dan sektor Restoran REST. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut outputnya selain dikonsumsi masyarakat DKI Jakarta juga diekspor ke luar wilayah
DKI Jakarta. Pada Tabel 5.8 terlihat pengaruh perubahan ekspansi ekspor pada periode I
tahun 1993-2000 terhadap output yang paling dominan terjadi pada sektor Industri Tekstil Kulit TPTK, yaitu memiliki peran sebesar 11,10. Pada periode I
tersebut kontribusi faktor ekspansi ekspor juga memiliki peran sebesar 7,34 untuk sektor Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, sebesar 5,31 untuk sektor
Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP, 4,97 untuk sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, dan 4,49 untuk sektor Industri Kendaraan Alat Angkutan
KENDAL. Pada periode II perubahan ekspansi ekspor terlihat masih berpengaruh pada
sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP dengan peran sebesar 11,12. Kemudian pada periode II ditunjukkan peran perubahan ekspansi ekspor juga terjadi
pada sektor Bank, Lemb. Keuangan dan Asuransi BLKAS sebesar 19,76, sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN sebesar 11,09, sektor Angkutan, Pergudangan, dan
Pengiriman ANKRIM sebesar 6,75, dan sektor Restoran REST sebesar 5,93.
5.6.2.3. Kontribusi Perubahan Permintaan Antara atau Teknologi
Kontribusi perubahan teknologi terhadap pertumbuhan output pada 5 lima sektor perekonomian dalam 2 dua periode analisis ditunjukkan pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9: Kontribusi Perubahan Teknologi Terhadap Output Sektoral KODE
SEKTOR Periode I
Periode II LGAB
Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,69
PDGN Perdagangan Besar dan Eceran
0,62 BLKAS
Bank, Lemb Keu., dan Asuransi 0,44
KRKK Industri Karet, Kaca, dan Keramik
0,22 JKOM
Komunikasi 0,22
JSLN Jasa-Jasa Lainnya
0,18 KENDAL Industri Kendaraan Alat Angkutan
0,14 KIMOB
Industri Kimia, Obat, dan Kosmetik 0,14
LME Industri Logam, Mesin, dan Elektronik
0,10 MKMN
Industri Makanan, Minuman Rokok 0,06
Sumber: Data Diolah.
Dampak perubahan teknologi terhadap pertumbuhan output di Provinsi DKI Jakrata pada periode I 1993-2000 dan periode II 2000-2006 secara keseluruhan
sangat rendah, yaitu sebesar 1,05 periode I dan bahkan tidak memiliki pengaruh karena perannya hanya sebesar minus 5,79 periode II. Namun sektor-sektor
perekonomian yang mendapatkan pengaruh dari perubahan teknologi cukup banyak, antara lain: Pada periode I meliputi sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih LGAB,
sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, sektor Bank, Lemb Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Industri Karet, Kaca, dan Keramik KRKK, dan sektor
Jasa Komunikasi JKOM. Kemudian pada periode II meliputi sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN, Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, Industri Kimia,
Obat, dan Kosmetik KIMOB, Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, dan Industri Makanan, Minuman Rokok MKMN.
Pada Tabel 5.9. tersebut nampak kontribusi perubahan teknologi untuk periode I tahun 1993-2000 secara keseluruhan relatif kecil. Perubahan teknologi
terlihat memiliki peran 0,35 terhadap sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih LGAB, 0,62 terhadap sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, 0,44 terhadap
sektor Bank, Lemb Keuangan dan Asuransi BLKAS, dan terakhir 0,22 terhadap sektor Industri Karet, Kaca, dan Keramik KRKK dan sektor Jasa Komunikasi
JKOM. Pada periode II kontribusi perubahan teknologi terlihat lebih kecil terhadap
lima sektor perekonomian. Perubahan teknologi terlihat memiliki peran 0,18 terhadap sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN, 0,14 terhadap sektor Industri
Kendaraan Alat Angkutan KENDAL dan sektor Industri Kimia, Obat, dan Kosmetik KIMOB, sebesar 0,10 terhadap sektor Industri Logam, Mesin, dan
Elektronik LME, dan sebesar 0,06 terhadap sektor Industri Makanan, Minuman Rokok MKMN.
5.6.2.4. Kontribusi Perubahan Subtitusi Impor
Peran subtitusi impor dalam 2 dua periode analisis, yaitu periode I tahun 1993-2000 dan periode II tahun 2000-2006 terhadap sektor perekonomian terdapat
pada Tabel 5.10. Pengaruh dari Subtitusi Impor terhadap pertumbuhan output di Provinsi DKI Jakarta pada periode I 1993-2000 dan periode II 2000-2006 secara
keseluruhan sangat rendah, yaitu sebesar 1,24 periode I dan bahkan tidak memiliki pengaruh karena perannya mencapai minus 7,97 periode II. Namun