Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah ABT

8 keseimbangan air tanah dan kelestarian lingkungan sekitarnya, 2. memperoleh dan menggunakan air untuk keperluan:  Air minum dalam kemasan AMDK  Air curah  Air produksi, dan  MCK mandi, cuci, dan kakus yang ada di perusahaan. Sasaran dan objek yang akan dikenai biaya izin tersebut antara lain: 1. Setiap badan usaha atau badan hukum yang akan melakukan pengeboran dan pemanfaatan air bawah tanah. 2. Setiap orang pribadi atau badan usaha atau badan hukum yang melakukan pengeboran, penurapan mata air, dan penggalian air bawah tanah. 3. Pengambilan air bawah tanah yang berasal dari: a. mata air, b. sumur bor, c. sumur pasak, atau d. sumur gali. 4. Setiap kegiatan pengambilan air bawah tanah yang dilakukan dengan cara penggalian, pengeboran, atau dengan cara membuat bangunan penurap lainnya, untuk dimanfaatkan airnya dan atau untuk tujuan komersial. Biaya izin pengeboran dan pemanfaatan air bawah tanah disebut sebagai biaya retribusi, yang besarnya ditetapkan sebagai berikut: Tabel 1 Struktur dan besarnya tarif retribusi izin pengeboran IP air bawah tanah Izin Pengeboran Sumur ke-1 Sumur ke-2 Sumur ke-3 Penurapan mata air 1 × 10 6 2 × 10 6 2.5 × 10 6 Sumur bor 1 × 10 6 1.5 × 10 6 2 × 10 6 Sumur pasak 400 500 600 Sumur gali 200 250 300 Tabel 2 Struktur dan besarnya tarif retribusi izin pengambilan IPA air bawah tanah Izin Pengambilan Sumur ke-1 Sumur ke-2 Sumur ke-3 Penurapan mata air 2 × 10 6 2.5 × 10 6 3 × 10 6 Sumur bor 1.5 × 10 6 2 × 10 6 2.5 × 10 6 Sumur pasak 500 600 700 Sumur gali 250 300 500 Besarnya tarif daftar ulang sebesar 50 lima puluh persen dari tarif retribusi izin baru. Masa berlaku izin pengeboran dan pengambilanpemanfaatan air bawah tanah adalah sebagai berikut: 1. Izin pengeboran IPizin penggalianizin penurapan mata air masa berlaku enam bulan dan dapat diperpanjang selama memenuhi syarat yang diperlukan. 2. Izin pengambilan air bawah tanah IPA berlaku selama sepuluh tahun dan wajib daftar ulang setiap dua tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi syarat yang diperlukan. Karyono Ginoga 2006

2.9 Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah ABT

Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah adalah pungutan daerah atas pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah. Kelompok Niaga Sebagai Objek Pajak Air Berdasarkan Perda Jabar No. 6 tahun 2001 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah ABT dan Air Permukaan AP, maka setiap niagaperdaganganjasa yang menggunakanmemanfaatkan air bawah tanah dan air permukaan dikenakan pajak baik niaga kecil, sedang dan niaga besar. Kelompok niaga kecil, sedang dan besar sebagai objek pajak air seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini. 9 Tabel 3 Kelompok pengguna air bawah tanah dan air permukaan sebagai objek pajak air Kelompok Niaga Jenis penggunaan Dasar Niaga Kecil Usaha kecil yang berada dalam rumah tinggalindustri rumah tangga Perda Jabar No.62001 Pasal 15 ayat 4 Losmen dan sejenisnya Rumah sakit swasta praktek dokterpengacara Hotelrumah makanpondol wisatarestoran dll. Badan usaha perorangan Niaga Sedang Hotel bintang 1,2,3apartemen Perda Jabar No.62001 Pasal 15 ayat 4 Stembathsalon Bank Barbioskopsupermarket usaha persewaan kantor Bengkel dan sejenisnya Perdagangangrosirpertokoan Niaga Besar Real estatelapangan golfkolam renangpusat kebugaransarana olahraga lainnya Perda Jabar No.62001 Pasal 15 ayat 4 Hotel bintang 4 dan 5 Bangunan niaga besar lainnya yang sejenis. Alur Proses Pemungutan Pajak Air Sumber air yang dimanfaatkan oleh kelompok niaga kecil, niaga sedang maupun niaga besar berasal dari : 1. mata air dan sumur, 2. danau, waduk, dan sungai. Khusus untuk perusahaan air minum dalam kemasan AMDK yang memanfaatkan airnya dari mata air, maka harus ada rekomendasi nilai pajak airnya dari Dinas Pertambangan. Sedangkan AMDK yang memanfaatkan airnya dari danau, waduk, dan sungai harus ada rekomendasi dari Badan Pengelola Sumber Daya Air BPSDA sedangkan untuk perizinan dari Dinas Pengelola Sumber Daya Air PSDA setempat. Karyono Ginoga 2006 2.10 Tata Cara Perhitungan Pajak Penentuan Harga Dasar Air Harga dasar air HDA untuk masing- masing kelompok pengambilan dapat dihitung dengan cara mengalikan faktor nilai air FNA dengan harga air baku HAB. Dapat dinyatakan dengan HAB untuk air sumur dalam adalah seharga Rp500 m 3 dan Rp400m 3 untuk air sumur dangkal. Besar kecilnya FNA dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. lokasizona air bawah tanah. 2. kualitas air bawah tanah. 3. sumber alternatif. 4. jenis sumber. 5. volume pengambilan. Penentuan Nilai Perolehan Air Nilai perolehan air NPA adalah nilai air yang dinyatakan dalam satuan rupiah yang dihitung berdasarkan faktor sumber daya alam dan pemanfaatannya. NPA dihitung berdasarkan perkalian antara HDA dengan volume pengambilan volume progresif. Dan NPA dapat dinyatakan dengan Perhitungan Pajak Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah adalah perkalian antara nilai perolehan pajak dengan tarif Besarnya persentase tarif ditetapkan oleh Dinas Pertambangan atau BPSDA daerah setempat. Karyono Ginoga 2006 NPA = Volume Progresif HDA  HDA = FNA HAB  Pajak = NPA Tarif  Pajak = NPA Tarif  10 III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH

3.1 Deskripsi Masalah Setiap perusahaan air minum dalam