2.2 Tumbuhan Bawah
Salah satu komponen dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan adalah tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah dapat ditemui pada berbagai komunitas hutan
baik heterogen maupun homogen, hutan alam maupun hutan tanaman, yang merupakan jenis-jenis yang tumbuhan secara liar. Masyarakat tumbuhan bawah
ini hidup dan berkembangbiak secara alami dan selalu menjadi bagian dari komponen komunitas ekosistem hutan tersebut Hardjosentono 1976.
Sebagai bagian dari suatu komunitas, tumbuhan bawah mempunyai korelasi yang nyata dengan tempat tumbuh habitat dalam hal penyebaran jenis,
kerapatan, dan dominansinya Soerianegara dan Indrawan 2008. Tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan selain
permudaan pohon hutan, yang meliputi rerumputan dan vegetasi semak belukar. Jenis-jenis pohon kecil perdu, semak-semak, dan tumbuhan bawah serta liana
perlu dipelajari juga karena merupakan indikator tempat tumbuh, merupakan pengganggu bagi pertumbuhan permudaan pohon-pohon penting, penting sebagai
penutup tanah, dan penting dalam pencampuran serasah dan pembentukan bunga tanah Soerianegara dan Indrawan 2008.
Pada lahan atau tegakan hutan tanaman, tumbuhan bawah seringkali dianggap sebagai gulma. Menurut Nazif dan Pratiwi 1991, gulma adalah
tumbuhan yang mengganggu tanaman budidaya, hal ini disebabkan gulma memiliki kemampuan bersaing dengan tanaman pokok dalam hal unsur hara,
cahaya, air dan tempat tumbuh. Selain itu juga tumbuhan bawah dapat berperan sebagai perantara dari hama penyakit dan juga dapat bersifat alelopati yang dapat
menimbulkan gangguan fisiologis bagi tanaman pokok.
2.3 Trembesi
Samanea saman Merr.
Trembesi Samanea saman Merr. merupakan tanaman cepat tumbuh asal Amerika Tengah dan Amerika Selatan sebelah utara, yang telah diintroduksi oleh
banyak negara tropis. Di Indonesia umumnya jenis ini dikenal dengan nama trembesi, dengan nama daerah seperti Kayu colok Sulawesi Selatan, Ki hujan
Jawa Barat dan Munggur Jawa Tengah. Pohon trembesi mudah dikenali dari kanopinya yang berbentuk payung dengan diameter kanopi lebih besar dari
tingginya. Karena bentuk kanopinya indah dan luas, trembesi cocok dipergunakan
sebagai tanaman pelindung di pinggir jalan besar, bandara atau taman-taman kota, sekaligus penyerap polutan dan karbon. Trembesi digunakan terutama sebagai
pohon peneduh dan hiasan, antara lain di Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor. Perum Perhutani menggunakan trembesi sebagai peneduh di tempat
pengumpulan kayu. Tanaman ini aslinya berasal dari Amerika tropis seperti Meksiko, Peru dan
Brazil namun terbukti dapat tumbuh di berbagai daerah tropis dan subtropis. Spesies ini sudah tersebar di kisaran iklim yang luas, termasuk diantaranya
equator dan monsoon yang memiliki curah hujan 600-3000 mm pada ketinggian 0-300 m dpl. Trembesi dapat bertahan pada daerah yang memiliki bulan kering 2-
4 bulan, suhu 20
o
-38
o
C dimana suhu maksimal saat musim kering 24
o
-38
o
C dan suhu minimal saat musim basah 18
o
-20
o
C. Dalam kondisi basah dimana hujan terdistribusi merata sepanjang tahun,
trembesi dapat beradaptasi dalam kisaran tipe tanah dan pH yang luas. Tumbuh di berbagai jenis tanah dengan pH tanah sedikit asam hingga netral 6,0-7,4
meskipun disebutkan toleran hingga pH 8,5 dan minimal pH 4,7. Jenis ini memerlukan drainasi yang baik namun masih toleran terhadap tanah tergenang air
dalam waktu pendek Nuroniah dan Kosasih S 2010
2.4 Sengon Buto