7 Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam
kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi
pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian.
2.2.4.KADAR AIR
Menurut Hakim 1986, metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah yang
lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak dengan keadaan air. Sedangkan menurut Hanafiah 2005, kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya
pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solumlapisan tanah. Di samping itu, faktor
iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait
dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan,
yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.
2.2.5. BULK DENSITY KERAPATAN ISI
Hakim 1986 menyatakan bahwa kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan dalam gcc. Menurut Hardjowigeno 1987, bulk density
dapat digunakan untuk menghitung ruang pori total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah adalah 2,65 gcc. Metode penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah
dengan ring sampel atau metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan plastik yang kemudian ditimbang dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari
clod gumpalan isi. Ditambahkan oleh Hanafiah 2005, bahwa nilai kerapatan massa tanah berbanding
lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin tinggi massanya.
2.2.6.RUANG PORI TOTAL
Foth 1988 menulis dalam bukunya bahwa ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase volume ruang pori total disebut
porositas. Untuk menentukan porositas, contoh tanah ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian cores ini ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh air
dan core yang kering oven merupakan volume ruang pori. Untuk 400 cm
3
cores yang berisi 200 gr 200 cm
3
air pada kondisi jenuh porositas tanahnya akan mencapai 50. Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang
luas. Hal ini telah ditekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir mempunyai porositras kecil daripada tanah liat. Berarti bahwa tanah pasir mempunyai volume yang lebih sedikit
ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah pasir mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang
sangat efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah pasir rendah yang menyebabkan kemampuan menahan airnya
rendah. Sebaliknya tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus memiliki ruang pori total
8 lebih banyak dan proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori kecil. Akibatnya adalah
tanah mempunyai kemampuan menahan air yang tinggi.
2.2.7.INFILTRASI
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Kapasitas
infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat kemampatannya, kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air, dan iklim mikro tanah.
Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah.
Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah. Perkolasi adalah gerakan aliran air di dalam tanah dari zone of aeration ke zone of saturation.
Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan run off.
Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah :
1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
2. Kelembaban tanah
3. Pemampatan tanah oleh curah hujan
4. Penyumbatan oleh bahan yang halus bahan endapan
5. Pemampatan oleh orang dan hewan
6. Struktur tanah
7. Tumbuh-tumbuhan
8. Udara yang terdapat dalam tanah
9. Topografi
10. Intensitas hujan
11. Kekasaran permukaan
12. Mutu air
13. Suhu udara
14. Adanya kerak di permukaan.
2.2.8.PERMEABILITAS
Semua jenis tanah bersifat lolos air permeable dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong pori-pori yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur
relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka
air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga- rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis
besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.
9 Menurut Susanto dan Purnomo 1996, pada kebanyakan tanah, pada kenyataan
konduktivitas hidroulik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses kimia, fisika dan biologi, konduktivitas hidroulik bisa berubah saat air masuk dan mengalir ke dalam tanah.
Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang dapat dipertukarkanseperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi atau konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan
larutan awal, bisa sangat merubah konduktivitas hidroulik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila konsentrasi zat terlarut elektrolit berkurang, disebabkan oleh penomena
pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhi oleh jenis-jenis kation yang ada, pelepasan dan perpindahan partikel-partikel lempung bisa menghasilkan penyumbatan pori.
Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan pengaruhnya terhadap konduktivitas hidrolik khususnya penting pada tanah-tanah masam dan berkadar natrium tinggi.
2.2.9.STABILITAS AGREGAT
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung pada ketahanan
jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan, Faktor- faktor yang berpengaruh dalam
kemantapan agregat antara lain bahan-bahan
penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi. Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada keutuhan tanah, permukaan agregat pada saat rehidrasi dan
kekuatan ikatan antarkoloid-partikel di dalam agregat pada saat basah. Pentingnya peran lendir gum microbial sebagai agen pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas
mikroba dalam proses pembentukan ped dan agregasi.
2.3. SYARAT TANAM SENGON