35 lubang relatif lama, sedangkan saat proses pembuatan energi hanya membutuhkan waktu
yang sebentar maka energi yang dibutuhkan lebih kecil. Hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi tanah yang mempegaruhi proses pembuatan lubang. Energi yang dibutuhkan
ketika menggunakan mesin ini lebih sedikit daripada tanpa menggunakan mesin, seperti yang terukur pada perancangan awal.
4.3. PENGUKURAN BEBAN KERJA
Pengambilan data denyut jantung dilakukan bersamaan dengan uji performansi mesin pembuat lubang. Namun sebelum pengambilan data denyut jantung saat melakukan
pekerjaan, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu kalibrasi denyut jantung pada operator dengan menggunakan metode step test, Pengukuran data denyut jantung dilakukan
dengan menggunakan alat Heart Rate Monitor HRM. Transmiter atau sensor dari alat tersebut dipasangkan di dada dan menyentuh kulit subjek agar detak jantung dapat
terdeteksi dan terukur dengan baik. Kemudian secara otomatis detak jantung yang terukur akan diterima sekaligus disimpan oleh Data Receiver and Memory perekam yang
berupa jam tangan yang dipakaikan di pergelangan tangan tiap subjek yang akan diukur. Dalam pengukuran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya pemasangan
sensor di dada harus benar-benar menempel pada kulit dan tidak longgar. Selain itu, perekam yang digunakan pada pergelangan tangan harus diletakkan agak ke atas agar
dapat menerima detak jantung yang terukur dan menyimpannya. Pemasangan HRM yang sudah tepat ditandakan dengan diterimanya denyut jantung oleh perekam. Pada perekam
akan terlihat lambang heart yang berkedip-kedip. Metode step test mempunyai komponen pengukuran yang mudah, sehingga dengan
menggunakan metode ini ketidakstabilan denyut jantung seseorang dapat dengan mudah dianalisa. Dalam metode ini, faktor-faktor karakteristik subjek meliputi berat badan,
tinggi badan, jenis kelamin, dan usia harus diperhatikan sebagai faktor yang sangat penting.
Kalibrasi dengan menggunakan metode step test bertujuan untuk mengetahui kolerasi antara denyut jantung dengan peningkatan beban kerja. Kegiatan step test dilakukan
dengan menggunakan anak tangga yang tingginya 25 cm. Pengambilan data step test dilakukan secara bertahap dengan tiga frekuensi, yaitu: 15 langkahmenit, 20
langkahmenit, 25 langkahmenit, dan 30 langkahmenit. Langkah kaki pada saat step test disesuaikan dengan bunyi digital metronome yang telah diatur sesuai dengan siklus tiap
step test , sehingga setiap kenaikan siklus digital metronome perlu diatur ulang.
36 Gambar 23. Grafik heart rate saat step test
Pada Gambar 23 dapat dilihat denyut jantung operqator saat melakukan step test, dimana denyut jantung terlihat stabil saat beristirahat dan cenderung mengalami
peningkatan saat melakukan step test, proses pengukuran denyut jantung berjalan lancar dan tanpa hambatan. Perubahan denyut jantung bisa diakibatkan oleh beberapa factor,
diantaranya adalah tekanan emosi, kelelahan, dan heat stress yang mempengaruhi denyut jantung tapi tidak mempengaruhi konsumsi oksigen. Nilai denyut jantung yang digunakan
untuk menghitung nilai IRHR adalah nilai dari hasil rata-rata data denyut jantung minimal 30 detik dengan data yang dianggap stabil. Data yang digunakan ketika istirahat
merupakan data yang terendah dan stabil, biasanya terdapat pada R1. Pada saat R1 subjek belum melakukan pekerjaan apapun, sehingga biasanya nilai denyut jantung HR akan
lebih rendah jika dibandingkan istirahat selanjutnya. Namun, tidak menutup kemungkinan pula nilai HR pada R2, R3, dan R4 yang lebih rendah. Hal ini mungkin terjadi, karena
pada saat R1 subjek masih dalam keadaan tidak stabil dan dapat pula dipengaruhi oleh beban psikologis seperti rasa tegang dan lain sebagainya. Sedangkan untuk data yang
digunakan ketika step test merupakan data yang nilai denyut jantungnya tertinggi dan stabil. Secara umum, data yang diambil tidak boleh data pada menit-menit awal, karena
pada menit-menit awal terjadi proses anaerob pada subjek. Berikut ini adalah contoh perhitungan data HR rata-rata untuk rest dan step test 1 15 langkahmenit:
HR rest 3’75’’ – 4’25’’ 73.00
HR
ST1
7’00’’ – 7’50’’ 97.00
IRHR
ST1
1.328 Pengukuran denyut jantung ketika istirahat dilakukan selama 5-10 menit, hal ini
diharapkan untuk mendapatkan nilai denyut jantung terendah ketika istirahat. Setiap pergantian frekuensi step test, subjek juga beristirahat selama 5-10 menit sampai denyut
jantung subjek stabil. Denyut jantung stabil seseorang ketika istirahat yaitu sekitar 60-80 denyutmenit. Kemudian pengukuran denyut jantung saat melakukan pekerjaan, yaitu
pembuatan lubang tanah dengan menggunakan mesin pembuat lubang. Hasil pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 24.
