Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Lokasi Penelitian Iklim Rona Awal Vegetasi dan Satwa

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Mei 2012. Pengambilan data lapangan bertempat di area revegetasi tegakan sengon buto dan trembesi tahun tanam 2006 milik PT Kitadin Embalut site, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dan analisis data bertempat di Lab Ekologi Hutan IPB.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah peta konsesi PT Kitadin, kompas, Global Positioning System GPS, tambangtali rafia, walking stick, pita meter, pita ukur, pita penanda, tally sheet, alat tulis, dan kamera digital.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Analisis Vegetasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode petak kuadrat pada tiap tegakan. Tegakan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah tegakan sengon buto dan trembesi. Pada masing-masing tegakan dibuat 3 petak berukuran 20 m x 20 m dengan jarak antar petak 20 m, kemudian dalam setiap petak ini dibuat 5 plot contoh pangamatan seluas 2 m x 2 m yang diletakkan pada tiap pojok dan bagian tengah. Desain plot pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1. Data yang diambil pada petak 20 m x 20 m adalah data pohon meliputi jenis, diameter, dan tinggi pohon. Pada petak 2 m x 2 m data yang diambil adalah data tumbuhan bawah meliputi jenis, dan jumlah individu tiap jenisnya.

3.3.2 Penutupan Tajuk

Pengambilan data penutupan tajuk dilakukan secara kualitatif, dengan cara melakukan penilaian secara visual terhadap penutupan tajuk tiap tegakan. Tingkat penutupan tajuk dikelompokkan mejadi tiga kelas, yaitu besar 75, sedang 50 –75, dan rendah 50. 20 m A Keterangan : a,b,c,d,e : plot pengamatan 2 m x 2 m A B : petak pengamatan 20 m x 20 m Gambar 1 Desain Petak Pengamatan

3.3.3 Tanah

Data analisis tanah yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari perusahaan. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Laporan Triwulan I Tahun 2012, data tanah telah diambil pada lokasi yang sama dengan lokasi penelitian pada tanggal 12 Januari 2012. Data tanah yang diamati meliputi sifat fisik dan kimia tanah.

3.4 Analisis Data

Untuk mengetahui gambaran tentang komposisi jenis dan data ekologi tumbuhan bawah, dilakukan perhitungan terhadap parameter yang meliputi Indeks Nilai Penting INP, Indeks Dominansi, Indeks Keanekaragaman Jenis, Indeks Kekayaan Jenis, Indeks Kemerataan jenis, dan indeks kesamaan komunitas.

3.4.1 Indeks Nilai Penting INP

Indeks Nilai Penting INP adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi penguasaan spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan Soerianegara dan Indrawan 2008. INP merupakan penjumlahan dari nilai Kerapatan Relatif KR, Frekuensi Relatif FR dan Dominansi Relatif DR. Dalam penelitian ini nilai INP yang dihitung hanya pada tingkat tumbuhan bawah dengan rumus INP = KR + FR Rumus yang digunakan dalam analisis data adalah sebagai berikut: a. Kerapatan K A e a c d b B e a c d b b. Kerapatan Relatif KR c. Frekuensi F d. Frekuensi Relatif FR

3.4.2 Indeks Dominansi C

Nilai Indeks Dominansi menggambarkan pola dominansi jenis dalam suatu komunitas. Nilai indeks yang tertinggi adalah 1, yang menunjukkan bahwa tegakan tersebut dikuasai oleh satu jenis atau terpusat pada satu jenis. Jika beberapa jenis mendominansi secara bersama-sama maka indek dominansi akan mendekati nol atau rendah. Untuk mengetahui indeks dominansi jenis digunakan rumus sebagai berikut Misra 1980. ∑ Dimana : C = Indeks Dominansi ni = INP jenis i N = total INP

