47 dibuat  secara  kimia.  Namun  penggunaan  bioetanol  pun  dibatasi  agar  tidak
mengurangi  kualitas  bahan  tersebut  karena  sifat  bioetanol  yang  melarutkan  dan mengencerkan bahan-bahan lain.
Pada  produk  farmasi,  para  ulama  masih  memperdebatkan  kehalalan kandungan alkohol pada produk obat-obatan terutama obat batuk. Sebagian ulama
berpendapat  bahwa  obat-obatan  yang  mengandung  alkohol  itu  haram  untuk dikonsumsi  serendah  apapun  kadar  alkohol  tersebut.  Namun  terdapat  sebagian
ulama berpendapat dibolehkan dikonsumsi karena alkohol pada obat-obatan tidak menyebabkan  hilangnya  akal  atau  memabukkan.  Alkohol  pada  obat  bersifat
sebagai  pelarut  yang  mengikat  bahan-bahan  aktif  yang  terkandung  pada  obat tersebut.  Penggunaan  alkohol  juga  bisa  sebagai  penghilang  rasa  sakit  yaitu
anastesi  atau  bius  untuk  sakit-sakit  yang  dianggap  berat  akan  tetapi  konsumsi obat-obatan tetap harus sesuai dengan aturan pemakaian dan anjuran dokter.
7
Selain  digunakan  sebagai  campuran  parfum,  antiseptik  maupun  farmasi, industri lain memanfaatkan bioetanol ini sebagai campuran minuman beralkohol.
Dengan  memproses  kembali  bioetanol  dengan  mengurangi  kadar  alkohol  pada bioetanol  tersebut  sehingga  mencapai  kadar  yang  layak  untuk  dikonsumsi.
Minuman  beralkohol  di  Indonesia  sendiri  tidak  diperjualbelikan  secara  bebas seperti  di  luar  negeri  mengingat  Indonesia  merupakan  negara  yang  mayoritas
adalah  Islam  sehingga  penjualan  minuman  beralkohol  dibatasi  hanya  untuk kalangan  tertentu.  Komisi  Fatwa  MUI  pada  Agustus  2000  menetapkan  bahwa
yang disebut minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol minimal satu persen.
d. Faktor Teknologi
Kebaharuan teknologi yang berkembang dapat mempengaruhi industri agar terhindar  dari  keusangan  teknologi  yang  diterapkan  perusahaan  dan  memberi
peluang  perusahaan  untuk  melakukan  perbaikan  dalam  proses  produksi.  Saat  ini mulai berkembang teknologi proses dimana teknologi dalam pengelolaaan limbah
agar tidak mencemari lingkungan dan limbah menjadi lebih bernilai. Pada limbah produksi  bioetanol  dapat  dimanfaat  kembali  untuk  dijadikan  pupuk  karena
kandungan  yang  terdapat  pada  limbah  tersebut  kaya  akan  unsur  hara  yang dibutuhkan  tanaman,  pemanfaatan  uap  dari  proses  produksi  dapat  digunakan
sebagai pembangkit energi alternatif.
Teknologi  pemanfaatan  limbah  produksi  bioetanol  ini  telah  dilakukan  oleh Molindo Raya dan PTPN X. Dimana Molindo Raya merupakan perusahaan yang
lebih  dulu  berdiri  dibanding  PASA,  namun  mampu  mempertahankan  posisi menjadi market leader dan merupakan industri bioetanol molases  yang memiliki
kapasitas produksi yang besar. Perusahaan Molindo Raya memanfaatkan limbah- limbahnya  untuk  dijadikan  berbagai  macam  produk  seperti  karbon  dioksida  cair
food grade
, pupuk kalium dan pupuk organik. Perusahaan bioetanol PTPN X yang baru  beroperasi  pada  tahun  2014,  memanfaatkan  limbah  cair  dari  hasil  samping
produksi  etanol  untuk  dijadikan  pupuk  cair.  Dengan  demikian  pemanfaatan limbah produksi yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan sekitar dan menjadi
produk  yang  lebih  bernilai  sehingga  menambah  penerimaan  perusahaan.  Dengan
7
http:indonesia-pharmacommunity.blogspot.com201208opini-obat-wajib-halal-2.html
48 kemajuan  teknologi  ini  menjadikan  peluang  bagi  PASA  untuk  mengolah
limbahnya sendiri.
