terkategori mangga arumanis yang tidak terserang lalat buah, sedangkan mangga arumanis yang memiliki nilai Mo lebih besar dari atau sama dengan 5.60
terkategori mangga yang terserang lalat buah atau rusak bagian dalamnya. Kerusakan akibat serangan lalat buah berdasarkan nilai Mo secara
matematika dinyatakan pada Persamaan 13 dan 14. n
M
o
60
. 5
13 r
M
o
60
. 5
14 Dimana
o
M adalah moment zero power tanpa satuan, n adalah mangga tidak terserang lalat buah, sedangkan r adalah mangga terserang lalat buah.
4.8 Validasi Model Pendugaan Kerusakan Mangga Arumanis
Berdasarkan hasil validasi terhadap mangga arumanis, didapatkan nilai koefisien atenuasi mangga arumanis yang tidak terserang lalat buah terendah
34.86 Npm, sedangkan koefisien atenuasi mangga arumanis terserang lalat buah terbesar sebesar 34.08 Npm, sementara batas kerusakan mangga arumanis
berdasarkan koefisien atenuasinya 34.76 Npm sehingga dari hasil validasi menunjukkan bahwa model pada Persamaan 11 dan 12 adalah valid. Semua
mangga yang terkategori tidak terserang lalat buah dapat dipilah secara sempurna manggunakan Persamaan 11, sedangkan mangga yang terserang lalat buah dan
mangga yang rusak dapat terpilah deangan baik menggunakan Persamaan 12.
20 25
30 35
40
300 400
500 600
700 800
900 1000
Kecepatan ms
K o
ef is
ie n
a te
n u
as i
N p
m
Mangga normal Mangga terserang larva lalat buah
Mangga rusakbusuk Bat as kerusakan
Gambar 26 Koefisien atenuasi mangga arumanis berdasarkan data validasi.
Gambar 26 menyajikan data validasi dan nilai batas kerusakan mangga arumanis berdasarkan koefisien atenuasi. Mangga yang tidak terserang lalat buah
berada di atas garis batas kerusakan dan mangga yang terserang lalat buah atau rusak berada di bawah garis batas kerusakan.
Tingkat keberhasilan pemilahan pada beberapa nilai koefisien atenuasi disajikan pada Gambar 15, data dari Gambar ini menunjukkan bahwa sampai
batas 34.80 Npm mangga masih dapat terpilah dengan baik, namun pada batas nilai koefisien atenuasi 34.90 terdapat 2 data mangga tidak terserang lalat buah
terpilah ke dalam mangga yang terserang lalat buah begitu juga secara berturut- turut pada batas nilai koefisien atenuasi 35.00 Npm, 35.10 Npm dan bernilai
25.20 Npm mangga tidak terserang lalat buah yang terpilah ke dalam mangga rusak sebesar 6, 8 dan 15. Berdasarkan hal ini, nilai batas model
sebagaimana persamaan 11 dan12 dapat diterapkan dalam pengembangan sortasi buah mangga arumanis berdasarkan koefisien atenuasi.
20 40
60 80
100
33.5 34.0
34.5 35.0
35.5 Nilai bat as pendugaan kerusakan berdasarkan koefisien at enuasi Npm
K e
b e
rh a
si l
p e
m il
a h
a n
mangga rusak terpilah ke dalam mangga normal mangga normal terpilah ke dalam mangga rusak
mangga normal terpilah ke dalam mangga normal
Gambar 27 Keberhasilan pemilahan mangga arumanis berdasarkan koefisien atenuasi.
Nilai batas tersebut sudah aman kerena nilai batas kerusakan mangga yang terserang lalat buah pada model sebesar 34.76 Npm sedangkan pada hasil validasi
nilai koefisien atenuasi mangga tidak terserang lalat buah terendah sebesar 34.86 Npm, artinya masih terdapat nilai selang toleransi sebesar 0.10 Npm terhadap
nilai koefisien atenuasi mangga arumanis yang tidak terserang lalat buah. Sementara terhadap nilai koefisien atenuasi mangga arumanis yang terserang lalat
buah terdapat toleransi sebesar 0.68 Npm karena nilai atenuasi mangga yang
terserang lalat buah terbesar adalah 34.08 Npm. Mangga yang rusak tetapi tidak terserang lalat buah terdapat toleransi sebesar 0.1 Npm karena nilai koefisien
atenuasi mangga rusak tertinggi adalah 34.66 Npm. Tingkat keakuratan dalam memilah mangga yang tidak terserang lalat
buah dapat ditingkatkan dengan memilih nilai koefisien atenuasi 34.80 Npm atau ditingkatkan menjadi 34.90 Npm, tetapi dengan konsekuensi terdapat 3.57
buah mangga tidak terserang lalat buah terpilah atau terkategori menjadi mangga yang terserang lalat buah.