3.4.3 Indeks Keanekaragaman Jenis H’

Indeks Keanekaragaman Jenis menggambarkan ciri tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman jenis juga dapat digunakan guna menyatakan struktur komunitas dan stabilitas komunitas dalam suatu ekosistem. Keanekaragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Shanon Index of General Diversity Soerianegara 2008. ∑ [ ] Dimana : H = Indeks Keanekaragaman Jenis ni = INP jenis i N = Total INP Nilai indeks keanekaragaman jenis dapat diklasifikassikan dalam beberapa tingkatan, yaitu : a. Rendah jika H 2 b. Sedang jika 2 ≤ H 3 c. Tinggi jika H ≥ 3

3.4.4 Indeks Kesamaan Komunitas IS

Indeks Kesamaan Komunitas digunakan untuk mengetahui kesamaan relatif komposisi jenis dari dua komunitas yang dibandingkan Magguran 1988. Untuk mengetahui Indeks Kesamaan Komunitas dapat digunakan rumus sebagai berikut : Dimana : IS = Indeks kesamaan komunitas w = Jumlah jenis yang sama antara komunitas a dan b a = Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas a b = Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas b dalam penentuan antar dua komunitas yang berbeda, terdapat tiga kriteria yaitu : a. Suatu komunitas dianggap sama sekali berbeda apabila nilai IS 50 b. Dianggap mirip apabila nilai 50 IS 75 c. Dianggap sama apabila nilai IS ≥ 75

3.5.5 Indeks Kekayaan Jenis R

1 Untuk mengetahui Indeks Kekayaan jenis digunakan rumus Margallef 1998 yaitu : Dimana: R 1 = Indeks Kekayaan S = Jumlah jenis yang ditemukan N = Jumlah total individu Berdasarkan Magurran 1988, nilai R 1 3,5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, R 1 = 3,5 –5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang, sedangkan nilai R 1 5,0 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong tinggi.

3.4.6 Indeks Kemerataan Jenis E

Rumus indeks kemerataan jenis yang secara umum digunakan oleh para ekologis adalah Indriyanto 1988 : Dimana : E = Indeks Kemerataan Jenis H = Indeks Keanekaragaman Jenis S = Jumlah jenis Berdasarkan Magurran 1988, besaran E 0,3 menunjukkan kemerataan jenis rendah, E = 0,3 - 0,6 menunjukkan kemerataan jenis tergolong sedang dan E 0,6 kemerataan jenis tergolong tinggi. BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Status kawasan PT Kitadin adalah Kawasan Budidaya Non Kehutanan KBNK yang secara administratif terletak di Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada koordinat 117 5’00.0”– 117 7’49,9” BT dan 18’00.0” ‒ 0 22’ 30,0” LS dengan topografi datar dan berbukit-bukit Kitadin 2011. Peta Lokasi PT Kitadin Embalut disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Peta Lokasi PT Kitadin Embalut

4.2 Iklim

Wilayah PT Kitadin masuk kedalam Kecamatan Tenggarong Seberang yang merupakan daerah beriklim tropis, dengan suhu berkisar 27 -35 C dengan kecepatan angin antara 7-8 kmjam. Kelembaban udara berkisar antara 91 – 92 dan curah hujan rata-rata perbulan 176,2 mm Kitadin 2011.

