Kondisi Tegakan Kondisi tanah Geologi Umum

Jenis fauna di wilayah konsesi pertambangan PT Kitadin terdiri dari 10 jenis mamalia, 5 jenis reptillia, dan 23 jenis aves, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis Fauna di PT Kitadin No. Nama Lokal Nama Latin A. Mamalia 1 Bajing Callosciurus notatus 2 Tupai Tupaia javanica 3 Tikus Rattus rattus 4 Kelelawar Pteropus vampyrus 5 Musang Paradoxurus hermaphroditus 6 Babi Hutan Sus scrofa 7 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis B. Reptil 1 Biawak Varanus sp. 2 Kadal Lygosoma sp. 3 Kura-kura air tawar Chelydra serpentia 4 Ular sanca Python molurus 5 Ular hijau Trimeresurus albolabris C. Burung 1 Burung gereja Passer montanus 2 Elang hitam Ictinaetus sp. 3 Walet Collocalia fuciphagus 4 Pipit padi Lonchura leucogastroides 5 Kapinis Hirundapus caudacutus 6 Ketilang Pycnonotus aurigaster 7 Tekukur Streptopelia chinensis 8 Punai Treron capelli 9 Pelatuk Dinopium javanense Sumber : Dokumen ANDAL PT Kitadin 2003

4.4 Kondisi Tegakan

Areal revegetasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan trembesi dan sengon buto yang berlokasi di seam 15 dan seam 910. Tegakan trembesi dan sengon buto ditanam pada tahun 2006 dengan menggunakan jarak tanam 4 m x 4 m. Blok tanam trembesi memiliki luas 1,41 ha, dan blok tanam sengon buto memiliki luas 1,21 ha. Rata-rata diameter setinggi dada tanaman sengon buto adalah 27 cm dengan tinggi total rata-rata adalah 17 m sedangkan diameter rata-rata pohon trembesi yaitu 24 cm dan tinggi total 16 m. Kegiatan penanaman di PT Kitadin biasanya dilakukan tiap tiga bulan sekali, dimana kegiatan penanaman ini mengikuti hasil kegiatan penutupan kembali lubang bekas galian. Tanaman revegetasi diberikan perlindungan dari serangan hama dan tumbuhan bawah yang mengganggu hingga berumur satu tahun. Kegiatan perlindungan yang dilakukan berupa perawatan secara berkala guna mencegah gangguan dari hama, penyakit dan gulma. Setiap minggunya tanaman revegetasi dibersihkan dari gulma-gulma yang melilit sehingga merusak pertumbuhan tanaman, dan dibasmi dengan insektisida apabila terdapat hama yang menyerang tanaman.

4.5 Kondisi tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan kondisi iklimnya yang tergolong dalam tipe iklim tropika humida pada umumnya tergolong tanah yang bereaksi asam dengan jenis tanah meliputi podsolik ultisol, alluvial entisol, gleisol entisol, organosol histosol, lithosol entisol, latosol ultisol, andosol incepsol, regosol entisol, renzina mollisol dan mediteran inceptisol.

4.6 Geologi Umum

Area PT Kitadin Embalut merupakan daerah dengan ketinggian antara 50- 100 m dari permukaan laut dan sebagian kecil merupakan dataran rendah atau rawa-rawa. Topografi secara umum di PT Kitadin memiliki kontur permukaan tanah yang relatif datar. Lokasi revegetasi merupakan hasil penutupan kembali lubang bekas tambang, sehingga kondisi permukaan tanah dibuat landai dengan kemiringan rata-rata 15. Batuannya merupakan batuan sedimen yang terdiri atas perselingan antara batuan pasir, lanau, lumpur, serpih, batubara dan di beberapa tempat ditemukan silicified wood. Vegetasi yang tumbuh berupa pepohonan keras dan semakbelukar area hutan hujan tropis sekunder. Struktur batuan di daerah ini terletak di antara sisi timur antiklin pulau Yupa dan sisi barat antiklin Embalut. Sinklin Embalut terletak di antara dua lipatan antiklin dan merupakan struktur yang utama, dimana sumbu antiklin terletak pada bagian barat dari Kawasan Pertambangan. Lapisan batubara pada lapisan barat sinklin Embalut mempunyai strike N200°E dengan kemiringan dip sebesar 16° ‒ 33° ke arah barat. Beberapa lapisan batubara yang dijumpai mempunyai penyebaran yang cukup baik dengan panjang penyebaran sejauh 500 ‒ 1500 meter dengan kedalaman hingga 500 meter dan ketebalan yang tidak tetap laporan triwulan PT Kitadin 2003. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Dokumen yang terkait

PENGARUH BOBOT DAN KEDALAMAN PENANAMAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL SEMAI SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Jacq. Griseb)

0 6 1

Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat

0 11 81

Model Reklamasi lahan Pasca Tambang Batu Bara Berbasis Agroforestri (Studi Kasus Di Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur)

5 92 270

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Evaluasi Keberhasilan Tanaman Hasil Revegetasi di Lahan Pasca Tambang Batubara Site Lati PT Berau Coal Kalimantan Timur

6 18 97

Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten

1 25 33

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TREMBESI (SAMANEA SAMAN (Jacq.) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS.

6 33 52

Hasil Kegiatan Pendataan Bahan Galian Yang Tertinggal, Di Tambang Batubara Daerah Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur

0 0 13

Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Senyiur, Kabupaten Kutai Kartanegara Dan Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

1 6 8

PENGARUH POLUTAN TERHADAP STRUKTUR MORFOLOGI STOMATA DAUN TREMBESI (Samanea saman (Jacg) Merr) Effect of Pollutants on Morphology of Stomata Leaves of Trembesi (Samanea saman (Jacg) Merr) Pratiwi Dyah Kusumo dan Manogari Sianturi

0 0 15