Aspek Sarana dan Prasarana Penunjang

19 jiwa dan perempuan 16 934 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk masing- masing Nagari sebagai berikut Tabel 14. Tabel 14 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di masing-masing nagari No. Nagari Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Maninjau 1827 1953 3780 2 Bayua 2886 2872 5758 3 Sungai Batang 2658 2816 5474 4 Duo Koto 1477 1551 3028 5 Paninjauan 840 839 1679 6 Koto Kaciak 1791 1753 3544 7 Koto Gadang VI Koto 961 1063 2024 8 Koto Malintang 1868 1886 3754 9 Tanjung Sani 2308 2201 4509 Total 18 151 18 695 33 550 Sumber : BPS Kabupaten Agam, 2013 Kegiatan perekonomian warga didominasi oleh kegiatan perikanan yang menggunakan Danau Maninjau sebagai pusat kegiatan. Metode yang digunakan untuk pengembangan perikanan di kawasan ini adalah dengan metode keramba jaring apung KJA. Jumlah penggunaan keramba pada kawasan ini berkembang dari tahun ke tahun, karena dianggap sebagai mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat setempat, dengan rincian perkembangan jumlah keramba sejak tahun 1992 hingga 2008 sebagai berikut Tabel 15. Tabel 15 Jumlah keramba jaring apung tahun 1992 - 2009 TAHUN JUMLAH KJA unit 1992 12 1996 1886 1997 3500 2000 3856 2005 8955 2007 9686 2008 15 051 2009 12 860 Sumber : limnologi.lipi.go.id, 2010 Kondisi Bio-Fisik Bentuk Danau Maninjau memanjang dari arah utara ke selatan dengan panjang ± 17 km dan lebar sekitar 8 km, danau ini memiliki sebuah outlet alami yaitu Sungai Batang Antokan yang mengalir ke arah barat. Sementara sumber lain menyebutkan bahwa bagian tengah Gunung Maninjau ditempati oleh kaldera dengan ukuran panjang ± 20 km dan lebar ± 8 km. Sumber air Danau Maninjau 89 berasal dari aliran air tanah yang mengalir mulai dari Kecamatan Malalak hingga Kecamatan Tanjung Raya. Danau Maninjau merupakan danau yang terbentuk akibat peristiwa vulkanik dengan dikelilingi oleh bukit-bukit yang curam. Kawasan Danau Maninjau memliki keragaman topografi mulai dari 0 hingga 45 Tabel 16 dan memiliki tiga jenis tanah di kawasan ini, yaitu andosol, latosol, litosol, dan alluvial Tabel 17. Tabel 16 Klasifikasi kemiringan lahan kawasan Danau Maninjau 20 Klasifikasi Kemiringan Lahan Luasan Ha Persentase – 8 2274.51 16.69 8.01 – 15 1470.45 10.79 15.01 – 25 2094.07 15.36 25.01 – 45 2670.24 19.59 45 5121.73 37.57 Total 13 631 100 sumber : BPS Kabupaten Agam, 2013 Tabel 17 Klasifikasi Jenis Tanah di Kawasan Danau Maninjau Jenis Tanah Luasan Ha Persentase Alluvial 5499.74 40.35 Latosol 610.37 4.48 Andosol 1689.20 12.39 Litosol 5831.7 42.78 Total 13 631 100 Sumber : BPS Kabupaten Agam, 2013 Interaksi manusia dengan lingkungan di Kawasan Danau Maninjau mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan lahan. Menurut data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam, terdapat 10 penggunaan lahan di Kawasan Danau Maninjau yang dijabarkan pada tabel 18. Tabel 18 Luas penggunaan lahan di kawasan Danau Maninjau Penggunaan Lahan Luasan Ha Persentase Kampung 2137 8.757 Hutan Lebat 1839 7.536 Belukar 515 2.11 Sawah 5654 23.169 Kebun Campuran 3506 14.367 Danau 10 752 44.142 Total 24 403 100 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan, 2014 Menurut Limnologi LIPI, 2010, keragaman vegetasi dan satwa yang terdapat di Kawasan Danau Maninjau sangat beragam. Hal ini karena disekelilingnya masih terdapat hutan