Analisis Keanekaragaman Tumbuhan Bawah

Selain pH tanah, tanah pada tegakan trembesi memiliki kandungan kejenuhan Al sebesar 11,33 sedangkan pada tegakan sengon buto tidak ditemukan kandungan kejenuhan Al. Kejenuhan Al yang tinggi 60 dapat menyebabkan keracunanan pada tumbuhan yang nantinya akan menganggu pertumbuhan tanaman yang tumbuh di permukaannya Setiadi 2012

5.2.2 Analisis Keanekaragaman Tumbuhan Bawah

Berdasarkan Magurran 1988 nilai R 1 3,5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, R 1 3,5 –5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang, dan R 1 5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka kekayaan jenis tumbuhan bawah pada tegakan sengon buto dan trembesi tergolong rendah dengan Indeks Kekayaan Jenis R 1 pada tegakan sengon buto 2,56 dan pada tegakan trembesi 1,96. Perbedaan nilai Kekayaan jenis pada tegakan sengon buto dan trembesi dipengaruhi oleh jumlah jenis yang ditemukan yaitu pada tegakan sengon buto 22 jenis dan trembesi 17 jenis. Indeks Kemerataan Jenis E, nilai yang ditunjukkan pada kedua tegakan tidak jauh berbeda. Nilai kemerataan jenis pada tegakan sengon buto sebesar 0,72 dan pada tegakan trembesi sebesar 0,74. Besaran nilai E 0,3 menunjukkan kemerataan jenis rendah. E = 0,3 –0,6 menunjukkan kemerataan jenis tergolong sedang, dan E 0,6 maka kemerataan jenis tergolong tinggi Magurran 1988. Berdasarkan klasifikasinya kemerataan jenis pada tegakan sengon buto dan trembesi tergolong tinggi karena keduanya memiliki nilai E 0,6. Hasil perhitungan tingkat keanekaragaman jenis Shannon menunjukkan bahwa tumbuhan bawah pada tegakan sengon buto memiliki tingkat keanekaragaman yang lebih besar yaitu dengan nilai 2,21 dibandingkan pada tegakan trembesi dengan nilai 2,09. Nilai indeks keanekaragaman jenis menurut Magurran 1988 dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan, yaitu: Jika nilai H’ 2 maka nilai H’ tergolong rendah, jika nilai H’ = 2-3 maka tergolong sedang dan jika nilai H’ 3 maka tergolong tinggi. Berdasarkan pengklasifikasiannya tingkat keanekaragaman jenis pada tegakan sengo buto dan trembesi tergolong sedang. Nilai indeks keanekaragaman tersebut menunjukkan bahwa kelimpahan jenis tumbuhan bawah pada sengon buto lebih besar dibandingkan pada tegakan trembesi. Keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas cenderung akan rendah apabila secara fisik terkendali oleh manusia Odum 1993. Kedua tegakan yang diamati merupakan tanaman homogen hasil budidaya manusia. Dilihat dari nilai keanekaragaman jenis, kedua tegakan memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan secara fisik lingkungannya terganggu akibat kegiatan penambangan. Kondisi demikian yang menyebabkan jenis yang ditemukan pada kedua tegakan hanya sedikit. Menurut Istomo dan Kusmana 1997, jika nilai IS lebih kecil dari 75 maka dua komunitas yang dibandingkan dianggap berbeda, dan jika nilai IS ≥ 75 maka kedua komunitas yang dibandingkan dianggap sama. Hasil perhitungan Indeks Kesamaan Jenis IS pada kedua komunitas sengon buto dan trembesi, nilai IS yang diperoleh adalah 82,05. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas tumbuhan bawah pada kedua tegakan dianggap sama. Kesamaan pada komunitas ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sama, seperti cuaca, suhu, tanah dan ketinggian pada kedua tegakan. Jenis-jenis yang ditemukan pada kedua tegakan tersebut dapat membantu perbaikan stuktur tanah sehingga dapat membantu regenerasi pertumbuhan berikutnya.

5.2.3 Indeks Dominansi C

Dokumen yang terkait

PENGARUH BOBOT DAN KEDALAMAN PENANAMAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL SEMAI SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Jacq. Griseb)

0 6 1

Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat

0 11 81

Model Reklamasi lahan Pasca Tambang Batu Bara Berbasis Agroforestri (Studi Kasus Di Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur)

5 92 270

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Evaluasi Keberhasilan Tanaman Hasil Revegetasi di Lahan Pasca Tambang Batubara Site Lati PT Berau Coal Kalimantan Timur

6 18 97

Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten

1 25 33

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TREMBESI (SAMANEA SAMAN (Jacq.) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS.

6 33 52

Hasil Kegiatan Pendataan Bahan Galian Yang Tertinggal, Di Tambang Batubara Daerah Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur

0 0 13

Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Senyiur, Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

1 6 8

PENGARUH POLUTAN TERHADAP STRUKTUR MORFOLOGI STOMATA DAUN TREMBESI (Samanea saman (Jacg) Merr) Effect of Pollutants on Morphology of Stomata Leaves of Trembesi (Samanea saman (Jacg) Merr) Pratiwi Dyah Kusumo dan Manogari Sianturi

0 0 15