14 2004; dan Nasution 2004. Pada individu betina dengan tingkat kematangan
gonad IV dan V ditentukan fekunditas dan dilakukan pengukuran diameter oosit pada bagian anterior, tengah dan posterior dengan menggunakan mikroskop yang
dilengkapi dengan mikrometer okuler. Pada ketiga bagian ovari diukur sebanyak lima buah oosit.
Fekunditas total ditentukan dengan menghitung oosit secara keseluruhan di dalam ovari.
Makanan dari lambung dikeluarkan dan dihitung jumlah individunya. Identifikasi organisme makanan yang terdapat dalam lambung, plankton dan
makroavertebrata dilakukan dengan menggunakan mikroskop mengikuti petunjuk Davis 1955; Needham dan Needham 1963; McCafferty 1983; Carver et al.
1996; Colless dan McAlpine 1996; Greenslade 1996; Lawrence dan Britton 1996; Naumann 1996; Neboiss 1996; Nielsen dan Common 1996; Peters dan
Campbell 1996; Watson dan O’Farrell 1996; Bouchard 2004; Pescador dan Richard 2004; dan Pescador et al. 2004 sampai tingkatan taksa terdekat. Sebagai
informasi penunjang tentang kebiasaan makanan ikan ini dilakukan pengukuran panjang usus.
Penentuan panjang usus relatif dilakukan dengan menggunakan metode Herper 1988, diacu dalam Utojo et al. 1999, yaitu panjang usus dibagi
panjang tubuh dalam penelitian ini digunakan panjang baku, PB. Pada setiap tipe habitat dilakukan pengukuran kualitas air pada setiap
waktu sampling dengan tiga ulangan. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu air, oksigen terlarut DO meter, pH pH meter, dan kekeruhan HI 93703
microprocessor turbidity meter. Kecepatan aliran sungai diukur dengan menggunakan basic handheld stream flowmeter Ward’s berketelitian 0,1 mdet.
Selain itu juga dilakukan pengukuran lebar genangan dan kedalaman air pada segmen sungai di sekitar tipe habitat. Penentuan debit air di lokasi Sungai Nimbai
dilakukan pada segmen di sekitar habitat lubuk, sedangkan di Sungai Aimasi dihitung berdasarkan rata-rata debit air pada segmen di sekitar lubuk, tepi
beraliran lambat, tepi beraliran sedang dan ditambah dengan debit air pada segmen di daerah beraliran deras Gambar 5. Untuk menentukan debit air, maka
dilakukan pengukuran lebar dan kedalaman air pada segmen sungai sekitar tipe habitat lubuk di S. Nimbai, sedangkan pada S. Aimasi dilakukan pada semua tipe
habitat.
15
3.2.3 Analisis Data
3.2.3.1 Dinamika Hidrologi
Debit air dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Umaly Cuvin 1988:
V x
D x
W R
dengan R = debit air m
3
detik, W = lebar dari segmen sungai m, D = kedalaman dari segmen m, dan V = kecepatan arus rata-rata mdetik.
3.2.3.2 Dinamika Kelimpahan Plankton dan Makroavertebrata
Kelimpahan plankton
dihitung dengan
Sedgewick-Rafter Cell
menggunakan rumus sebagai berikut Umaly Cuvin 1988: S
x W
x D
x L
C plankton
Kelimpahan
, dengan C = jumlah plankton yang dihitung, L = panjang strip 50 mm,
D = kedalaman strip 1 mm, W = lebar strip 1 mm, dan S = jumlah strip yang dihitung.
Kelimpahan makroavertebrata bentik dihitung berdasarkan jumlah individu yang terdapat dalam luasan surber, sedangkan kelimpahan makroavertebrata hanyut
dihitung menggunakan rumus Smock 2007 sebagai berikut: V
x H
x W
x t
N hanyut
ebrata makroavert
Kelimpahan
, dengan N = jumlah makroavertebrata dalam contoh air yang tersaring, t = waktu
jaring hanyut diletakkan dalam air, W = lebar bukaan jaring hanyut, H = tinggi bukaan jaring hanyut, dan V = kecepatan air rata-rata mdetik di depan jaring
hanyut.
3.2.3.3 Makanan
Untuk mendapatkan gambaran makanan secara kuantitatif digunakan indeks bagian terbesar index of preponderance. Indeks ini dimodifikasi dari Natarajan dan
Jhingran 1961 yang merupakan gabungan dari metode frekuensi kejadian dan metode jumlah menggunakan rumus sebagai berikut:
100 x
F x
N F
x N
I
j i
j i
i
,
16 dengan I
i
sebagai indeks bagian terbesar jenis makanan ke-i; N
i
sebagai persentase jumlah jenis makanan ke-i; F
i
sebagai persentase kejadian jenis makanan ke-i, dan N
i
x F
i
sebagai total perkalian dari persentase volume dan persentase frekuensi kejadian semua jenis makanan.
Pemilihan terhadap jenis makanan tertentu diukur menggunakan indeks pilihan Ivlev 1961 sebagai berikut:
i i
i i
p r
p r
E
, dengan E = indeks pilihan, r
i
= proporsi dari mangsa taksa ke-i dalam perbandingan, dan p
i
= proporsi dari taksa ke-i dalam lingkungan. Nilai indeks pilihan bisa berkisar dari -1,000 pemanfaatan yang sedikit
dari suatu taksa mangsa sampai + 1,000 pemilihan kesukaan untuk suatu taksa mangsa. Nilai 0,000 menunjukkan bahwa suatu taksa mangsa dikonsumsi dalam
proporsi yang sama dengan yang terdapat dalam lingkungan.
3.2.3.4 Pertumbuhan
Untuk penentuan kelompok umur kohort digunakan analisis distribusi frekuensi panjang yang dilanjutkan dengan pemisahannya menggunakan metode
Bhattacharya dalam program FiSAT II ver 1.1.3. Pertumbuhan diduga
menggunakan persamaan von Bertalanffy Sparre Venema, 1992, yaitu: e
1 L
L
t t
K t
, dengan L
t
= panjang waktu ke-t, L
∞
= panjang infiniti, K= koefisien pertumbuhan, dan t
= umur teoritis saat panjang ikan sama dengan 0. Selanjutnya pendugaan nilai koefisien pertumbuhan K, panjang infiniti
L
∞
dan t dilakukan dengan menggunakan metode Ford-Walford dengan
persamaan garis lurus:
t K
K 1
t
L e
e 1
L L
Dalam metode ini dipetakan L
t + 1
terhadap L
t
dengan sudut kemiringan garisnya b sama dengan e
- K
ln b = - K; maka K = - ln b. Jadi logaritma natural dari kemiringan garis Ford Walford dengan tanda yang berlawanan merupakan
penduga koefisien pertumbuhan K. Apabila panjang ikan pada umur tertentu L
t + 1
dipetakan terhadap panjang ikan pada umur yang lebih muda satu tahun