masing spesies lalat buah. Pada lalat betina, ujung abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur, sedangkan abdomen lalat jantan lebih bulat. Secara
keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar antara 16 sampai 25 hari. Lalat buah mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan siklus hidup yang
pendek dan peka terhadap lingkungan yang kurang baik. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah adalah 26
o
C, sedangkan kelembaban relatif sekitar 70. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa.
Kelembaban tanah yang sesuai untuk stadia pupa adalah 0-9. Cahaya mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah. Lalat buah
betina akan meletakkan telur lebih cepat dalam kondisi yang terang, sebaliknya pupa lalat buah tidak akan menetas apabila terkena sinar.
2.3 Kerusakan Buah Mangga Akibat Serangan Lalat Buah
Hamapenyakit pascapanen dapat menyerang buah mangga ketika masih ada pada tanaman atau setelah dipanen. Serangan yang terjadi pada buah yang
masih berada di pohon, berupa infeksi laten, yaitu baru terlihat gejalanya setelah buah dipanen dan diperam. Infeksi yang terjadi sesudah dipanen terjadi karena
luka pada penanganan pascapanen yang tidak hati-hati, yaitu : tangkai buah yang dipatahkan sewaktu dipanen, memar, lecet dan pecah karena terjatuh. Luka
tersebut merupakan gerbang masuknya mikroba perusak. Mikroba penyebab infeksi laten penyakit antraknos adalah Colletotrichum gloeosporiodes Penz.
Serangan penyakit ini ditandai dengan noda warna coklat di permukaan kulit buah. Intensitas warna coklat meningkat serta meluas dan masuk ke dalam daging
buah dan terjadi pembusukan buah. Penyakit yang lain adalah busuk pangkal buah yang disebabkan oleh: Botryodiplodia theobromae atau Dithorella dominica
Petrack dan Cif. Mikroba penyebab penyakit ini masuk ke dalam buah melalui luka pada tangkai ditandai dengan noda warna hitam pada kulit di sekitar pangkal
buah. Bila dibelah terlihat daging buah dan kulit biji yang menghitam dan membusuk.
Lalat buah merupakan salah satu hama yang menyebabkan kerusakan buah, terutama bagian dalamnya akibat aktivitas larva. Lalat buah termasuk hama
yang menimbulkan kerugian besar bagi petani di Indonesia, terutama petani buah dan sayuran. Peta yang berwarna menunjukkan penyebaran serangan lalat buah
menurut Ditlin Hortikultura 2008, sebagaimana disajikan pada Gambar 4, gambar ini menunjukkan bahwa lalat buah menyerang hampir semua daerah di
Indonesia meliputi dearah-daerah di pulau Sumatera, daerah-daerah di pulau Jawa, Kalimantan bagian selatan, pulau Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur. Kisaran luasan serangan rata-rata mencapai 0.1-100 ha tiap daerah, khusus daerah Jawa Timur kisaran luasan mencapai hingga 50-10.000 ha.
Sementara data serangan lalat buah pada buah mangga disajikan pada Lampiran 1.
Gambar 4 Peta penyebaran serangan lalat buah. Berdasarkan analisis data oleh Direktorat Perlindungan Hortikultura,
kategori serangan lalat buah pada berbagai buah dan klasifikasi kisaran luas serangan dalam ha, serta pewarnaannya disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Klasifikasi kisaran luas serangan ha.
No. Komoditas
Merah Kuning
Hijau daun muda
Hijau daun tua
1. Mangga
5000-10000 1000 – 5000
100 – 1000 0.1 - 100
2. Jambu biji
120 - 186 60 - 120
30 - 60 0.1 - 30
3. Jeruk
200 - 300 100 - 200
10 - 100 0.1 - 10
4. Belimbing
400 - 600 200 - 400
50 - 200 0.1 - 50
5. Cabe
25 - 55 15 - 25
5 - 15 1.0- 5
6. Nangka
100 - 200 10 - 100
5 - 10 0.1 - 5
7. Durian
70 - 100 50 - 70
30 - 50 0.1 - 30
8. Jambu air
20 - 30 10 - 20
5 - 10 0.1 - 5
Bactrocera spp adalah lalat buah yang banyak merusak belimbing manis, jambu air, jambu biji, mangga, nangka, semangka, melon, dan cabai. Sekitar 35
dari spesies lalat buah menyerang buah-buahan yang berkulit lunak dan tipis, termasuk di dalamnya buah-buahan komersial yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi. Di samping menyerang buah-buahan yang lunak, sekitar 40 larva lalat buah juga hidup dan berkembang pada bunga tanaman famili Asteraceae,
sedangkan selebihnya hidup pada bunga tanaman famili lainnya atau menjadi pengorok pada daun, batang atau jaringan akar. Hanya beberapa spesies lalat buah
yang diketahui bukan fitopagus. Selain menyebabkan kerugian yang besar, lalat buah juga merupakan organisme pengganggu tanaman karantina OPTK yang
sangat diwaspadai dan dijadikan persyaratan impor, terutama oleh negara maju. Aktivitas lalat buah dalam menemukan tanaman inang ditentukan oleh
warna, bentuk dan aroma dari buah. Lalat buah jantan mengenal pasangannya selain melalui feromon, juga melalui kilatan warna tubuh dan pita atau bercak
pada sayap. Lalat buah pada umumnya jarang ditemukan pada pagi hari, tetapi dapat ditemukan pada siang hari sampai sore hari terutama menjelang senja.
Untuk Bactrocera spp., kopulasi biasanya terjadi pada senja hari. Lalat buah banyak beterbangan di antara pohon buah-buahan bila buah sudah hampir matang
atau masak.
2.4 Pengendalian Serangan Lalat Buah Sebelum Panen