmalina et al 2012 dimana limbah pengolahan bioetanol molases di Jawa
Tengah tidak membahayakan kondisi tanah disekitar kegiatan dimana perusahaan berdiri. Namun adanya peraturan baru tentang batas baku mutu limbah membuat
PASA melakukan peninjauan dan evaluasi baku mutu limbahnya dan menghentikan sementara produksi bioetanolnya sampai evaluasi dan uji baku
mutu limbah PASA selesai dilakukan.
Lingkungan Industri
Terdapat Lima faktor yang harus diperhatikan di lingkungan industri yaitu ancaman pendatang baru, daya tawar menawar pembeli, daya tawar menawar
pemasok, ancaman produk subtitusi dan persaingan antar anggota industri Porter 1979 dalam Pearce dan Robinson 2008.
a. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru yang masuk di industri yang sama akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan antara lain perebutan pasar, sumber daya
produksi dan membawa kapasitas produksi baru. Adanya pendatang baru di industri tergantung pada hambatan dalam memasuki industri tersebut baik skala
ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi dan peraturan pemerintah.
Pada industri bioetanol molases tidak ada hambatan yang berarti bagi pendatang baru untuk memasuki industri etanol, hanya saja hambatan yang
dihadapi oleh pendatang baru adalah akses dalam memperoleh bahan baku molases. Dimana tidak semua daerah mampu menyediakan molases sebagai bahan
baku utama pembuatan bioetanol. Dengan adanya hambatan inilah menjadi kendala bagi pendatang baru untuk masuk sehingga pemain baru di industri
bioetanol molases tidaklah banyak. Dalam penemuan Nurmalina et al 2012 menyarankan untuk menjaga hubungan baik dengan para pemasok untuk menjaga
ketersediaan bahan baku dan menjaga bila terjadi fluktuasi harga bahan baku sehingga usaha bioetanol dapat terus berjalan.
49 Pendatang baru di industri bioetanol salah satunya adalah bioetanol PTPN X
yaitu PT Energi Agro Nusantara yang berada di Mojokerto. Dengan kapasitas produksi yang lebih besar menjadi pesaing baru untuk PASA. Namun pendatang
baru ini tidak mengancam PASA karena perusahaan bioetanol PTPN X mempunyai target pasar yang berbeda dari PASA. Dimana PTPN X memproduksi
bioetanol untuk dijadikan sebagai alternatif bahan bakar masa depan dan target pasar PTPN X saat ini adalah ekspor.
b. Daya Tawar Menawar Pembeli
Dalam memproduksi bioetanol, produk PASA khususnya spiritus hanya memenuhi pesanan saja akan tetapi perusahaan juga memproduksi alkohol untuk
memenuhi stok. Dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh PASA diserahkan pada kantor pusat PTPN XI. Pembeli dari produk PASA adalah
distributor yang menjual kembali ke retail maupun ke perusahaan lain, pembeli yang memanfaatkan kembali produk untuk dijadikan bahan baku serta pembeli
yang langsung memakai produk untuk kebutuhannya yaitu rumah sakit PG sesaudara.
Daya tawar menawar pembeli produk dapat dikatakan kuat karena pembeli membeli sebagian besar dari produk, pembeli melakukan integrasi ke belakang
dengan perusahaan. Pembeli produk PASA adalah Bintang timur yang merupakan distributor yang sudah sering membeli etanol dari PASA. Perusahaan etanol
Molindo raya yang memanfaat etanol PASA untuk dimurnikan kembali dengan kadar alkohol yang lebih tinggi. Selain itu pembeli alkohol yang dihasilkan PASA
adalah Rumah Sakit PG sesaudara termasuk unit usaha PTPN XI yang memanfaatkan etanol untuk pengobatan dan farmasi. Walaupun daya tawar
menawar pembeli dapat dikatakan kuat akantetapi pembeli tidak dapat mempengaruhi harga produk, pembeli membeli produk dengan harga yang
berlaku dipasaran.
c. Daya Tawar Menawar Pemasok
Daya tawar pemasokan mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika terdapat
sedikit bahan mentah pengganti yang bagus atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah yang lain sangat tinggi. Selain itu akan menguntungkan baik pemasok dan
produsen untuk saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik, pengembangan layanan baru, pengiriman tepat waktu dan biaya persediaan
yang lebih rendah sehingga meningkatkan profitabilitas jangka panjang dari semua pihak David 2009.
Keberadaan pemasok baik bahan baku sangat penting bagi perusahaan. Daya tawar menawar pemasok bahan baku ke PASA sangat kuat karena kedua
pabrik ini merupakan dua unit usaha dari PTPN XI dimana pabrik gula beritegrasi kedepan dengan pabrik bioetanol yang mengolah molases dari pabrik gula
tersebut. Sebagaian besar bahan baku yang digunakan oleh pabrik berasal dari molases PG Djatiroto dimana lokasi pabrik gula tidak jauh dari pabrik etanol.
Walaupun pabrik gula beritegrasi dengan PASA, PASA masih diperhitungkan untuk membeli dalam pengadaan bahan bakunya. Namun PASA tidak dibebankan
biaya transportasi dalam pengadaan bahan bakunya. Hubungan yang baik dengan pemasok ini juga menjadi keuntungan PASA dalam ketersediaannya bahan baku