Perkembangan Gonad Reproduksi Ikan Pelangi Arfak .1 Perbandingan Kelamin

43 Siap mijah Testes berwarna putih, ukurannya lebih besar, bentuknya memanjang dan pejal. Ovari berwarna oranye-kuning dengan telur-telur membulat dengan jelas terlihat. Morfologi testes dan ovari pada tahap ini dapat dilihat pada Gambar 23e. Pada tahap ini testes didominasi oleh spermatozoa Gambar 24e. Oosit pada tahap ini ditandai dengan berakhirnya pembentukan kuning telur dan terjadi penyatuan di antaranya sehingga terlihat sebagai massa yang relatif homogen massa kuning telur dalam oosit Gambar 25e. Gambar 23. Struktur morfologis testes dan ovari ikan pelangi arfak berdasarkan TKG Ket.: skala batang = 1 mm. 44 a. Tahap gonad belum matang b. Tahap perkembangan awal c. Tahap perkembangan menjadi individu dewasa dan dewasa yang istirahat d. Tahap perkembangan akhir ji = jaringan ikat sd = spermatid st = spermatosit s = spermatozoa e. Tahap siap mijah Gambar 24. Tahap perkembangan struktur histologis testes ikan pelangi arfak Ket.: pewarnaan dengan Haemotoxylin dan Eosin, skala batang = 200 m. 45 a. Tahap gonad belum matang b. Tahap perkembangan awal c. Tahap perkembangan menjadi individu dewasa dan dewasa yang istirahat d. Tahap perkembangan akhir bk = butiran kuning telur oa = oosit atretic nu = nukleus sp = sel prefollicle bk = butiran kuning telur e. Tahap siap mijah Gambar 25. Tahap perkembangan struktur histologis ovari ikan pelangi arfak Ket.: pewarnaan dengan Haemotoxylin dan Eosin, skala batang = 200 m. Kondisi gonad yang ditemukan bervariasi di antara waktu pengambilan contoh di kedua lokasi penelitian. Persentase frekuensi individu dalam kondisi gonad matang TKG IV dan V yang paling tinggi ditemukan pada periode Juni- September di S. Nimbai dan periode Juli-September di S. Aimasi Gambar 26. Nilai rata-rata IKG dalam setiap waktu penangkapan pada individu jantan dan betina yang ditemukan di Sungai Nimbai masing-masing berkisar 0,275-0,690 dan 0,603-1,954, sedangkan di Sungai Aimasi berkisar 0,432-0,903 dan 0,571- 1,939 Tabel 14. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa rata-rata IKG 46 20 40 60 80 100 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan Ju m la h In d iv id u Jantan a 20 40 60 80 100 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan TK G V TKG IV TKG III TKG II TKG I Betina yang tinggi pada individu jantan dan betina di lokasi Nimbai terutama ditemukan selama bulan Juni-Agustus Tabel 14, Lampiran 17 dan 18, walaupun nilai rata- rata indeks ini tidak berbeda selama bulan November-Desember pada individu jantan. Sedangkan di lokasi Aimasi, walaupun terdapat sedikit perbedaan di antara kedua jenis kelamin, namun secara umum nilai rata-rata IKG yang tinggi ditemukan di antara bulan Juli-Agustus Tabel 14, Lampiran 19 dan 20. Nilai IKG yang tinggi merupakan indikator dari periode reproduksi Brewer et al. 2008, ketika sebagian besar ikan ditemukan dalam kondisi matang gonad. Pola aktivitas reproduksi ikan pelangi arfak yang terlihat melalui tahap perkembangan gonad dan IKG menunjukkan adanya sinkronisasi di antara kedua jenis kelamin. Sinkronisasi aktivitas reproduksi di dalam populasi-populasi lokal sangat penting untuk keberhasilan fertilisasi Eversole 1989. 20 40 60 80 100 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan Ju m la h In d iv id u Jantan b 20 40 60 80 100 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan TKG V TKG I V TKG III TKG II TKG I Betina Gambar 26. Persentase jumlah individu ikan pelangi arfak pada berbagai TKG berdasarkan waktu penangkapan di a S. Nimbai dan b S. Aimasi Jum la h Indi vi du Jum la h Indi vi du 47 Tabel 14. Indeks kematangan gonad ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi Lokasi dan Jenis Kelamin S. Nimbai S. Aimasi Bulan Jantan Betina Jantan Betina Juni 0,570 a,b,c 0,224-1,334 1,265 a,b 0,667-3,848 - - Juli 0,690 a 0,338-1,279 1,441 a,b 0,305-5,276 0,903 a 0,323-1,422 1,939 a 0,259-4,727 Agustus 0,652 a,b 0,192-1,589 1,954 a 0,455-5,063 0,501 b 0,212-1,161 1,682 a 0,610-5,177 September 0,390 c,d 0,181-0,663 0,994 b 0,146-4,297 0,647 a,b 0,207-1,728 0,973 b,c 0,456-3,136 Oktober 0,275 d 0,107-0,510 0,829 b 0,308-3,060 0,626 a,b 0,197-1,361 1,029 b,c 0,424-4,940 November 0,461 a,b,c,d 0,219-0,851 0,603 b 0,194-1,376 0,432 b 0,250-0,719 0,571 c 0,217-2,118 Desember 0,548 a,b,c,d 0,248-1,034 0,794 b 0,197-2,344 0,510 b 0,311-1,026 0,944 b,c 0,311-1,821 Nilai F 6,723 4,280 4,862 7,626 Ket. : Kisaran indeks kematangan gonad ditampilkan dalam tanda kurung. P0,05. Rata-rata IKG yang berbeda secara nyata pada P0,05 dinotasikan dengan huruf yang berbeda.

