untuk menduga tingkat ketuaan dan kematangan daging buah durian secara nondestruktif.
Pemutuan mangga arumanis selama ini masih didasarkan pada berat dan ukuran sehingga tidak dapat mengetahui mutu bagian dalam buah, salah satunya
ada tidaknya serangga dalam buah. Sementara buah-buahan setelah dipanen berpotensi terinfestasi larva yang berasal dari telur lalat buah. Kerusakan bagian
dalam buah mangga arumanis akibat serangan lalat buah diduga dapat dikaji dengan menggunakan gelombang ultrasonik sehingga perlu dilakukan penelitian
tentang karakteristik gelombang ultrasonik pada mangga arumanis.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik gelombang ultrasonik pada buah mangga arumanis yang terkena serangan lalat buah, mengkaji
hubungan gelombang ultrasonik dengan tingkat kerusakan mangga arumanis akibat serangan lalat buah, dan mengkaji aplikasi gelombang ultrasonik untuk
menduga kerusakan mangga arumanis akibat serangan lalat buah secara tidak merusak.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat kerusakan bagian dalam buah mangga arumanis akibat serangan lalat buah
berdasarkan karakteristik gelombang ultrasonik, memberikan data dasar perubahan karakteristik gelombang ultrasonik berdasarkan rusak tidaknya buah
mangga arumanis serta dapat membantu dalam pengembangan sortasi buah secara tidak merusak.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangga Arumanis
Mangga merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan karena produksinya mencapai 1.6 juta ton pada tahun 2006 dan luas panen 273 440 Ha,
merupakan urutan ke-4 produksi dunia, sehingga sangat berpotensi menjadi komoditas ekspor. Gambar 1 menyajikan data produksi mangga di Indonesia
menurut BPS 2008.
800 1000
1200 1400
1600 1800
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 Tahun
P ro
d u
k si
m a
n g
g a
to n
Gambar 1 Produksi mangga di Indonesia. Mangga memiliki banyak varietas, salah satunya arumanis. Nama
arumanis merupakan sebutan di daerah Probolinggo AKK, 1991, berasal dari kata harum dan manis, yang memiliki ciri-ciri khas dan perbedaan yang nyata
apabila dibandingkan dengan varietas mangga yang lainnya. Mangga arumanis memiliki taksonomi:
divisi : Spermatophyta
subdivisi : Angiospermae kelas
: Dicotyledoneae ordo
: Sapindales famili
: Anacardiaceae genus
: Mangifera spesies
: indica L.
Pohon mangga berbuah sekitar bulan Agustus sampai Oktober, yaitu pada musim kemarau. Pada musim ini sangat baik pengaruhnya terhadap proses
pembentukan, pembesaran dan pemasakan buah di pohon. Tetapi ada juga pohon mangga yang berbuah terlambat, yaitu pada permulaan musim penghujan.
Gambar 2 Buah mangga dan potongan membujur. Mangga arumanis memiliki berat rata-rata 400 gbuah, panjang 13 cm,
lebar 8 cm dan tebal 7.5 cm. Mangga ini bentuknya agak panjang, sedikit melengkung, bagian bahu agak melebar dan ujungnya agak bundar. Mangga
arumanis kulitnya tipis, berwarna hijau tua sampai kebiru-biruan, bertotol-totol coklat keputihan. Buah yang sudah tua diselimuti lapisan lilin halus dan pada
pangkal buah berwarna hijau kecoklat-coklatan, daging buahnya berwarna kuning, seratnya halus, berair dan berbau khas yang menyengat.
Ketebalan kulit luar berkisar antara 0.3 - 1.2 mm, di bawah kulit buah terdapat daging buah yang tebalnya berkisar 1.5 - 4 cm, ketebalan buah ini diukur
dari lapisan tempurung biji luar. Biji yang berlapisan tempurung dan bersabut terdapat di bawah lapisan buah, bentuk biji sesuai dengan bentuk luar dari mangga
tersebut. Tabel 1 Jenis mutu buah mangga berdasarkan SNI
Besar Sedang
Kultivar Panjang cm
Diameter cm Panjang cm
Diameter cm Arumanis
13.5 atau lebih 7.5 atau lebih
12.5-13.5 7.5-8.0
Golek 17.0 atau lebih
6.0 atau lebih 15.0-16.5
5.5-6.0
Buah mangga mempunyai komposisi kimia yang terdiri atas air, karbohidrat, berbagai macam asam, protein, lemak, mineral, zat kimia, warna,
Kulit luar Daging buah
Biji pelok
tanin, vitamin serta zat-zat yang mudah menguap dan berbau harum. Komponen yang paling banyak adalah air dan karbohidrat.
