BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemenuhan Hak-hak Reproduksi
Wanita di Rumah Sakit Tk. II DAMI BB Kota Medan
Berdasarkan analisis univariat bahwa pengetahuan ibu mayoritas baik, namun masih ada yang berpengetahuan tidak baik 43,3 tentang pemenuhan hak-hak
reproduksi wanita. Dalam hal ini hasil penelitian pengetahuan responden mayoritas dengan pengetahuan baik sebesar 56,7. Dalam keadaan ini masih perlu dilakukan
penyuluhan dan konseling dari petugas kesehatan di Rumah Sakit Tingkat II DAM IBB Medan tentang pemenuhan hak-hak reproduksiwanita.
Hasil penelitian dengan analisis bivariat pada variabel pengetahuan ditemukan pengetahuan baik dengan persentase pemenuhan hak-hak reproduksi wanita sebesar
84,3. Uji statistik menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh terhadap pemenuhan jumlah Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik
pengetahuan responden maka semakin besar kemungkinan responden untuk dapat menentukan jumlah anak yang direncanakan, memeriksakan kehamilan dilakukan di
puskesmas dan di rumah sakit untuk mengetahui kondisi kehamilan, dapat memprogramkan jarak kehamilan anak dan jumlah anak.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan
rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan responden yang baik tentang pemenuhan hak-hak reproduksinya akan memengaruhi ibu dalam menentukan jumlah anak yang direncanakan,
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu dipuskesmas, di rumah sakit untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu, untuk memprogram jarak kehamilan yang dapat
dilakukan seorang ibu adalah dengan memakai alat kontrasepsi yang cocok pada ibu, jumlah anak yang banyak lebih dari empat orang dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan ibu pada saat hamil yaitu dapat terjadi perdarahan pada saat persalinan, jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat mengganggu kesehatan reproduksi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Blum yang dikutip oleh Notoatmdjo 2010 yang menyatakan bahwa tindakan seseorang individu termasuk kemandirian dan
tanggung jawab dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh domain kognitif atau pengetahuan.Tindakan kemandirian setiap individu yang lebih nyata akan lebih
langgeng dan bertahan apabila hal ini didasari oleh pengetahuan kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Meutia 1997 yang menyatakan
bahwa ada pengaruh pengetahuan PUS terhadap Pemenuhan hak-hak reproduksi wanita sig=0,001. Juga sejalan dengan penelitian Faija 2011 yang menyatakan
bahwa secara statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pemeriksaan kehamilan sig=0,001 yang merupakan salah satu
hak reproduksi wanita. Pernyataan tersebut sama dengan penelitian Purwoko 2000 pengetahuan
menyumbangkan peran dalam menentukan pengambilan keputusan untuk memilih
Universitas Sumatera Utara
alat kontrasepsi tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi, maka makin meningkat pula perannya sebagai pengambil keputusan.
5.2. Pengaruh Sikap terhadap Pemenuhan Jumlah Anak, Jarak Kelahiran dan Memilih Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Tk. II DAMI BB Kota
Medan
Berdasarkan hasil univariat bahwa penelitian ini juga menunjukkan masih banyak ibu kurang bersikap baik tentang pemenuhan hak reproduksi wanita dengan
persentase 40,0, dan wanita kurang bersikap baik tentang pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan lebih banyak yang tidak baik
melakukan pemenuhan hak reproduksi wanita. Hasil uji bivariat sikap ibu yang tidak baik dan hak reproduksi tidak terpenuhi sebanyak 94,4. Ibu yang tidak baik sikap
pemenuhan hak reproduksi karena dalam menentukan jumlah masih ada peran dari mertua, masih ada yang kurang setuju dengan pemakaian alat kontrasepsi untuk
menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran. Dalam keadaan ini masih perlu dilakukan penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan Rumah Sakit Tk. II DAMI
BB Kota Medan tentang pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian tentang variabel sikap ditemukan sikap baik dengan persentase pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan
sebesar 81,5. Uji statistik menunjukkan variabel sikap berpengaruh terhadap pemenuhan hak-hak reproduksi wanita. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat
dijelaskan semakin baik sikap responden tentang pemenuhan jumlah anak, jarak
Universitas Sumatera Utara
kelahiran dan mendapat pelayanan kesehatan maka semakin besar kemungkinan responden untuk memenuhi pemenuhan hak-hak reproduksi.
