Paradigma baru ini berpengaruh besar antara lain terhadap hak dan peran perempuan sebagai subyek dalam ber KB. Perubahan pendekatan juga terjadi dalam
penangan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanggulangan Infeksi Menular Seksual IMS termasuk HIVAIDS, serta kesehatan
reproduksi usia lanjut, yang di bahas dalam konteks kesehatan dan hak reproduksi. Dengan paradigma baru ini di harapkan kestabilan pertumbuhan penduduk akan dapat
di capai lebih baik.
2.2.2. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan : kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Sedangkan menurut Depkes RI
2000, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta
proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual
yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga
diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi Notoatmodjo 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Konfrensi kependudukan di Kairo 1994, di susun pula defenisi kesehatan reproduksi yang di landaskan kepada defenisi sehat menurut WHO :
keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan social, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit di segala hal yang berkaitan dengan system reproduksi,
fungsinya, maupun proses reproduksi itu sendiri Widyastuti 2009, Suyono 1997.
2.2.3. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi yang tercantum dalam Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia 2005 meliputi:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ISR termasuk
IMS-HIVAIDS 4.
Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi 5.
Kesehatan reproduksi remaja 6.
Pencegahan dan penganan infertilitas 7.
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut seperti kanker, osteoporosis, dementia dan lain-lain.
2.3 Hak Reproduksi Wanita 2.3.1. Pengertian Hak Reproduksi Wanita