9 Menurut Susanto dan Purnomo 1996, pada kebanyakan tanah, pada kenyataan
konduktivitas hidroulik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses kimia, fisika dan biologi, konduktivitas hidroulik bisa berubah saat air masuk dan mengalir ke dalam tanah.
Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang dapat dipertukarkanseperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi atau konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan
larutan awal, bisa sangat merubah konduktivitas hidroulik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila konsentrasi zat terlarut elektrolit berkurang, disebabkan oleh penomena
pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhi oleh jenis-jenis kation yang ada, pelepasan dan perpindahan partikel-partikel lempung bisa menghasilkan penyumbatan pori.
Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan pengaruhnya terhadap konduktivitas hidrolik khususnya penting pada tanah-tanah masam dan berkadar natrium tinggi.
2.2.9.STABILITAS AGREGAT
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung pada ketahanan
jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan, Faktor- faktor yang berpengaruh dalam
kemantapan agregat antara lain bahan-bahan
penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi. Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada keutuhan tanah, permukaan agregat pada saat rehidrasi dan
kekuatan ikatan antarkoloid-partikel di dalam agregat pada saat basah. Pentingnya peran lendir gum microbial sebagai agen pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas
mikroba dalam proses pembentukan ped dan agregasi.
2.3. SYARAT TANAM SENGON
Prihmantoro 1991 menyatakan bahwa tanaman sengon tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang rumit. Sengon dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, mulai yang
berdrainase buruk hingga baik. Mulai tanah marjinal, hingga tanah berunsur hara cukup. Sengon juga dapat tumbuh pada bentukan sisa lahan yang belum hancur. Sengon akan
tumbuh baik pada jenis tanah ultisol dan oxisol dengan pH tanah yang netral hingga basa dan membutuhkan fospat yang cukup Atmosuseno, 1999. Sengon merupakan vegetasi daerah
tropis dengan suhu pertumbuhan optimum berkisar antara 22 - 29
C. Tempat tumbuh terbaik ditemukan pada ketinggian temapt 10 mdpl – 800 mdpl. Sengon tumbuh dengan baik
di daerah yang terletak pada 10 LS – 3
LU yang memiliki 15 hari hujan pada empat bulan terkering. Curah hujan tahunan yang diinginkan tanaman ini adalah 2000 – 2700 mm.
Kelembaban udara yang dibutuhkan untuk tumbuh berkisar 50 - 70 . Menurut Prihmantoro 1991 juga bahwa sengon lebih menyukai tofografi tanah
yang relatif datar. Namun, dalam keadaan tertentu sengon dapat ditanam pada areal gelombang dan miring dengan kemiringan mencapai 25 . Untuk areal yang memiliki
kemiringan di atas 25 harus ditanam dengan sistem terasering agar mampu mengurangi laju aliran permukaan saat hujan.
Tahapan Penyemaian Benih Sengon : kegiatan penaburan benih sengon dilakukan
dengan maksud untuk memperoleh presentase kecambah sengon yang maksimal dan menghasilkan kecambah sengon yang sehat. Kualitas kecambah sengon ini akan mendukung
terhadap pertumbuhan bibit sengon, kecambah sengon yang baik akan menghasilkan bibit sengon yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan pohon sengon yang
berkualitas.
10 Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan benih sengon
adalah sebagai berikut : • Benih sengon
• Bedeng taburbedeng kecambah sengon • Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
• Peralatan penyiraman • Tersedianya air yang cukup
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayubambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.
kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoransampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah
sengon. Penaburan benih sengon pada media tabur dilakukan setelah benih sengon mendapat
perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah sengon yang maksimal. Penaburan benih sengon dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk
menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan. Penaburan benih sengon ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya,
ukuran larikan tabur ini berjarak 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih sengon tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah sengon
tidak bertumpuk. Setelah kecambah sengon berumur 7 – 10 hari maka kecambah sengon siap untuk dilakukan penyapihan.
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit sengon: • Siapkan polybag ukuran 10 x 15 cm,
• Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk
kandang 1:1:1. Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi. • Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam
polybag setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong
diberi satu batang kecambah sengon. • Polybag yang telah berisi bibit sengon, diletakkan dibawah para-para yang
diberi atap jerami atau daun kelapa, agar bibit sengon tidak langsung tersengat terik matahari.
• Pada masa pertumbuhan bibit sengon kecil sampai pada saat kondisi bibit sengon layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara
intensif. Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit sengon dipersemaian adalah sebagai
berikut : 1.
Penyiraman : Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang
optimum pada bibit sengon. Penyiraman bibit sengon dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada
kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit sengon baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari
yang panas. 2.
Pemupukan : Pemupukan bibit sengon dilakukan dengan menggunakan larutan
gir. Adapun pembuatan larutan gir sebagai berikut : Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾
11 bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama
seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70
– 125 cm, bibit sengon siap dipindahkan ke kebun sengon. 3.
Penyulaman : Penyulaman dilakukan apabila bibit sengon ada yang mati dan
perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
4. Penyiangan : Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per
satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit sengon terganggu. Beberapa hama yang biasa
menyerang bibit sengon adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit sengon yang disebabkan oleh
cendawan. 5.
Seleksi bibit sengon : Kegiatan seleksi bibit sengon merupakan kegiatan yang
dilakukan sebelum bibit sengon dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit sengon yang baik dari bibit sengon yang kurang baik
pertumbuhannya. Bibit sengon yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit sengon yang kurang
baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sengon sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba
kondisi bibit sengon mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan Lahan : Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari
tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan
menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
1. Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak
mengganggu ruang tumbuh tanaman. 2. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara
mencanggkul atau membajak sesuai dengan kebutuhan.
Penanaman : Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
1. Pembuatan dan pemasangan ajir tanam, ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau
kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit sengon harus ditanam,
dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
2. Pembuatan lubang tanam, lubang tanam dibuat dengan ukuran 15 x 15 cm tepat
pada ajir yang sudah terpasang. 3.
Pengangkutan bibit sengon, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengangkutan bibit dari lokasi persemaian ke tempat penampungan bibit
sementara di lapangan lokasi penanaman, dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
12 4.
Penanaman bibit sengon, pelaksanaan kegiatan penanaman sengon harus dilakukan secara hati – hati agar bibit sengon tidak rusak dan penempatan bibit
sengon pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit sengon tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sengon
selanjutnya.
Pemeliharaan, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
• Penyulaman, yaitu penggantian tanaman sengon yang mati atau sakit dengan tanaman sengon yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu
setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama sebelum tanaman berumur 1 tahun. Agar pertumbuhan bibit sulaman
tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit sengon yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
• Penyiangan, pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengan cara membersihkan gulma yang
tumbuh liar di sekeliling tanaman sengon, agar kemampuan kerja akar sengon dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu
tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat
persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan
tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
• Pendangiran, pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman sengon dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman. • Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon sengon yang tidak berguna
tergantung dari tujuan penanaman. • Penjarangan, penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang
lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman sengon berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan
sebesar 25 , maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan
penjarangan kedua sebesar 40 dari pohon yang ada 400 pohonha dan sisanya 600 pohon sengon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang
akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem untu walang gigi belakang yaitu :
dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman. Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5
tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman,
penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang
13 tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi
penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.
2.4. ALAT PEMBUAT LUBANG