Pompa Air Komponen Teknis Pemanfaatan Air dengan Pembuatan Sumur

7 - Sumur Bor Sumur bor adalah sumur yang pembuatannya dilakukan dengan cara pengeboran dan dikonstruksi dengan pipa bergaris tengah lebih dari dua inci. - Sumur Pasak Sumur pasak adalah sumur yang pembuatannya dilakukan dengan cara pengeboran, dan dikonstruksi dengan pipa bergaris tengah kurang dari dua inci. - Sumur Gali Sumur gali adalah sumur yang pembuatannya dilakukan dengan cara penggalian.

2.5 Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Asdak 2002 Definisi lain DAS adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari air hujan dan sumber-sumber air lainnya yang penyimpanannya serta penggaliannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum- hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut. Daerah sekitar sungai meliputi punggung bukit atau gunung yang merupakan tempat sumber air dan semua curahan air hujan yang mengalir ke sungai, sampai daerah dataran dan muara sungai. Kodoatie Syarif 2005 2.6 Kawasan Resapan Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang rencana tata ruang wilayah provinsi Jawa Barat, yang dimaksud dengan kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi akifer yang berguna sebagai sumber air. Kawasan yang berada pada ketinggian 1000 hingga 1800 meter di atas permukaan laut mdpl didominasi oleh tutupan lahan berupa hutan dan jenis tanah entisol yang gembur dengan permeabilitas yang baik. Serasah yang terdapat pada hutan mampu menyimpan air dengan kuantitas yang cukup besar.

2.7 Komponen Teknis Pemanfaatan Air dengan Pembuatan Sumur

Agar air tanah dapat dimanfaatkan, maka diperlukan paling tidak tiga komponen, yaitu: 1. Sumur Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan. Sumur tersebut dapat berupa sumur gali dan sumur bor. Kedalaman sumur yang dibuat disesuaikan dengan kedalaman air tanah 30 m.

2. Pompa Air

Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam tanah ke permukaan tanah. Jenis pompa air yang biasa digunakan untuk air tanah dangkal pada umumnya pompa jenis sentrifugal. 3. Jaringan Distribusi Untuk mengalirkan air dari pompa perlu dibangun jaringan alir air tanah, yang terdiri atas: saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks pembagi, bangunan pengatur debit, dan katup penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran dalam pipa. Deptan 2009 2.8 Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah Dasar hukum izin pengeboran dan pemanfaatanpengambilan air bawah tanah antara lain tertuang dalam: 1. Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air. 2. Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2008 tentang air tanah. 3. Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2001 tentang izin retribusi pengeboran dan pemanfaatan air bawah tanah. Izin pengeboran air bawah tanah, yang disingkat dengan IP, adalah izin pengeboran, penurapan mata air dan penggalian air bawah tanah. Sedangkan izin pengambilan air bawah tanah IPA adalah izin pengambilan dan atau penggunaan air bawah tanah yang berasal dari sumur bor, sumur pasak, sumur gali serta mata air. Tujuan pembuatan izin pengeboran dan pemanfaatan air bawah tanah adalah sebagai berikut: 1. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pengelolaan dan pemanfaatan air bawah tanah yang dilakukan agar sesuai dengan ketersediaannya dan tidak mengganggu 8 keseimbangan air tanah dan kelestarian lingkungan sekitarnya, 2. memperoleh dan menggunakan air untuk keperluan:  Air minum dalam kemasan AMDK  Air curah  Air produksi, dan  MCK mandi, cuci, dan kakus yang ada di perusahaan. Sasaran dan objek yang akan dikenai biaya izin tersebut antara lain: 1. Setiap badan usaha atau badan hukum yang akan melakukan pengeboran dan pemanfaatan air bawah tanah. 2. Setiap orang pribadi atau badan usaha atau badan hukum yang melakukan pengeboran, penurapan mata air, dan penggalian air bawah tanah. 3. Pengambilan air bawah tanah yang berasal dari: a. mata air, b. sumur bor, c. sumur pasak, atau d. sumur gali. 4. Setiap kegiatan pengambilan air bawah tanah yang dilakukan dengan cara penggalian, pengeboran, atau dengan cara membuat bangunan penurap lainnya, untuk dimanfaatkan airnya dan atau untuk tujuan komersial. Biaya izin pengeboran dan pemanfaatan air bawah tanah disebut sebagai biaya retribusi, yang besarnya ditetapkan sebagai berikut: Tabel 1 Struktur dan besarnya tarif retribusi izin pengeboran IP air bawah tanah Izin Pengeboran Sumur ke-1 Sumur ke-2 Sumur ke-3 Penurapan mata air 1 × 10 6 2 × 10 6 2.5 × 10 6 Sumur bor 1 × 10 6 1.5 × 10 6 2 × 10 6 Sumur pasak 400 500 600 Sumur gali 200 250 300 Tabel 2 Struktur dan besarnya tarif retribusi izin pengambilan IPA air bawah tanah Izin Pengambilan Sumur ke-1 Sumur ke-2 Sumur ke-3 Penurapan mata air 2 × 10 6 2.5 × 10 6 3 × 10 6 Sumur bor 1.5 × 10 6 2 × 10 6 2.5 × 10 6 Sumur pasak 500 600 700 Sumur gali 250 300 500 Besarnya tarif daftar ulang sebesar 50 lima puluh persen dari tarif retribusi izin baru. Masa berlaku izin pengeboran dan pengambilanpemanfaatan air bawah tanah adalah sebagai berikut: 1. Izin pengeboran IPizin penggalianizin penurapan mata air masa berlaku enam bulan dan dapat diperpanjang selama memenuhi syarat yang diperlukan. 2. Izin pengambilan air bawah tanah IPA berlaku selama sepuluh tahun dan wajib daftar ulang setiap dua tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi syarat yang diperlukan. Karyono Ginoga 2006

2.9 Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah ABT