Dampak perubahan teknologi terhadap pertumbuhan output di Provinsi DKI Jakrata pada periode I 1993-2000 dan periode II 2000-2006 secara keseluruhan
sangat rendah, yaitu sebesar 1,05 periode I dan bahkan tidak memiliki pengaruh karena perannya hanya sebesar minus 5,79 periode II. Namun sektor-sektor
perekonomian yang mendapatkan pengaruh dari perubahan teknologi cukup banyak, antara lain: Pada periode I meliputi sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih LGAB,
sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, sektor Bank, Lemb Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Industri Karet, Kaca, dan Keramik KRKK, dan sektor
Jasa Komunikasi JKOM. Kemudian pada periode II meliputi sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN, Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, Industri Kimia,
Obat, dan Kosmetik KIMOB, Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, dan Industri Makanan, Minuman Rokok MKMN.
Pada Tabel 5.9. tersebut nampak kontribusi perubahan teknologi untuk periode I tahun 1993-2000 secara keseluruhan relatif kecil. Perubahan teknologi
terlihat memiliki peran 0,35 terhadap sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih LGAB, 0,62 terhadap sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, 0,44 terhadap
sektor Bank, Lemb Keuangan dan Asuransi BLKAS, dan terakhir 0,22 terhadap sektor Industri Karet, Kaca, dan Keramik KRKK dan sektor Jasa Komunikasi
JKOM. Pada periode II kontribusi perubahan teknologi terlihat lebih kecil terhadap
lima sektor perekonomian. Perubahan teknologi terlihat memiliki peran 0,18 terhadap sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN, 0,14 terhadap sektor Industri
Kendaraan Alat Angkutan KENDAL dan sektor Industri Kimia, Obat, dan Kosmetik KIMOB, sebesar 0,10 terhadap sektor Industri Logam, Mesin, dan
Elektronik LME, dan sebesar 0,06 terhadap sektor Industri Makanan, Minuman Rokok MKMN.
5.6.2.4. Kontribusi Perubahan Subtitusi Impor
Peran subtitusi impor dalam 2 dua periode analisis, yaitu periode I tahun 1993-2000 dan periode II tahun 2000-2006 terhadap sektor perekonomian terdapat
pada Tabel 5.10. Pengaruh dari Subtitusi Impor terhadap pertumbuhan output di Provinsi DKI Jakarta pada periode I 1993-2000 dan periode II 2000-2006 secara
keseluruhan sangat rendah, yaitu sebesar 1,24 periode I dan bahkan tidak memiliki pengaruh karena perannya mencapai minus 7,97 periode II. Namun
sektor-sektor perekonomian yang mendapatkan pengaruh dari kontribusi impor cukup banyak, antara lain: Pada periode I meliputi sektor Perdagangan Besar dan
Eceran PDGN, sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Bangunan BNGN, Industri Tekstil dan Kulit TPTK, sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih LGAB. Berikutnya pada periode II meliputi sektor Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, Industri
Kimia, Obat, Kosmetik KIMOB, Industri Makanan, Minuman Rokok MKMN, dan sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN.
Tabel 5.10 Kontribusi Subtitusi Impor Terhadap Output Sektoral KODE
SEKTOR Periode I
Periode II PDGN
Perdagangan Besar dan Eceran 2,44
BLKAS Bank, Lemb. Keu., dan Asuransi
1,19 BNGN
Bangunan 0,99
TPTK Industri Tekstil Kulit
0,84 LGAB
Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,77
KENDAL Industri Kendaraan Alat Angkutan 1,00
LME Industri Logam, Mesin, dan Elektronik
0,88 KIMOB
Industri Kimia, Obat, Kosmetik 0,71
MKMN Industri Makanan, Minuman Rokok
0,69 JSLN
Jasa-Jasa Lainnya 0,57
Sumber: Data diolah. Pada Tabel tersebut terlihat pengaruh subtitusi impor pada periode I tahun
1993-2000 terhadap output terjadi pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN sebesar 2,44, sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS
sebesar 1,19, sektor Bangunan BNGN sebesar 0,99, sektor Industri Tekstil Kulit TPTK sebesar 0,84, dan sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih LGAB hanya
sebesar 0,77. Berikutnya pada periode II pengaruh subtitusi impor juga sangat kecil, yaitu terhadap sektor Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL
sebesar 1, sektor Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME sebesar 0,88, Industri Kimia, Obat, Kosmetik KIMOB sebesar 0,71, sektor Industri Makanan,
Minuman Rokok MKMN sebesar 0,69, dan sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN hanya 0,57.