Analisis Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Kesamaan Komunitas IS Tumbuhan Bawah Kondisi Naungan Analisis Tanah

Pada tegakan trembesi jenis tumbuhan bawah yang paling dominan sama dengan jenis tumbuhan bawah pada tegakan sengon buto yaitu jenis jukut pahit P.conjugatum dengan INP 82,71, dan jenis kodominannya adalah jenis terong- terongan S.torvum dangan INP 20,61. Lima jenis tumbuhan bawah pada tegakan trembesi yang dominan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Lima Jenis Tumbuhan Bawah yang Paling Dominan pada Tegakan Trembesi Samanea saman No Nama Ilmiah Familli Jumlah Individu K indha KR F FR INP 1 Paspalum conjugatum Poaceae 2.421 1.210.500 70,21 0,93 12,50 82,71 2 Solanum torvum Solanaceae 249 124.500 7,22 1 13,39 20,61 3 Mikania micrantha Asteraceae 248 124.000 7,19 1 13,39 20,59 4 Cleome rutidosperma Cleomaceae 84 42.000 2,44 0,87 11,61 14,04 5 Pueraria javanica Fabaceae 62 31.000 1,80 0,73 9,82 11,62

5.1.2 Analisis Keanekaragaman Tumbuhan Bawah

Kekayaan jenis akan berbanding lurus dengan nilai keanekaragaman jenis. Sedangkan kemerataan jenis menunjukkan bagaimana kelimpahan jenis terdistribusi secara meratapada jumlah banyaknya individu yang ada. Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tegakan sengon buto memiliki nilai keragaman 2,21 yang berarti lebih tinggi jika dibandingkan dengan tegakan trembesi dengan nilai 2,09. Sama halnya dengan indeks Keanekaragaman Jenis H’, indeks kekayaa jenis R 1 pada tegakan sengon buto lebih tinggi dibandingkan dengan tegakan trembesi. Akan tetepi tumbuhan bawah pada tegakan trembesi memiliki nilai Indeks Kemerataan Jenis lebih tinggi yaitu 0,74 dibandingkan dengan tegakan sengon buto dengan nilai 0,72. Tabel 5 Indeks Keanekaragaman Jenis H’, Indeks Kekayaan Jenis R 1 , Indeks Kemerataan Jenis E, dan Indeks Dominansi Jenis C Tumbuhan Bawah di Bawah Tegakan Sengon Buto dan Trembesi Jenis H R 1 E C Sengon Buto 2,21 2,56 0,72 0,23 Trembesi 2,09 1,96 0,74 0,21

5.1.3 Kesamaan Komunitas IS Tumbuhan Bawah

Indeks Kesamaan Komunitas IS menunjukkan komposisi jenis tumbuhan dari dua komunitas yang dibandingkan. Hasil analisis data diketahui nilai IS antar tegakan sengon buto dan trembesi adalah sebesar 82,05. Dari nilai IS diketahui bahwa komunitas tumbuhan bawah di bawah tegakan sengon buto dan trembesi dapat dikatakan sama, karena nilai IS yang lebih besar dari 75.

5.1.4 Kondisi Naungan

Kondisi naungan sangat memengaruhi masuknya cahaya matahari ke dalam tegakan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kondisi naungan tajuk pada tegakan trembesi lebih tertutup atau tergolong besar yaitu 85 dibandingkan dengan kondisi naungan pada tegakan sengon buto yang tergolong sedang dengan nilai 70. a b Gambar 4 Kondisi naungan pada a. sengon buto, b. trembesi

5.1.5 Analisis Tanah

Analisis tanah telah dilakukan pada lokasi penelitian pada tanggal 12 Januari 2012, di Laboraorium Ilmu Tanah, Pusat Studi Reboisasi Hutan Tropis Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Dari hasil analisis diketahui bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki tekstur tanah liat berpasir dengan porositas 49,93 dan 53,02. Hasil analisis tanah disajikan pada Tabel 6 dan secara lengkap pada Lampiran 3. Tabel 6 Hasil analisis tanah dilokasi penelitian No Parameter Satuan Trembesi Seam 15 Sengon Buto Seam 910 0-30 30-60 0-30 30-60 A. Analisis Kimia 1 pH 3,80 Sangat Masam 4,30 Sangat Masam 6,20 Agak Masam 6,70 Netral 2 Ca Meq100g 1,76 Rendah 1,68 Rendah 1,75 Rendah 1,80 Rendah 3 Mg Meq100g 3,09 Tinggi 3,25 Tingg 3,09 Tinggi 3,05 Tinggi 4 Kejenuhan Al 11,33 Rendah 2,39 Sangat Rendah 0,00 0,00 5 KTK Meq100g 7,36 6,97 5,67 6,23 6 FeS 2 0,20 1,25 0,37 0,36 B. Analisis Fisik 1 Porositas Total 53,02 - 49,93 - 2 Water Permanentbility cmjam 0,20 - 0,37 - 3 Bulkdensity gcm 3 1,21 - 1,29 - Sumber : Laporan triwulan I tahun 2012 PT Kitadin

5.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENGARUH BOBOT DAN KEDALAMAN PENANAMAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL SEMAI SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Jacq. Griseb)

0 6 1

Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat

0 11 81

Model Reklamasi lahan Pasca Tambang Batu Bara Berbasis Agroforestri (Studi Kasus Di Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur)

5 92 270

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Evaluasi Keberhasilan Tanaman Hasil Revegetasi di Lahan Pasca Tambang Batubara Site Lati PT Berau Coal Kalimantan Timur

6 18 97

Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten

1 25 33

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TREMBESI (SAMANEA SAMAN (Jacq.) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS.

6 33 52

Hasil Kegiatan Pendataan Bahan Galian Yang Tertinggal, Di Tambang Batubara Daerah Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur

0 0 13

Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Senyiur, Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

1 6 8

PENGARUH POLUTAN TERHADAP STRUKTUR MORFOLOGI STOMATA DAUN TREMBESI (Samanea saman (Jacg) Merr) Effect of Pollutants on Morphology of Stomata Leaves of Trembesi (Samanea saman (Jacg) Merr) Pratiwi Dyah Kusumo dan Manogari Sianturi

0 0 15