dominan pada setiap sektor di DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan setiap sektor perekonomian sebagian besar ditunjang oleh pergerakan
ekspor export-oriented sector dan permintaan dari masyarakat DKI Jakarta sendiri domestic final demand driven sector.
Tabel 5.16 Dekomposisi Pertumbuhan Output Sektoral DKI Jakarta Periode Tahun 1993-2000 dan 2000-2006
Sektor Periode 1993 – 2000
Periode 2000 – 2006 DD
EE TC
IS Jml
DD EE
TC IS
Jml PERT
19,57 56,45
1,43 22,55
100 18,95 75,33
159,14 35,14
100 PTNK
36,62 74,32 13,45
2,51 100 17,30
18,23 106,28
29,25 100
IKHUT 35,68
76,65 1,34 13,66
100 17,62
94,08 1,96
9,74 100
BTGL 0,26
99,50 0,01
0,24 100
8,42 56,38
3,70 31,50
100 MKMN
22,85 65,18
2,12 9,84
100 20,66
36,82 3,63
38,89 100
TPTK 11,87
81,30 0,68
6,15 100
3,50 85,84
3,73 6,93
100 KKCT
34,56 82,45 12,71
4,30 100
45,48 39,67 14,08
28,92 100
KIMOB 29,97
92,11 5,38 16,70
100 34,47
23,02 6,91
35,60 100
KRKK 39,35
66,91 6,57 12,82
100 97,66
2,46 68,15 72,96
100 LME
36,40 87,50
4,97 18,93 100
25,50 38,13
3,78 32,59
100 KENDAL
54,41 93,54
8,20 39,74 100
28,32 50,20
2,65 18,82
100 FMOR
27,93 119,85 16,86 30,91
100 1,16
93,50 2,48
2,87 100
LGAB 24,25
30,86 21,20
23,68 100
151,15 99,31 84,33 66,13
100 BNGN
47,05 18,37
2,16 32,42
100 65,28
30,07 2,64
7,29 100
PDGN 37,90
38,42 4,82
18,87 100
80,98 66,64 22,23 25,39
100 REST
62,61 47,86
0,32 10,16 100
15,02 80,45
0,22 4,75
100 HOTL
32,20 86,48
1,26 17,42 100
10,58 96,22
2,29 4,50
100 ANKRIM
31,67 51,30
1,84 15,19
100 30,55
96,86 7,95 19,46
100 JKOM
33,89 37,85
7,84 20,42
100 52,45
78,42 4,81 26,06
100 BLKAS
51,76 32,18
4,35 11,70
100 37,96
85,05 6,40 16,61
100 REJP
50,34 54,28
1,16 5,78
100 43,08
74,24 4,75 12,57
100 JPEM
40,68 35,08
2,10 22,15
100 93,92
75,87 6,08 63,71
100 JSLN
58,82 83,16
6,97 35,01 100
19,95 74,97
1,20 3,88
100
Sumber: Data diolah.
5.7.3. Dekomposisi Sumber Pertumbuhan Output Total.
Analisis dekomposisi sumber pertumbuhan output total bertujuan untuk menjelaskan berapa besarnya kontribusi masing-masing sumber pertumbuhan output
DD, EE, TC dan IS setiap sektor perekonomian terhadap total output di Provinsi DKI Jakarta. Tabel yang digunakan untuk menjelaskan dekomposisi sumber
pertumbuhan output ini dapat dilihat pada Tabel 5.17 yang berisi tentang kontribusi
masing-masing sektor pengolahan beserta ranking kontribusinya terhadap output secara total.
Pada tabel 5.17 terlihat bahwa pada periode I peran DD untuk masing- masing sektor perekonomian dalam memberikan kontribusi terhadap output total
berkisar antara 0,00 lihat baris BTGL hingga 5,25 lihat baris BLKAS. Peran EE untuk setiap sektor perekonomian berada pada kisaran 0,01 BNGN hingga
11,10 ranking 1. Kemudian peran sumber pertumbuhan TC dan IS juga lebih rendah. Untuk sektor TC hanya memberikan kontribusi -0,42 hingga 0,69,
sedangkan faktor IS hanya memberikan kontribusi -1,91 ranking 23 hingga 2,44 ranking 1. Sehingga secara keseluruhan faktor DD dan EE berperan secara
dominan terhadap total output, yaitu sebesar 36,37 dan 61,34. Kemudian sumber pertumbuhan yang berasal dari TC dan IS hanya memberikan kontribusi sebesar
1,05 dan 1,24. Pada periode II peran DD atas setiap sektor perekonomian memberikan
kontribusi terhadap total output berkisar antara -0,12 hingga 8,82 sementara peran EE atas kontribusi setiap sektor terhadap total output adalah sebesar -2,85
sampai dengan 19,76. Kemudian untuk faktor TC dan IS berperan jauh lebih rendah. Faktor TC hanya berperan -1,66 hingga 0,18 sedangkan faktor IS
berperan antara -3,86 sampai dengan 1. Sehingga secara keseluruhan faktor DD dan EE berperan secara dominan terhadap total output, yaitu sebesar 41,36 dan
72,41 adapun faktor TC dan IS memberikan kontribusi yang negatif yaitu sebesar - 5,79 dan -7,97.
Sebagai ilustrasi, pada periode I 1993-2000 ranking pertama sumber pertumbuhan DD adalah sektor pengolahan Lembaga Keuangan dan Asuransi atau
BLKAS lihat baris BLKAS kolom DD dengan angka proporsi sebesar 5,25. Jumlah ini berasal dari Tabel 5.13 pada kolom DD sektor BLKAS memiliki
pertumbuhan sebesar Rp. 9.692.042,41 dibagi jumlah total output seluruh sektor pada periode I, yaitu sebesar Rp. 184.593.266,27. Hal ini berarti peran DD terhadap
sektor BLKAS memberikan kontribusi terhadap total output 5,25. Pada periode II kontribusi sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi
BLKAS terhadap total output periode II masih tinggi dan berada di urutan pertama, yaitu sebesar 8,82 Jumlah ini berasal dari Tabel 5.14 kolom DD sektor BLKAS
memiliki pertumbuhan sebesar Rp. 32.425.269,64 dibagi jumlah total output seluruh sektor pada periode II, yaitu sebesar Rp. 367.649.086,20. Hal ini berarti peran
permintaan domestik DD terhadap sektor BLKAS memberikan kontribusi terhadap total output sebesar 8,82.
Berdasar Tabel 5.17 memperlihatkan juga bahwa ekspansi ekspor EE dan permintaan domestik DD merupakan sumber pertumbuhan output yang berperan