4.3 Rona Awal Vegetasi dan Satwa

Vegetasi yang terdapat pada lokasi penambangan umumnya merupakan hutan sekunder. Tipe vegetasinya berupa hutan hujan tropis dataran rendah dengan pepohonan yang berdiameter mulai dari yang besar hingga kecil dan juga terdapat semak belukar. Jenis pepohonan yang tumbuh antara lain meranti, ulin, dan sengon secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis-Jenis Tumbuhan pada Hutan Alam Sekunder di Sekitar Areal Pertambangan PT Kitadin No Nama Lokal Nama Latin Famili 1 Anggrung Trema orientalis L. Blume Ulmaceae 2 Bayur Pterospermum javanicum Jungh Sterculiaceae 3 Jomok Artocarpus elasticus Reinw Moraceae 4 Kokang Cratoxylon ligustrinum Blume Clusiaceae 5 6 Laban Mahang Vitex pubescens Vahl Macaranga hypoleuca Reichb.f Zoll Verbenaceae Euphorbiaceae 7 Mbalut Macaranga recurvata Gage Euphorbiaceae 8 Singkil Premna corymbosa Rottl Verbenaceae 9 Terap Nauclea orientalis L. Rubiaceae 10 Tutup Homalanthus sp. Euphorbiaceae 11 Padi Oryza sativa L. Poaceae 12 Jagung Zea mays L. Poaceae 13 Singkong Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae 14 Akasia Acacia mangium Willd. Fabaceae 15 Alau Dacrydium beccarii Parl Podocarpaceae 16 Albizia Samanea sp. Fabaceae 17 Bolok Ficus lepicarpa Blume Moraceae 18 Jabon Anthocephalus cadamba Roxb. Miq. Rubiaceae 19 Jambu Hutan Euginia sp. Myrtaceae 20 Kapur Dryobalanops lanceolata Burck Dipterocarpaceae 21 Keruing Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae 22 Kayu Hitam Diospyros celebica Back. Ebenaceae 23 Laban Vitex pinnata Lamm. Verbenaceae 24 Nyatoh Palaquium spp. Sapotaceae 25 Pulai Alstonia scholaris R.Br Apocynaceae 26 Ulin Eusideroxylon zwageri Teysem Binnend Lauraceae 27 Simpur Dillenia indica L. Dilleniaceae 28 Pelawan Tristania conferta R.Br Myrtaceae 29 Keledang Artocarpus lanceifolius Roxb. Moraceae 30 Mbalut Besar Macaranga gigantea Reichb.f Zoll. Euphorbiaceae Sumber : Dokumen ANDAL PT Kitadin 2003 Jenis fauna di wilayah konsesi pertambangan PT Kitadin terdiri dari 10 jenis mamalia, 5 jenis reptillia, dan 23 jenis aves, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis Fauna di PT Kitadin No. Nama Lokal Nama Latin A. Mamalia 1 Bajing Callosciurus notatus 2 Tupai Tupaia javanica 3 Tikus Rattus rattus 4 Kelelawar Pteropus vampyrus 5 Musang Paradoxurus hermaphroditus 6 Babi Hutan Sus scrofa 7 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis B. Reptil 1 Biawak Varanus sp. 2 Kadal Lygosoma sp. 3 Kura-kura air tawar Chelydra serpentia 4 Ular sanca Python molurus 5 Ular hijau Trimeresurus albolabris C. Burung 1 Burung gereja Passer montanus 2 Elang hitam Ictinaetus sp. 3 Walet Collocalia fuciphagus 4 Pipit padi Lonchura leucogastroides 5 Kapinis Hirundapus caudacutus 6 Ketilang Pycnonotus aurigaster 7 Tekukur Streptopelia chinensis 8 Punai Treron capelli 9 Pelatuk Dinopium javanense Sumber : Dokumen ANDAL PT Kitadin 2003

4.4 Kondisi Tegakan

Dokumen yang terkait

PENGARUH BOBOT DAN KEDALAMAN PENANAMAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL SEMAI SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Jacq. Griseb)

0 6 1

Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat

0 11 81

Model Reklamasi lahan Pasca Tambang Batu Bara Berbasis Agroforestri (Studi Kasus Di Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur)

5 92 270

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Evaluasi Keberhasilan Tanaman Hasil Revegetasi di Lahan Pasca Tambang Batubara Site Lati PT Berau Coal Kalimantan Timur

6 18 97

Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten

1 25 33

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TREMBESI (SAMANEA SAMAN (Jacq.) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS.

6 33 52

Hasil Kegiatan Pendataan Bahan Galian Yang Tertinggal, Di Tambang Batubara Daerah Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur

0 0 13

Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Senyiur, Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

1 6 8

PENGARUH POLUTAN TERHADAP STRUKTUR MORFOLOGI STOMATA DAUN TREMBESI (Samanea saman (Jacg) Merr) Effect of Pollutants on Morphology of Stomata Leaves of Trembesi (Samanea saman (Jacg) Merr) Pratiwi Dyah Kusumo dan Manogari Sianturi

0 0 15