Pembangunan Ekonomi Regional TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Daya Saing Regional

Pembangunan ekonomi suatu daerah region berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki oleh daerah serta adanya keterkaitan linkage kegiatan ekonomi antar daerah sekitarnya. Potensi ekonomi maupun karakteristik yang dimiliki suatu daerah pada umumnya berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya Glasson, 1977 diacu dalam Suparta, 2009. Pembangunan ekonomi yang hanya mengejar pertumbuhan tinggi dengan mengandalkan keunggulan komparatif semata berupa kekayaan alam yang berlimpah, upah tenaga kerja murah, dan posisi strategis, saat ini sulit untuk dipertahankan lagi. Daya saing tidak dapat diperoleh dari misalnya faktor upah rendah atau tingkat bunga rendah, tetapi harus pula diperoleh dari kemampuan untuk melakukan perbaikan dan inovasi secara berkesinambungan. Porter 1990 menyatakan bahwa faktor keunggulan komparatif telah dikalahkan oleh kemajuan teknologi. Namun demikian, setiap wilayah masih mempunyai faktor keunggulan khusus yang bukan didasarkan pada biaya produksi yang murah saja, tetapi lebih dari itu, yaitu adanya inovasi innovation. Daryanto 2004 menjelaskan bahwa dalam kajian regional, aspek local spesijic harus diperhatikan. Paradigma pembangunan wilayah saat ini perlu memperhatikan local spesific wilayah yang dapat meningkatkan potensi wilayah tersebut dan yang tidak hanya sekedar memanfaatkan keunggulan komparatif tetapi juga mempunyai keunggulan kompetitif yang tinggi. Menurut Imawan 2002 Peningkatan daya saing hanya bisa dilakukan bila satu kelompok masyarakat berhasil merumuskan satu paradigma baru. Daya saing atau kemampuan untuk besaing tidak tumbuh dengan sendirinya. Kalaupun ada yang berusaha menumbuhkan, hal itu tidak bisa dilakukan secara perorangan. PerIu penataan secara terpola dengan format yang jelas dan khas. Dengan kata lain, perIu format politik yang kondusif untuk bisa mereproduksi upaya pengembangan daya saing. Untuk itu, pertama-tama akan dibahas persoalan daya saing, dan setelah itu dirumuskan format yang diperIukan dalam rangka memfasilitasi reproduksi peningkatan daya saing. Dalam rangka mengembangkan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, daerah perlu mengembangkan sektor-sektor perekonomian sesuai dengan keunggulannya. Keunggulan sektor ekonomi daerah, dikarenakan sektor tersebut mempunyai permintaan atau ekspor yang tinggi. Hal itu dapat terjadi apabila daerah tersebut memiliki daya saing yang tinggi dalam perekonomian. Daya saing suatu daerah akan terlihat melalui proses perdagangan antar daerah inter- regional, nasional, maupun internasional. Dalam jangka panjang sektor-sektor yang memiliki daya saing akan menjadi spesialisasi daerah Suharto, 2002. Dengan adanya skala prioritas pembangunan dan spesialisasi regional sesuai dengan keunggulan sumberdaya setiap daerah, pembangunan ekonomi menjadi lebih efisien dan berdaya saing. Keseluruhan pengembangan daya saing regional ini pada pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Menurut European Commission 1999 diacu dalam Gardiner 2003 daya saing bisa didefinisikan sebagai kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang memenuhi uji pasar internasional, sementara pada saat yang sama menjaga tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan atau secara lebih umum, kemampuan daerah untuk menghasilkan, sementara terjadi persaingan eksternal. Dengan kata lain, wilayah yang kompetitif sangat berkepentingan untuk memastikan kualitas dan kuantitas pekerjaan. Konsep daya saing diekspresikan oleh beberapa orang dan lembaga dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak terlepas dari pandangan atau konteks yang mereka telaah. Menurut Porter 1990 bahwa konsep daya saing yang dapat diterapkan pada level nasional tak lain adalah produktifitas yang didefinisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Bank Dunia menyatakan hal yang hampir sarna, yaitu daya saing mengacu kepada besaran serta laju perubahan nilai tambah per unit input yang dicapai oleh perusahaan. Kedua defmisi di atas mengakui bahwa daya saing tidak secara sempit mencakup hanya sebatas tingkat efisiensi suatu perusahaan mikro perusahaan tetapi juga mencakup aspek di luar perusahaan seperti iklim berusaha business environment yang merupakan faktor di luar kendali perusahaan external seperti aspek yang bersifat firm-specific, regionspecijic, atau bahkan country-specific. Berikut ini adalah daftar indikator yang bisa membentuk berbagai faktor yang terlibat dalam proses pembangunan daya saing nasional atau regional.