SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH PENGUJIAN KINERJA MESIN PELUBANG TANAH

29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH

Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon ini terdiri atas beberapa komponen yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar komponen mesin beserta fungsinya Komponen Fungsi Motor Listrik DC Sumber tenaga penggerak non emisi karbon Accumulator Sumber energi listrik Inverter Pengubah tegangan Saklar Pengatur ON-OFF Kabel Penyalur listrik Mata bor Pelubang Poros Transmisi Gear Reduksi rpm Stang Kendali mesin Sementara itu, mesin pelubang tanah ini menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga geraknya yang digerakkan dengan menggunakan aki kering dan inverter sebagai sumber catu dayanya. Spesifikasi motor listrik yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Spesifikasi motor Listrik DC Spesifikasi Motor Listrik Tipe 32D5 BEPM-W3 Volts 130 Ampere 1 Hz DC HP 18 Torque 6.5 Lb.in Rpm 84 Ratio 29.7 : 1 Secara lengkap, spesifikasi dari mesin pelubang tanah untuk menanam sengon ini dapat dilihat pada Tabel 4. 30 Tabel 4. Spesifikasi mesin pelubang tanah Spesifikasi Mesin Pelubang Tanah Daya 0.125 HP Putaran maksimal 84 rpm Berat Total 8.5 kg Tinggi Total 126 cm Lebar Total 40 cm Sumber Catu Daya Aki Kering