37 Gambar 24. Grafik heart rate saat pekerjaan dilakukan
Berdasarkan grafik pada Gambar 24, sebelum melakukan pekerjaan dilakukan step test
dahulu sebagai kalibrasi denyut jantung atau sebagai control, karena pengukuran denyut jantung saat bekerja dilakukan di hari yang berbeda dengan hari dilakukan
pengukuran metode step test, apabila hasil dari step test yang dilakukan sebelum kerja menghasilkan data yang tidak jauh berbeda dengan saat metode step test maka
pengukuran dapat dilanjutkan karena kondisi jantung kurang lebih sama dengan hari sebelumnya.
Berdasarkan gambar 31 tersebut dapat dilihat kondisi jantung saat rest dan step test tidak jauh berbeda dengan pengukuran metode step test hari sebelumnya, namun pada
pengukuran denyut jantung saat melakukan pekerjaan, terjadi sedikit kesulitan, karena saat melakukan pekerjaan, operator tidak diam dan melakukan satu jenis pekerjaan, tapi
terdapat beberapa hal yang mempengaruhi denyut jantung operator, diantaranya berat mesin ketika pekerjaan dilakukan, pekerjaannya sendiri terdiri dari beberapa hal yang
sangat mempengaruhi denyut jantung, yaitu mengangkat mesin untuk memindahkan dari lubang satu ke lubang lain, melangkah dari satu lubang ke lubang lain dengan memikul
sumber catu daya sembari mengangkat mesin dan menahan mesin saat proses pembuatan lubang dilakukan. sehingga data yang dihasilkan sebenarnya kurang akurat karena semua
hal tersebut dilakukan tidak sesuai dengan bunyi digital metronome. Pada gambar 30 tersebut data heart rate saat melakukan pekerjaan semakin meningkat karena terjadi
akumulasi kelelahan yang dialami operator dengan adanya repetisi mengangkat mesin setelah melakukan pelubangan. dan perhitungan heart rate selama proses pekerjaan
adalah : HR rest 13’25’’ – 13’75’’
74.00 HR
W1
19’50’’ – 21’00’’ 160.667
HR
W2
19’00’’ – 20’50’’ 107.00
IRHR
W1
2.1712 IRHR
W2
1.446
38 Nilai IRHR yang dicari berdasarkan 2 jenis pekerjaan yang dilakukan, yaitu
mengangkat mesin dan ketika mesin membuat lubang, oleh karena itu terdapat 2 nilai IRHR, dan berdasarkan tabel kejerihan, maka pekerjaan mengangkat mesin termasuk
dalam jenis pekerjaan luar biasa berat, sedangkan ketika membuat lubang dengan mesin tergolong jenis pekerjaan sedang bagi operator. Beberapa factor yang membuat perbedaan
ini adalah ketika membuat lubang, operator tidak terlalu menggunakan tenaganya karena mesin berputar, sedangkan ketika pindah dari lubang satu ke lubang lain, operator harus
mengangkat mesin, dimana massa mesin memungkinkan operator bekerja lebih keras untuk melakukannya, ditambah dengan adanya sisa-sisa tanah yang tidak terbawa keluar,
sehingga proses mengangkat mesin menjadi lebih berat dan membuat operator menggunakan enrginya lebih banyak.
39
V. SIMPULAN DAN SARAN