Sirkulasi Primer Status Kawasan

52 pengembangan fasilitas, 28.16 ha sebagai pengembangan hutan dengan tujuan wisata pendidikan alam, 25 ha sebagai pengembangan wisata agro, 17 ha pengembangan wisata sempadan danau di Linggai, dan 9 ha untuk pengembangan rekreasi di kawasan Muko-Muko. Kegiatan yang direncanakan pada sub ruang ini meliputi interpretasi alam, sightseeing, dan kegiatan menikmati alam lainnya.

4. Ruang Industri Perikanan

Ruang ini dikembangkan sebagai pengganti dari keramba jaring apung KJA yang direncanakan untuk diminimalisir. Didalamnya terdapat aktivitas masyarakat dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan industri pengolahan ikan skala mikro. Rencana pengembangan kawasan untuk ruang ini adalah sebesar 3.59 ha, yang terdiri dari pengembangan pemukiman 3.15 ha, pelabuhan sampan 0.04 ha, pelelangan ikan 0.16 ha, dan musium perikanan tangkap 0.25 ha.

5. Ruang Penyangga Kawasan

Ruang ini dikembangkan sebagai aplikasi dari Perda RTRW Kabupaten Agam Pasal 25 4a, yaitu 50 meter dari titik pasang air danau. Didalamnya terdapat aktivitas interpretasi alam, dengan mengembangkan jalur interpretasi bagi para wisatawan. Pengembangan ruang penyangga kawasan juga dikembangkan dengan tujuan untuk menambah area penangkapan air hujan pada kawasan sehingga dapat menjaga jumlah air danau.

6. Danau Maninjau

Danau Maninjau yang sebelumnya dipenuhi oleh KJA direncanakan untuk tetap dikembangkan bagi industri perikanan di Kecamatan Tanjung Raya, namun jumlahnya akan dikurangi dari yang sebelumnya, yaitu 15 501 KJA menjadi 6000 unit KJA, demi keberlangsungan kualitas Danau Maninjau. Lokasi pengembangan KJA tersebut diposisikan di Nagari Tanjung Sani, karena posisinya yang berada di seberang ruang penerimaan, sehingganya tidak memberikan pemandangan yang buruk bagi wisatawan, serta tidak mengganggu dengan bau dari KJA. Rencana pengembangan ruang untuk budidaya perikanan adalah seluas 450- 000 m 2 . Ruang ini dilengkapi dengan jalur penghubung antar KJA yang dapat memudahkan nelayan untuk mengelola masing-masing unit KJA-nya. Lebih lanjut, KJA akan dikembangkan dengan model Keramba Jaring Apung Berlapis yang bertujuan untuk meminimalisir penggunaan pakan ikan bagi ikan-ikan yang dibudidayakan Gambar 22.