Lalat Buah Pendugaan Kerusakan Buah Mangga Arumanis Akibat Lalat Buah Dengan Menggunakan Gelombang Ultrasonik

perkembangan buah yang menjamin dapat tercapainya proses pematangan yang sempurna. Mangga dinyatakan terlalu matang apabila mangga matang penuh dengan daging buah lunak sedemikian sehingga dianggap telah lewat waktu pemasarannya. Mangga dinyatakan keras apabila buah cukup tahan bila ditekan sedikit dengan jari-jari dan kulit buah halus tidak keriput. Mangga dinyatakan cukup keras apabila buah masih cukup keras bila ditekan dengan jari-jari, tidak lunak, meskipun kulit sedikit lemas tetapi tidak keriput. Menurut SNI 1992 bahwa mangga dinyatakan seragam apabila mangga dalam satu partailot berukuran seragam menurut golongan ukurannya berdasarkan panjang dan diameter kultivar yang telah ditentukan dengan toleransi 5 jmljml maksimum. Mangga dinyatakan kurang seragam menurut golongan ukurannya berdasarkan panjang dan diameter kultivarnya yang telah ditentukan dengan toleransi 10 jmljml maksimum. Mangga rusak adalah mangga yang mengalami kerusakan atau cacat akibat biologis, fisiologis, mekanis dan lain-lain yang mengenai 10 atau lebih dari permukaan buah, sedangkan mangga busuk adalah mangga yang rusak dan daging buahnya tidak dapat dimanfaatkan lagi.

2.2 Lalat Buah

Lalat buah ordo Diptera, famili Tephritidae, terdiri atas 4 000 spesies yang terbagi dalam 500 genus. Tephritidae merupakan famili terbesar dari ordo Diptera dan merupakan salah satu famili yang penting karena secara ekonomi sangat merugikan. Famili Tephritidae memiliki beberapa subfamili. Subfamili yang spesiesnya terkenal sebagai hama lalat buah adalah Dacinae, yang dibagi menjadi dua genus yaitu Dacus Fabricus dan Bactrocera Macquart. Lalat buah yang menyerang buah mangga di Indonesia tergolong ke dalam spesies Bactrocera dorsalis atau dikenal dengan nama Oriental fruit fly. Lalat ini merupakan salah satu lalat buah yang paling merugikan di Asia Timur dan Pasifik karena menyerang berbagai buah-buahan. Bahkan Verghese 2004 melaporkan bahwa Bactrocera dorsalis merupakan hama utama mangga yang ada di India. Selama ini pemerintah Jepang melarang mengimpor buah dari negara-negara yang memiliki hama lalat buah ini. Sementara pemerintah Indonesia melakukan pengawasan ketat sehubungan dengan besarnya kehilangan ekonomi dan pembatasan perdagangan yang disebabkan oleh spesies lalat buah ini. Lalat buah memiliki empat stadium metamorfosis, yaitu fase telur, fase larva, fase pupa dan fase imago. Telur lalat disuntikkan oleh lalat betina ke dalam daging buah, telur berwarna putih bening sampai kuning krem dan berubah menjadi lebih tua ketika hampir menetas. Seekor lalat betina mampu menghasilkan telur 1200-1500 butir. Bentuk dan ukuran telur bervariasi, tergantung pada spesies lalat buahnya, pada umumnya telur berbentuk bulat panjang seperti pisang dengan ujung meruncing. Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu kurang lebih dua hari. Larva inilah yang menyerang daging buah. Menurut Rokhani 2007 bahwa fase larva merupakan stadium paling merusak karena aktivitasnya dalam jaringan buah. Daging buah dikoyak oleh larva dengan mulutnya yang berupa kait tajam sambil mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi melunakkan daging buah sehingga mudah diisap dan dicerna. Enzim tersebut juga mempercepat pembusukan dan pada tahap selanjutnya yang diduga berasal dari senyawa alkohol. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva memiliki lama stadium antara 6-9 hari. Larva setelah berkembang maksimum akan membuat lubang keluar untuk meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjadi pupa. Pupa berwarna coklat, dengan bentuk oval, panjang sekitar 5 mm dan lama stadium pupa 4-10 hari. a b c Gambar 3 Lalat buah fase a larva, b pupa dan c imago. Imago rata-rata berukuran panjang sekitar 7 mm, lebar sekitar 3 mm dengan warna toraks dan abdomen antar spesies lalat buah bervariasi, misalnya oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam. Demikian pula sayapnya transparan dan memiliki bercak-bercak pita yang bervariasi, hal ini merupakan ciri masing- masing spesies lalat buah. Pada lalat betina, ujung abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur, sedangkan abdomen lalat jantan lebih bulat. Secara keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar antara 16 sampai 25 hari. Lalat buah mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan siklus hidup yang pendek dan peka terhadap lingkungan yang kurang baik. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah adalah 26 o C, sedangkan kelembaban relatif sekitar 70. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa. Kelembaban tanah yang sesuai untuk stadia pupa adalah 0-9. Cahaya mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah. Lalat buah betina akan meletakkan telur lebih cepat dalam kondisi yang terang, sebaliknya pupa lalat buah tidak akan menetas apabila terkena sinar.

2.3 Kerusakan Buah Mangga Akibat Serangan Lalat Buah