Preferensi Pengembangan oleh Ahli Rencana Pengembangan Pemerintah Daerah
48 Penempatan fasilitas yang akan dibangun tidak boleh mengganggu
kealamian obyek dan atraksi, terlebih jika merusak obyek. Penggunaan material dalam pembuatan fasilitas hendaknya disesuaikan dengan material lokal yang
dominan terdapat disekitar danau. Penggunaan fasilitas-fasilitas ini diharapkan mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung dan wisatawan
selama berada di dalam kawasan.
Perencanaan Lanskap Rencana Ruang, Aktivitas,dan Fasilitas
Mengacu kepada konsep ruang yang telah disusun sebelumnya, selanjutnya ruang yang telah disusun tersebut dibagi menjadi sub-sub ruang untuk lebih
mempermudah dalam menentukan aktivitas dan fasilitas apa saja yang akan dilangsungkan didalamnya. Pengembangan rencana ruang yang telah disusun dan
dizonakan, direncanakan untuk tidak merubah tatanan pemukiman dan lahan produktif yang telah ada, seperti sawah dan perkebunan rakyat, tetapi justru
berusaha mengembangkan obyek-obyek tersebut agar lebih produktif kedepannya dengan pengembangan ini. Pengembangan ruang untuk kegiatan wisata alam
disusun pada gambar 21.
Zona yang diberi warna hijau tua merupakan kawasan hutan eksisting di Kawasan Danau Maninjau dan merupakan Kawasan Cagar Alam Maninjau Utara-
Selatan yang pada dasarnya keberadaan kawasan ini dapat menjadi nilai lebih untuk kegiatan wisata alam. Delineasi ruang inti kegiatan wisata alam dilakukan
berdasarkan analisis kesesuaian fisik kawasan dengan nilai kepekaan fisik yang rendah. Ruang penerimaan Kawasan Wisata Alam Danau Maninjau yang
sekaligus menjadi ruang penerimaan Kecamatan Tanjung Raya dipilih didasari kepada akses keluar-masuk kendaraan yang tersedia, yaitu di Nagari Maninjau
dan dekat Taman Wisata Muko-Muko. Sedangkan ruang transisi didelineasi berdasarkan persebaran akomodasi yang paling tinggi, yaitu di Nagari Maninjau.
49
Gambar 21 Peta Rencana Pembagian Ruang Kawasan Wisata Alam Danau Maninjau