Menurut Standar Nasional Indonesia SNI mangga yang memiliki kode SNI 01-364-1992 digolongkan menjadi dua jenis mutu ukuran, yaitu besar dan
sedang berdasarkan panjang dan diameter buah menurut kultivarnya Tabel 1. Masing-masing ukuran digolongkan menjadi 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu
II Tabel 2. Mangga arumanis yang dijual di pasaran memiliki tingkatan ukuran hingga 5 tingkat, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.
Tabel 2 Mutu buah mangga berdasarkan SNI
Syarat Karakteristik
Mutu I Mutu II
Cara Pengujian Kesamaan sifat varietas
seragam seragam
organoleptik Tingkat ketuaan
tua, tetapi tidak terlalu matang
tua, tetapi tidak terlalu matang
organoleptik Kekerasan
keras cukup keras
organoleptik Ukuran
seragam kurang seragam
SP-SMP-309- 1981
Kerusakan, jmljml maks. 5
10 organoleptik
Kotoran bebas
bebas Busuk, jmljml maksimum
1 2
SP-SMP-311- 1981
Buah mangga yang sudah dipanen, sebelum dipasarkan biasanya disortir berdasarkan kualitas buah, yaitu yang besarnya seragam, sama berat, warna baik
dan menarik, sehat, serta aroma yang harum. Pemetikan buah mangga yang masih muda dihindari karena setelah proses pemeraman, kulit akan kelihatan keriput,
tidak mengkilat, kurang padat, sedikit kasar, dan apabila dimakan akan terasa hambar, masam atau kurang manis.
Tabel 3 Penggolongan ukuran buah mangga arumanis.
Tingkat Ukuran Ukuran
A B
C D
E Panjang cm
Lebar cm Tebal cm
Bobot g 14
9.5 8.5
450 13 – 14
8.5 – 9.5 8 – 8.5
400 – 450 12.5 – 13
8 – 8.5 7.5 – 8
350 – 400 12 – 12.5
7 – 8 7 – 7.5
300 – 350 10 – 12
6.5 – 7 6 – 7
300
Berdasarkan SNI bahwa mangga dinyatakan seragam apabila mangga dalam satu partailot seragam dalam bentuk umum buah, tekstur, warna daging
buah dan warna kulit buah. Mangga dinyatakan tua apabila telah mencapai tingkat
perkembangan buah yang menjamin dapat tercapainya proses pematangan yang sempurna. Mangga dinyatakan terlalu matang apabila mangga matang penuh
dengan daging buah lunak sedemikian sehingga dianggap telah lewat waktu pemasarannya. Mangga dinyatakan keras apabila buah cukup tahan bila ditekan
sedikit dengan jari-jari dan kulit buah halus tidak keriput. Mangga dinyatakan cukup keras apabila buah masih cukup keras bila ditekan dengan jari-jari, tidak
lunak, meskipun kulit sedikit lemas tetapi tidak keriput. Menurut SNI 1992 bahwa mangga dinyatakan seragam apabila mangga
dalam satu partailot berukuran seragam menurut golongan ukurannya berdasarkan panjang dan diameter kultivar yang telah ditentukan dengan toleransi
5 jmljml maksimum. Mangga dinyatakan kurang seragam menurut golongan ukurannya berdasarkan panjang dan diameter kultivarnya yang telah ditentukan
dengan toleransi 10 jmljml maksimum. Mangga rusak adalah mangga yang mengalami kerusakan atau cacat akibat biologis, fisiologis, mekanis dan lain-lain
yang mengenai 10 atau lebih dari permukaan buah, sedangkan mangga busuk adalah mangga yang rusak dan daging buahnya tidak dapat dimanfaatkan lagi.
2.2 Lalat Buah