e. Faktor Ekologi
Faktor ekologi, faktor yang berkaitan manusia serta makhluk hidup lainnya, udara, tanah dan air yang mendukungnya. Ancaman terhadap ekologi yang paling
sering  adalah  keberadaan  polusi  baik  polusi  udara,  air  dan  darat  berupa  limbah yang dihasilkan oleh perusahaan Pearce dan Robinson 2008.
PASA  merupakan  perusahaan  yang  bertanggungjawab  terhadap  limbah yang  dihasilkan  dari  hasil  samping  proses  produksinya.  Aspek  ekologi  yang
berkaitan  dengan  limbah  yang  dihasilkan  yaitu  tidak  menghasilkan  limbah  yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan tempat tinggal sekitar. Sebelum
adanya  peraturan  baru  tentang  baku  mutu  limbah,  PASA  memanfaatkan limbahnya  sebagai  pupuk  cair  untuk  perkebunan  tebu  milik  PTPN  XI.  Saat  ini
belum  ada  keluhan  dari  warga  sekitar  pabrik  tentang  pencemaran  limbah  yang ditimbulkan  oleh  PASA  artinya  limbah  yang  dihasilkan  tidak  menimbulkan
masalah bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Hal ini dikuatkan dengan penemuan Nurmalina  et  al  2012  dimana  limbah  pengolahan  bioetanol  molases  di  Jawa
Tengah tidak membahayakan kondisi tanah disekitar kegiatan dimana perusahaan berdiri. Namun adanya peraturan baru tentang batas baku mutu limbah membuat
PASA  melakukan  peninjauan  dan  evaluasi  baku  mutu  limbahnya  dan menghentikan  sementara  produksi  bioetanolnya  sampai  evaluasi  dan  uji  baku
mutu limbah PASA selesai dilakukan.
Lingkungan Industri
Terdapat  Lima  faktor  yang  harus  diperhatikan  di  lingkungan  industri  yaitu ancaman  pendatang  baru,  daya  tawar  menawar  pembeli,  daya  tawar  menawar
pemasok, ancaman produk subtitusi dan persaingan antar anggota industri Porter 1979 dalam Pearce dan Robinson 2008.
a. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang  baru  yang  masuk  di  industri  yang  sama  akan  menimbulkan sejumlah  implikasi  bagi  perusahaan  antara  lain  perebutan  pasar,  sumber  daya
produksi  dan  membawa  kapasitas  produksi  baru.  Adanya  pendatang  baru  di industri  tergantung  pada  hambatan  dalam  memasuki  industri  tersebut  baik  skala
ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi dan peraturan pemerintah.
Pada  industri  bioetanol  molases  tidak  ada  hambatan  yang  berarti  bagi pendatang  baru  untuk  memasuki  industri  etanol,  hanya  saja  hambatan  yang
dihadapi  oleh  pendatang  baru  adalah  akses  dalam  memperoleh  bahan  baku molases. Dimana tidak semua daerah mampu menyediakan molases sebagai bahan
baku  utama  pembuatan  bioetanol.  Dengan  adanya  hambatan  inilah  menjadi kendala  bagi  pendatang  baru  untuk  masuk  sehingga  pemain  baru  di  industri
bioetanol  molases  tidaklah  banyak.  Dalam  penemuan  Nurmalina  et  al  2012 menyarankan untuk menjaga hubungan baik dengan para pemasok untuk menjaga
ketersediaan  bahan  baku  dan  menjaga  bila  terjadi  fluktuasi  harga  bahan  baku sehingga usaha bioetanol dapat terus berjalan.