DESAIN PERANCANGAN TINJAUAN PUSTAKA

15

2.5. DESAIN PERANCANGAN

Harsokoesoemo 1999 menyatakan bahwa perancangan adalah kegiatan awal dari uasah merealisasikan suatu produk yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya. Perancangan terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, oleh karean itu perancangan kemudian disebut sebagai proses yang mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses perancangan disebut fase. Salah satu deskripsi proses perancangan adalah deskripsi yang menyebutkan bahwa proses perancangan terdiri dari fase yang ditunjukan pada Gambar 6. Gambar 6. Contoh diagram alir proses perancangan Harsokoesoemo 1999 Menurut Harsokoesoemo 1999 proses perancangan dianggap dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan produk yang diinginkan masyarakat. Berawal dari diidentifikasikannya kebutuhan produk tersebut maka proses perancangan berlangsung. Masih menurut Harsokoesoemo 1999 tahapan penelitian mengacu pada fase pembangkitan konkuren concurrent design dengan mengacu pada sembilan dasar perancangan konkuren, yaitu : 1. Menggunakan produk atau unit yang sudah ada. 2. Menentukan bahan dan metodologi perakitan. 3. Menentukan keterbatasan dimensional desain. 4. Mengidentifikasikan subsystem yang memabangun keseluruhan system. 5. Mengembangkan hubungan interface berupa kontruksi dudukan dan chassis. 6. Merakit dan menggabungkan interface dan komponen-komponen fungsional system. 7. Melakukan evaluasi desain. Kebutuhan Analisis masalah, spesifikasi produk, dan perancangan proses Perancangan konsep produk Perancangan produk Evaluasi produk hasil rancangan Dokumentasi untuk pembuatan produk 16 8. Penghalusan bahan dan perakitan. 9. Penghalusan bentuk akhir system finishing. Fase terakhir dari kelima fase rancangan yang tak kalah penting menurut Harsokoesoemo 1999 yaitu fase penyusunan dokumen untuk pembuatan produk. Produk hasil rancangan didokumentasi dalam sebuah dokumen yang terdiri dari : 1. Gambar susunan. 2. Gambar detail dan spesifikasi untuk pembuatan produk. 3. Bill of Materials BOM.

2.6. DAYA POROS

Dokumen yang terkait

Uji patogenitas Ganoderma spp. terhadap bibi tanaman sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen)

1 10 92

Potensi Hijauan pada Naungan Karet (Havea brasiliensis) dan Sengon (Albizia falcataria) di Kampus IPB Dramaga Bogor

1 12 29

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effec

0 4 20

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effec

0 2 15

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN BEKATUL SEBAGAI MEDIA TANAM Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) Dan Bekatul Sebagai Media Tanam Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus )

0 1 14

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN BEKATUL SEBAGAI MEDIA TANAM Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) Dan Bekatul Sebagai Media Tanam Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus )

0 2 17

EFEK PEMBERIAN HIJAUAN DAUN SENGON (Albizia falcataria) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN SUSU KAMBING PERAH.

1 9 7

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA.

0 2 69

Analisis Teknik dan Uji Kinerja Mesin Pelubang Tanah untuk Resapan Air | Sugandi | Jurnal Teknotan 11426 32272 1 PB

0 0 10

ORGANIC FERTILIZER FROM SILK TREE LITTER (Albizia falcataria L.) TO ENHANCE MAGNESIUM AVAILABILITY FOR PADDY (Oryza sativa L.) IN ALFISOL

0 0 7