4.3.3 Ukuran Pertama Kali Matang Gonad

Ukuran pertama kali matang gonad yang diperoleh menunjukkan variasi di antara kedua lokasi penelitian, terutama pada individu jantan Tabel 15, Lampiran 21-24. Namun ukuran pertama kali matang gonad yang diobservasi dalam penelitian ini relatif sama dengan penelitian sebelumnya pada tiga sungai di Kebar Manangkalangi Pattiasina 2005. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran tubuh ikan jantan pada saat pertama kali matang gonad lebih kecil dibandingkan ikan betina, dan hal ini mengindikasikan bahwa ikan jantan lebih dahulu matang gonad. Eversole 1989 mengemukakan bahwa pada jenis dioecious, individu jantan cenderung matang kelamin pada ukuran yang lebih kecil dan kemungkinan pada umur yang relatif lebih muda dibandingkan individu betina. Hal ini disebabkan individu betina memerlukan energi yang lebih besar waktu yang lebih lama dan ukuran yang lebih besar untuk mencapai tingkat kematangan Ropes et al. 1984, diacu dalam Eversole, 1989. 48 Berdasarkan parameter pertumbuhan, umur ikan saat matang gonad Metode Spearman-Karber berkisar di antara 1,83-2,18 tahun jantan dan 2,49-2,64 tahun betina. Namun umur ikan mulai matang gonad yang ditemukan dalam penelitian ini lebih tua jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa jenis ikan pelangi mulai matang gonad pada akhir tahun pertama masa hidupnya Beumer 1979; Milton Arthington 1984; Allen et al. 2000; Manangkalangi Pattiasina 2005. Hal ini diduga berkaitan dengan variasi geografis maupun jenis. Tabel 15. Ukuran panjang baku pertama kali matang gonad ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi Metode Spearman-Karber Lokasi Jenis Kelamin Ukuran Minimum Observasi mm Ukuran Minimum Selang Kepercayaan 95 Jantan 24,95 25,077 25,077 ± 3,373 S. Nimbai Betina 27,41 31,578 31,578 ± 3,744 Jantan 27,23 28,695 28,695 ± 5,692 S. Aimasi Betina 28,76 30,224 30,224 ± 3,299

4.3.4 Fekunditas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan relatif sedikit dan secara keseluruhan berkisar di antara 23-1351 butir Tabel 16. Fekunditas yang dihasilkan ikan pelangi arfak relatif sama dengan beberapa jenis ikan pelangi lainnya Tabel 3. Hubungan di antara fekunditas dan panjang baku pada kedua lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 27. Koefisien korelasi r yang ditemukan di antara fekunditas dan panjang baku cukup tinggi sehingga model ini bisa digunakan untuk pendugaan fekunditas berdasarkan panjang baku. Beberapa hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya hubungan yang nyata di antara fekunditas dan panjang tubuh pada jenis ikan pelangi lainnya Coates 1990; Pusey et al. 2001. Tabel 16. Fekunditas ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi Fekunditas butir Lokasi Kisaran Sb x  Jumlah Individu ekor S. Nimbai 23 - 967 276,40 ± 215,35 48 S. Aimasi 64 - 1351 283,89 ± 232,59 46 Ket.: x = fekunditas rata-rata, Sb = simpangan baku. 49 S. Nimbai F = 0,0005 L 3,472 r = 0,825 200 400 600 800 1000 1200 1400 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Panjang Baku mm F ek u n d it as b u ti r n = 48 S. Aimasi F = 0,0131 L 2,6746 r = 0,865 200 400 600 800 1000 1200 1400 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Panjang Baku mm n = 46 Gambar 27. Hubungan fekunditas dan panjang baku ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi

4.3.5 Diameter Telur

Hasil pengukuran diameter telur menunjukkan bahwa diameter telur bervariasi di antara 0,5 dan 1,3 mm, namun rata-rata di kedua lokasi relatif sama, yaitu 0,81 dan 0,82 mm Tabel 17. Diameter telur yang ditemukan dalam penelitian ini berada di antara kisaran beberapa jenis ikan pelangi lainnya Tabel 3. Variasi ukuran telur intra- dan interspesifik juga telah dilaporkan Bagenal 1971, dan kondisi ini juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan Springate Bromage 1984. Telur yang berukuran besar akan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang lebih baik, seperti yang dilaporkan pada beberapa anggota Cyprinidae Singh et al. 2006. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata- rata diameter telur di antara bagian anterior, tengah dan posterior dalam ovarium Tabel 17, Lampiran 25-26. Diameter telur pada bagian posterior cenderung berukuran lebih besar dibandingkan pada bagian tengah dan anterior. Hasil yang sama juga ditemukan pada M. splendida oleh Beumer 1979. F ekundi ta s but ir