13 dengan
_ _
j j
W SB
M SB
. Jika air dialokasikan dari sumur pasak ke
k ke perusahaan, maka kondisi ini dapat direpresentasikan
sebagai berikut
_ _
1
k k
W SP
SP
.
_
k
SP
bernilai satu jika air dialokasikan dan nol jika
selainnya,
M
adalah upperbound
dari
_
k
W SP
. Kendala ini dapat dinyatakan dengan
_ _
k k
W SP
M SP
. Jika air dialokasikan dari sumur gali ke l
ke perusahaan, maka kondisi ini dapat direpresentasikan
sebagai berikut
_ _
1
l l
W SG
SG
.
_
l
SG
bernilai satu jika air dialokasikan dan nol jika
selainnya,
M
adalah upperbound
dari _
l
W SG . Kendala ini dapat dinyatakan
dengan _
_
l l
W SG
M SG
. 4. Kendala Kondisi Logik II
Kendala ini
menyatakan bahwa
pemanfaatan air dari sumur yang kedua dan ketiga dapat dilakukan apabila air yang
berasal dari sumur pertama telah dilakukan dan ternyata kapasitas dari sumur pertama
belum memenuhi kebutuhan air keseluruhan yang diperlukan.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari mata air sumur ke
1 i
, maka pengambilan air dari mata air ke
i
harus dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat
dinyatakan dengan
1
1
_ 1
_
i i
MA MA
,
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
i i
MA MA
.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari sumur bor ke
1 j
, maka pengambilan air dari sumur bor ke
j
harus dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat
dinyatakan dengan
1
_ 1
_ 1
j j
SB SB
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
j j
SB SB
.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari sumur pasak ke 1
k , maka
pengambilan air dari sumur bor ke k harus
dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat dinyatakan dengan
1
_ 1
_ 1
k k
SP SP
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
k k
SP SP
.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari sumur gali ke 1
l , maka
pengambilan air dari sumur gali ke l harus
dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat dinyatakan dengan
1
_ 1
_ 1
l l
SG SG
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
l l
SG SG
.
5. Kendala Ketaknegatifan Kendala ini memastikan bahwa volume air
yang dialokasikan dari setiap sumber ke perusahaan AMDK lebih besar atau sama
dengan nol. Volume air yang dialokasikan dari penurapan
mata air
_
i
W MA
, untuk i = 1,..,I. Volume air yang dialokasikan dari sumur bor
_
j
W SB
, untuk j = 1,..,J. Volume air yang dialokasikan dari sumur
pasak _
k
W SP
, untuk k = 1,..,K. Volume air yang dialokasikan dari sumur gali
_
l
W SG
, untuk l = 1,..,L.
IV DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH KASUS
4.1 Deskripsi Masalah Kasus PT Tang Mas Cidahu
Dalam karya ilmiah ini penulis mengkaji alokasi air bawah tanah di sekitar DAS Cicatih
yang memiliki luas 53 ribu hektar. Beberapa tahun belakangan ini air bawah tanah di daerah
tersebut banyak dimanfaatkan oleh industri air minum dalam kemasan, salah satunya oleh PT
Tang Mas Cidahu yang berlokasi di Kampung Bojong Pari Desa Jaya Bakti Kecamatan
Cidahu Kabupaten Sukabumi. Selama ini perusahaan hanya memanfaatkan penurapan
mata air yang berlokasi kurang lebih sejauh 200 meter dengan kapasitas sebesar 6.4 × 10
4
m
3
bulan. Perusahaan
merencanakan untuk
meningkatkan produksi air minum dalam kemasan di tahun-tahun mendatang karena
13 dengan
_ _
j j
W SB
M SB
. Jika air dialokasikan dari sumur pasak ke
k ke perusahaan, maka kondisi ini dapat direpresentasikan
sebagai berikut
_ _
1
k k
W SP
SP
.
_
k
SP
bernilai satu jika air dialokasikan dan nol jika
selainnya,
M
adalah upperbound
dari
_
k
W SP
. Kendala ini dapat dinyatakan dengan
_ _
k k
W SP
M SP
. Jika air dialokasikan dari sumur gali ke l
ke perusahaan, maka kondisi ini dapat direpresentasikan
sebagai berikut
_ _
1
l l
W SG
SG
.
_
l
SG
bernilai satu jika air dialokasikan dan nol jika
selainnya,
M
adalah upperbound
dari _
l
W SG . Kendala ini dapat dinyatakan
dengan _
_
l l
W SG
M SG
. 4. Kendala Kondisi Logik II
Kendala ini
menyatakan bahwa
pemanfaatan air dari sumur yang kedua dan ketiga dapat dilakukan apabila air yang
berasal dari sumur pertama telah dilakukan dan ternyata kapasitas dari sumur pertama
belum memenuhi kebutuhan air keseluruhan yang diperlukan.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari mata air sumur ke
1 i
, maka pengambilan air dari mata air ke
i
harus dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat
dinyatakan dengan
1
1
_ 1
_
i i
MA MA
,
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
i i
MA MA
.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari sumur bor ke
1 j
, maka pengambilan air dari sumur bor ke
j
harus dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat
dinyatakan dengan
1
_ 1
_ 1
j j
SB SB
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
j j
SB SB
.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari sumur pasak ke 1
k , maka
pengambilan air dari sumur bor ke k harus
dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat dinyatakan dengan
1
_ 1
_ 1
k k
SP SP
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
k k
SP SP
.
Kendala ini menyatakan bahwa jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
air dari sumur gali ke 1
l , maka
pengambilan air dari sumur gali ke l harus
dilakukan terlebih dahulu. Kendala ini dapat dinyatakan dengan
1
_ 1
_ 1
l l
SG SG
ekuivalen dengan
pertidaksamaan
1
_ _
l l
SG SG
.
5. Kendala Ketaknegatifan Kendala ini memastikan bahwa volume air
yang dialokasikan dari setiap sumber ke perusahaan AMDK lebih besar atau sama
dengan nol. Volume air yang dialokasikan dari penurapan
mata air
_
i
W MA
, untuk i = 1,..,I. Volume air yang dialokasikan dari sumur bor
_
j
W SB
, untuk j = 1,..,J. Volume air yang dialokasikan dari sumur
pasak _
k
W SP
, untuk k = 1,..,K. Volume air yang dialokasikan dari sumur gali
_
l
W SG
, untuk l = 1,..,L.
IV DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH KASUS
4.1 Deskripsi Masalah Kasus PT Tang Mas Cidahu