hujan tropis dengan berbagai jenis vegetasi didalamnya seperti jenis-jenis Fagaceae Quercus sp. dan Castanopsis sp., Lauraceae dan Myrtaceae sebagai pohon kanopi, dan jenis Anacardiaceae Mangifera sp. dan Swintonia sp. atau Shorea platyclados Dipterocarpaceae yang mencuat. Selain itu juga terdapat sisa dari hutan asli adalah spesies lapisan atas, yakni seperti jenis-jenis Burseraceae Canarium, Santiria, Dacryodes, Fagaceae Lithocarpus, Quercus, beberapa sisa Dipterocarpaceae Shorea sumatrana, S. sororia, Hopea mengarawan, Parashorea lucida, dan sejenis Mimosaceae khas Acrocarpus fraxinifolius. Vegetasi lapisan bawah terdiri dari Meliaceae Aglaia argentea, A. gango, Chisocheton spp., Disoxylon macrocarpum, D. cauliforum, Toona sinensis, Lauraceae Cinnamomum parthenoxylon, Litsea spp., Actinodaphne sp. Annonaceae, Euphorbiaceae, dan Myristicaceae. Spesies pohon dari formasi yang lebih awal dalam suksesi adalah Octomeles sumatrana Datiscaceae, Alstonia angustiloba Apocynaceae, 21 Terminalia spp Combretaceae, Pisonia umbellifera Nyctaginaceae, Artocarpus spp. Moraceae Lampiran 1. Selain vegetasi, di Kawasan Danau Maninjau juga terdapat berbagai jenis satwa liar ataupun budidaya yang terdapat baik di hutan seperti mamalia, moluska, dan burung, dan di danau, terdapat jenis-jenis ikan yang dapat dibudidayakan ataupun liar Lampiran 2 dan Lampiran 3. Kondisi Hidrologi Kondisi hidrologi kawasan danau secara umum dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan di kawasan danau sebagaian besar mengalir melalui pola penyaluran yang telah terbentuk. Sumber air Danau Maninjau terutama berasal dari sungai-sungai yang mengalir sepanjang Daerah Aliran Sungai DAS Batang Antokan yang bermuara ke danau dan air hujan Gambar 6. Di kawasan danau terdapat delapan puluh delapan buah sungai besar dan kecil dengan lebar maksimum 8 meter yang mengalir ke danau. Kebanyakan dari sungai tersebut 61.4 kering pada waktu musim kemarau, sedangkan sungai-sungai yang berair sepanjang tahun hanya tiga puluh empat buah sungai. Sungai-sungai tersebut mengalir dengan debit yang relatif kecil. Sungai-sungai yang bermuara ke Danau Maninjau memiliki pola linier lurus atau tidak bercabang, sedangkan sungai di sebelah barat danau pada umumnya berpola dendritik bercabang. Dengan demikian maka inflow air Danau Maninjau sebagian besar bersumber dari aliran sungai dan dari dasar danau Limnologi LIPI, 2010. Keberlangsungan air di Danau Maninjau sangat terkait dengan siklus hidrologi. Air yang masuk ke Danau Maninjau berasal dari air hujan yang langsung masuk ke permukaan danau 281 juta m 3 tahun, air permukaan tanah 250 juta m 3 tahun, dan recharge air tanah 4180 juta m 3 tahun . Sedangkan outlet Danau Maninjau adalah Sungai Batang Antokan dan intake PLTA Maninjau 4600 juta m 3 tahun Fakhrudin, 2003. Tingginya aktivitas perikanan dan sosial masyarakat di sekitar Danau Maninjau mengakibatkan terjadinya pencemaran dan penurunan kualitas air danau oleh zat-zat organik yang berasal dari limbah rumah tangga, pertanian, ataupun perikanan. Menurut hasil penelitian Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Muhammadiyah tahun 2006 tercatat bahwa sektor perikanan telah menyumbang limbah dalam jumlah yang sangat besar dibanding sektor lain, yaitu sebesar 393.22 tontahun 93 dari jumlah limbah keseluruhan yang dibuang ke Danau Maninjau Limnologi LIPI, 2010.