4.2. PENGUJIAN KINERJA MESIN PELUBANG TANAH

Pengujian kinerja mesin dilakukan di lahan, dengan diawali dengan proses pengajiran,yaitu proses menandai bagian lahan yang akan dilubangi dengan mesin. Jarak antar lubang dibuat 2.5 x 2.5 meter, selama proses pengajiran juga dilakukan pembersihan lahan terutama yang akan dilubangi dari gulma dan rumput yang menganggu. Pada pengujian kinerja ini menggunakan aki kering 12 v 5 Ah yang ditingkatkan dengan menggunakan inverter 24 V 500 W sebagai sumber catu daya. Seperti pada Gambar 15. Gambar 15. Sumber Catu Daya Pengujian kinerja dilakukan dengan membuat lubang di lahan yang ditentukan hingga sumber catu daya tidak mampu bekerja. Namun kemampuan mesin dengan sumber catu daya tersebut akan dibatasi oleh daya minimal pembuatan lubang dengan menggunakan alat pelubang manual. Selama proses pembuatan lubang, akan dilakukan beberapa pengukuran. Faktor yang akan diukur yaitu, dimensi lubang, waktu pembuatan lubang, waktu pindah, denyut jantung dan kuat arus listrik yang dihasilkan mesin saat proses pembuatan lubang. Skema pengujian kinerja mesin dapat dilihat pada Gambar 16. 31 Gambar 16. Skema pengujian mesin pelubang tanah di lahan Pengukuran kuat arus listrik dengan menggunakan clampmeter dilakukan pada inverter, karena hanya di inverter terdapat arus listrik AC, yaitu sebelum arus DC menjadi DC sesaat di inverskan menjadi arus AC untuk meningkatkan daya listrik dari sumber catu daya. Pada saat mesin berputar namun tidak melakukan proses pelubangan kuat arus relatif stabil pada nilai 0.5 A, pada saat melakukan proses pelubangan dan mesin melakukan torsi kuat arus meningkat menjadi 1.2 A, dan kuat arus terus turun ketika mesin melakukan proses pelubangan selanjutnya sehingga menyebabkan kecepatan pelubangan pun menurun. Gambar 17. Grafik kuat arus listrik terukur Berdasarkan grafik pada Gambar 17 terlihat kuat arus listrik yang diukur relatif mengalami penurunan sesuai dengan banyaknya jumlah lubang hingga kuat arus benar- benar habis pada lubang ke 143. Setelah lubang ke 142, mesin masih bisa berputar namun putarannya sangat lemah, hanya mencapai 22 rpm dan kuat arus hampir 0, sehingga tidak memiliki torsi sama sekali. Setelah mengetahui nilai kuat arus listrik yang dibutuhkan mesin untuk membuat setiap lubang, maka dapat dihitung daya aktual yang dibutuhkan mesin ketika melakukan proses pelubangan. Penghitungan daya dilakukan dengan mengalikan kuat arus yang terukur dengan tegangan listrik tetap yaitu sekitar 105 v.Berdasarkan pengukuran awal, Menyalakan Mesin Membuat Lubang Pengukuran Kuat Arus Mematikan Mesin dan Mengukur Dimensi Lubang Pengukuran Denyut Jantung 32 daya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah lubang dengan diameter 15 cm dan kedalaman 15 cm dalam waktu rata-rata 25 detik adalah 0.11424 HP atau setara dengan 85.19 W, sedangkan daya yang dibutuhkan mesin ini untuk membuat lubang dapat dilihat dalam Gambar 18. Gambar 18. Grafik daya yang dihitung ketika proses pelubangan Daya yang terhitung sebanding dengan nilai kuat arus listrik, sehingga grafiknya pun serupa. Berdasarkan hasil perhitungan daya terbesar yang digunakan mesin untuk proses pelubangan adalah 115.5 watt dan daya terkecil adalah 10.5 watt. Dan bila dibandingkan dengan nilai daya yang terukur pada awal perancangan, daya terkecil yang terhitung pada mesin ini masi lebih besar, sehingga pemilihan motor listrik 0.125 hp merupakan hasil pemilihan yang tepat. Namun, pada pengukuran awal, daya yang dibutuhkan untuk membuat lubang sebesar 85.19 watt maka penggunaan mesin ini dibatasi hingga mencapai daya minimal tersebut, sehingga grafik daya dan jumlah lubang akan menjadi seperti Gambar 19. Gambar 19. Grafik daya listrik 33 Pada grafik yang terdapat di Gambar 19, dapat ditarik kesimpulan bahwa mesin ini dengan menggunakan sumber catu daya aki kering 12 v dan 5 Ah sebanyak 2 buah untuk membuat 68 buah lubang. Kemudian pada pengukuran waktu proses pelubangan menghasilkan grafik yang sebaliknya. Grafik relatif menanjak, hal ini disebabkan waktu untuk melakukan proses pelubangan melambat seiring melemahnya sumber catu daya. Keadaan tanah pada lahan percobaan juga menjadi salah satu penghambat ketika melakukan proses pengukuran waktu. Kondisi tanah yang terlalu kering dan gembur mengakibatkan operator sulit berpijak dan tidak stabil ketika menggunakan mesin. Gambar 20. Grafik waktu yang dibutuhkan dalam proses pelubangan Dari grafik pada Gambar 20 terlihat sangat jelas bahwa waktu yang dibutuhkan mesin untuk melakukan proses pelubangan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Semakin lama mesin digunakan maka sumber catu daya pun akan semakin habis dayanya sehingga torsi yang dihasilkan mesin pun akan menurun, mengakibatkan putaran yang dihasilkan mesin semakin lambat dan menambah lama waktu proses. sehingga total dari seluruh proses pembuatan lubang sebanyak 142 lubang dengan menggunakan sumber catu daya accumulator kering 12 volt dan 5 AH sebanyak 2 buah adalah 2675 detik ditambah dengan waktu pindah diusahakan 5 detik per lubang, yaitu 856 detik maka seluruh proses pembuatan lubang membutuhkan waktu sebanyak 3531 detik atau 24.86 detik tiap lubangnya. Sedangkan untuk waktu proses pembuatan lubang setelah pembatasan pemakaian mesin disesuaikan dengan daya minimal, yaitu sebesar 85.19 watt, maka grafik waktu akan menjadi seperti Gambar 21. 34 Gambar 21. Grafik waktu yang dibutuhkan proses pembuatan lubang setelah pembatasan penggunaan mesin Setelah pembatasan penggunaan mesin, maka waktu yang dibutuhkan untuk membuat 68 lubang adalah 941 detik dengan waktu pindah 327 detik. Artinya, dengan menggunakan sumber catu daya aki kering 12 v, 5 Ah sebanyak 2 buah mesin ini dapat dioperasikan selama 1268 detik atau 21.13 menit. Sehingga bisi dihitung kapasitas lubangnya, yaitu sebesar 68 lubang untuk 21.13 menit atau 3.2 lubangmenit. Sementara itu dengan menggunakan rumus perhitungan 10, maka dapat dihitung energi yang dibutuhkan dengan menggunakan mesin pembuat lubang ini dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Grafik Energi pada proses pembuatan lubang dengan mesin Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat, dengan menggunakan mesin energi terbesar yang dibutuhkan untuk membuat sebuah lubang dengan mesin ini sebesar 1785 J sedangkan energi terendahnya adalah 672 J. dapat dilihat, nilai terbesar terjadi ketika daya yang dihasilkan mesin besar tapi waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan 35 lubang relatif lama, sedangkan saat proses pembuatan energi hanya membutuhkan waktu yang sebentar maka energi yang dibutuhkan lebih kecil. Hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi tanah yang mempegaruhi proses pembuatan lubang. Energi yang dibutuhkan ketika menggunakan mesin ini lebih sedikit daripada tanpa menggunakan mesin, seperti yang terukur pada perancangan awal.

4.3. PENGUKURAN BEBAN KERJA

Dokumen yang terkait

Uji patogenitas Ganoderma spp. terhadap bibi tanaman sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen)

1 10 92

Potensi Hijauan pada Naungan Karet (Havea brasiliensis) dan Sengon (Albizia falcataria) di Kampus IPB Dramaga Bogor

1 12 29

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effec

0 4 20

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effec

0 2 15

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN BEKATUL SEBAGAI MEDIA TANAM Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) Dan Bekatul Sebagai Media Tanam Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus )

0 1 14

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN BEKATUL SEBAGAI MEDIA TANAM Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) Dan Bekatul Sebagai Media Tanam Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus )

0 2 17

EFEK PEMBERIAN HIJAUAN DAUN SENGON (Albizia falcataria) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN SUSU KAMBING PERAH.

1 9 7

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA.

0 2 69

Analisis Teknik dan Uji Kinerja Mesin Pelubang Tanah untuk Resapan Air | Sugandi | Jurnal Teknotan 11426 32272 1 PB

0 0 10

ORGANIC FERTILIZER FROM SILK TREE LITTER (Albizia falcataria L.) TO ENHANCE MAGNESIUM AVAILABILITY FOR PADDY (Oryza sativa L.) IN ALFISOL

0 0 7