Sedangkan nilai koefisien atenuasi kurang dari 34.76 Npm tidak dipilih sebagai nilai batas untuk menghindari adanya mangga terserang lalat buah atau
rusak terkategori atau terpilah menjadi mangga yang tidak terserang lalat buah, walaupun hasil validasi nilai tertinggi mangga terserang lalat buah 34.08 Npm.
Sementara kecepatan gelombang ultrasonik pada data validasi juga menunjukkan tidak adanya beda yang jelas antara mangga yang terserang lalat
buah dengan yang tidak terserang lalat buah. Gambar 27 menyajikan kecepatan gelombang ultrasonik pada data validasi. Hal ini semakin menguatkan bahwa
kecepatan gelombang ultrasonik tidak dapat dijadikan sebagai dasar pendugaan kerusakan mangga arumanis akibat serangan lalat buah.
200 400
600 800
1000
25 30
35 40
45 Koefisien atenuasi Npm
K e
c e
p a
ta n
m s
Mangga normal Mangga terserang larva lalat buah
Mangga rusakbusuk
Gambar 28 Kecepatan gelombang ultrasonik mangga arumanis berdasarkan data validasi.
Berdasarkan validasi didapatkan nilai Mo mangga yang tidak terserang lalat buah tertinggi 4.55, mangga yang terserang lalat buah terendah 5.84
sementara nilai batas kerusakan mangga arumanis berdasarkan Mo sebesar 5.60 sehingga model pada Persamaan 12 dan 13 dinyatakan valid. Semua mangga yang
tidak terserang lalat buah dapat terpilah dengan sempurna menggunakan Persamaan 12 dan mangga yang terserang lalat buah atau rusak juga dapat terpilah
dengan sempurna menggunakan persamaan 13. Data validasi nilai Mo dan batas kerusakan berdasarkan nilai Mo disajikan
pada Gambar 29, mangga yang rusak atau terserang lalat buah berada di atas garis batas kerusakan, sementara mangga yang tidak terserang lalat buah berada di
bawah garis batas kerusakan.
2 4
6 8
10 12
300 400
500 600
700 800
900 1000
Kecepatan ms
M o
Mangga normal Mangga terserang larva lalat buah
Mangga rusakbusuk Bat as keruskan
Gambar 29 Nilai Mo mangga arumanis berdasarkan data validasi Keberhasilan nilai Mo dijadikan pembatas antara mangga yang terserang
lalat buah dengan yang tidak terserang lalat buah disajikan Gambar 30. Nilai batas Mo 5.00-5.70 menunjukkan keberhasilan pemilahan 100, sedangkan pada nilai
Mo 4.91 terdapat 2 mangga tidak terserang lalat buah terpilah ke dalam mangga yang terserang lalat buah.
Nilai Mo 5.60 merupakan nilai pembatas yang aman untuk dipilih karena masih terdapat nilai toleransi terhadap mangga yang tidak terserang lalat buah
sebesar 0.69, sedangkan nilai toleransi terhadap mangga yang terserang lalat buah sebesar 0.24 dan terhadap mangga yang rusak sebesar 0.12.
Namun untuk penerapan sortasi buah mangga arumanis yang tidak terserang lalat buah secara akurat dapat dipilih batas nilai Mo antara 5.00-5.60,
atau 4.92 namun nilai 4.92 ini terlalu dekat dengan batas atas nilai Mo mangga
yang tidak terserang lalat buah sehingga memungkinkan mangga tidak terserang lalat buah terpilah menjadi mangga yang terserang lalat buah, walaupun pada
validasi tidak terjadi. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai batas kerusakan
pada model dapat diterapkan dalam pengembangan sortasi buah mangga arumanis yaitu nilai koefisien atenuasi 34.76 Npm atau nilai Mo 5.60, dimana jika mangga
arumanis memiliki nilai atenuasi lebih besar dari 34.76 Npm dapat diduga sebagai mangga yang tidak terserang lalat buah, sebaliknya jika koefisien atenuasi
kurang dari atau sama dengan 34.76 Npm diduga sebagai mangga yang terserang lalat buah.
20 40
60 80
100
4.00 4.50
5.00 5.50
6.00 6.50
Nilai batas pendugaan kerusakan berdasarkan nilai M o K
eb er
h as
il an
p em
il ih
an
mangga rusak terpilah ke dalam mangga normal mangga normal terpilah ke dalam mangga rusak
mangga normal terpilah ke dalam mangga normal
Gambar 30 Keberhasilan pemilahan mangga arumanis berdasarkan nilai Mo. Sementara untuk mangga arumanis yang memiliki nilai Mo lebih kecil dari
5.60 dapat diduga sebagai mangga yang tidak terserang lalat buah, sebaliknya jika nilai Mo lebih besar atau sama dengan 5.60 dapat diduga sebagai mangga yang
terserang lalat buah.
4.9 Aplikasi Metode Gelombang Ultrasonik dalam Penanganan Pascapanen