237,96 mm. Tingkat kelembaban udara mencapai 73,0 - 78,0 persen dan kecepatan angin rata-rata mencapai 2,2 mdetik - 2,5 mdetik.
4.2. Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk DKI Jakarta selama tahun 1990-2010 cenderung terus meningkat lihat Tabel 4.1. Tahun 1990 penduduk DKI Jakarta berjumlah
8.259.266 jiwa, tahun 2000 sebesar 8.385.636, dan jumlah terakhir hasil Sensus Penduduk 2010 mencapai 9.604.329 jiwa. Pertambahan jumlah penduduk di DKI
Jakarta tidak hanya dikarenakan tingginya tingkat kelahiran, melainkan juga dikarenakan faktor mobilitas penduduk yang terjadi terutama berasal dari luar DKI
Jakarta. Di areal lahan yang tersedia di DKI Jakarta tahun 2010 dihuni oleh 9,61 juta jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk DKI Jakarta tahun 2010 mencapai 14.524
jiwa per km
2
dan diperkirakan akan terus bertambah. Laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta masih meningkat terutama karena pengaruh daya tarik kota Jakarta
sebagai pusat administrasi pemerintahan, ekonomi, keuangan maupun bisnis. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk DKI Jakarta Tahun 1990-2010
KabKota Administrasi
Penduduk Sensus Pertumbuhan
1990 2000
2010 1990-2000 2000-2010
Jakarta Selatan 1.913.084 1.789.006 2.062.232 -0,67
1,43 Jakarta Timur
2.067.213 2.353.023 2.693.896 1,30
1,36 Jakarta Pusat
1.086.568 893.198 899.515 -1,94
0,07 Jakarta Barat
1.822.762 1.906.385 2.281.945 0,45
1,81 Jakarta Utara
1.369.639 1.444.027 1.645.659 0,53
1,32 Kep. Seribu
- -
21.082 -
- DKI Jakarta
8.259.266 8.385.639 9.604.329 0,15
1,37 Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta.
Pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari 0,15 persen pada periode 1990-2000 menjadi 1,37 persen pada periode 2000-2010. Hal ini bukan
berarti program KB dinilai kurang berhasil, namun dengan jumlah penduduk yang sudah terlampau besar serta masuknya pendatang baru yang cenderung terus
bertambah, maka pengaruh keberhasilan program KB tersebut tidak terlihat nyata hasilnya. Selama ini Pemda Provinsi DKI Jakarta terus melakukan upaya untuk
menyusun tata ruang perkotaan yang tepat dan memikirkan bagaimana memberikan ruang hidup, makanan, air bersih, pelayanan kesehatan, obat-obatan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan dan prasarana transportasi serta berbagai kebutuhan lainnya secara nyaman kepada penduduk Provinsi DKI Jakarta.
Penduduk pada Provinsi DKI Jakarta tersebar secara tidak merata di setiap KabupatenKota, pada Tabel 4.2 menunjukan jumlah penduduk tahun 2010 paling
banyak berada di wilayah Jakarta Timur sebanyak 2.693.896 jiwa 28,05, Jakarta Barat berjumlah 2.281.945 jiwa 23,76 dan Jakarta Selatan berjumlah 2.062.232
jiwa 21,47, Terkonsentrasinya penduduk pada tiga wilayah tersebut disebabkan karena wilayah tersebut merupakan basis pemukimanperumahan, pusat kegiatan
industri, kegiatan bisnis dan sekaligus juga usaha perkantoran. Tabel 4.2 Penduduk DKI Jakarta Menurut KabupatenKota dan Jenis Kelamin,
Tahun 2010 Kabupaten
Kota Administrasi Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
Jumlah Jakarta Selatan
1.043.675 1.018.557
2.062.232 21,47
Jakarta Timur 1.372.300
1.321.596 2.693.896
28,05 Jakarta Pusat
453.591 445.924
899.515 9,37
Jakarta Barat 1.164.446
1.117.499 2.281.945
23,76 Jakarta Utara
824.480 821.179
1.645.659 17,13
Kepulauan Seribu 10.711
10.371 21.082
0,22 DKI Jakarta
4.869.203 4.735.126
9.604.329 100,00
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, 2010. Pada tahun 1990, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin di Provinsi DKI Jakarta adalah 102 artinya terdapat 102 laki-laki dari setiap 100 perempuan. Pada tahun
2010 rasio jenis kelamin mengalami perubahan yaitu meningkat angkanya menjadi 103 atau jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
4.3. Struktur Perekonomian
Secara struktur dari sisi supply, penciptaan nilai tambah di Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun terakhir masih didominasi oleh sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor industri pengolahan lihat Tabel 4.3. Ketiga sektor tersebut memberi kontribusi
rata-rata sebesar 66,87 persen per tahun dengan perincian: 30,69 persen dihasilkan