Sikap yang dimiliki oleh wanita usia subur merupakan persepsi pandangan wanita usia subur mengenai benar atau salah tentang pemenuhan hak-hak
reproduksinya sehingga dengan sikap yang baik dari wanita subur akan berpengaruh dengan pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan mendapat pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Tk. II DAMI BB Kota Medan. Secara teoritis menurut Notoatmodjo 2007, sikap secara nyata merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup,dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuanya. Sikap ibu yang tidak baik dalam pemenuhan hak-hak reproduksi ini
disebabkan kurangnya pengetahuan ibu di Rumah Sakit TK II BB Medan. Hal ini sesuai dengan penelitian Adri 2008 bahwa sikap mempunyai pengaruh
terhadappemenuhan hak-hak repoduksi wanita dalam menentukan jumlah anak, jarak kelahiran dan mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi wanita.
Pada penelitian ini sikap responden yang dimiliki tentang pemenuhan hak-hak reproduksi wanita usia subur adalah ibu yang terlalu sering melahirkan menyebabkan
kondisi kesehatan yang tidak baik, jarak kehamilan sebaiknya ditentukan suami, istri agar ibu dan anak sehat, pemilihan alat kontrasepsi pada pasangan suami istri dapat
menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran dan mengatur jarak kehamilan tidak
Universitas Sumatera Utara
hanya menyelamatkan ibu dan bayi tetapi dapat memperbaiki kualitas hubungan psikologis keluarga.
Penelitian yang dilakukan Ibrahim 2000 di provinsi Daerah Istimewah Aceh, ibu yang memiliki sikap yang baik mempunyai kesempatan dua kali untuk memenuhi
hak-hak reproduksi wanita dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap tidak baik.
5.3. Pengaruh Nilai terhadap Pemenuhan Hak-hak Reproduksi Wanita di Rumah Sakit Tk. II DAMI BB Kota Medan
Hasil analisis univariat bahwa responden sudah mayoritas baik, namun masih ditemukan ada responden yang dengan nilai tidak baik tentang pemenuhan jumlah
anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan sebesar 41,4. Dalam keadaan ini masih perlu dilakukan penyuluhan dari petugas kesehatan dari Rumah
Sakit Tk. II DAMI BB Kota Medan tentang nilai hak-hak reproduksi wanita sehingga ibu melakukan pemeriksaan kehamilan menimal empat kali selama
kehamilan, tidak ada lagi anggapan bahwa nilai anak laki-laki dalam kelurga sangat penting dari pada anak perempuan, pemakaian alat kontrasepsi untuk menjarangkan
kelahiran dan dapat menentukan tempat bersalin ke tempat pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diperkuat dengan hasil penelitian nilai yang dianut oleh
responden mayoritas dengan nilai baik sebesar 58,9. Hasil penelitian tentang variabel nilai responden ditemukan ibu dengan nilai baik dengan persentase
pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan mendapat pelayanan kesehatan sebesar 81,1.
Universitas Sumatera Utara
Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik nilai responden terhadap apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh ibu, indah atau
tidak indah, dan benar atau salah mengenai menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran dan mendapatkan pelayanan kesehatan pada ibu usia subur maka semakin
besar kemungkinan untuk pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan.
Nilai atau aturan yang dimiliki oleh ibu berhubungan dengan pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan. Pernyataan tersebut
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Magadi 2003, menunjukan bahwa responden yang bersikap baik secara signifikan berpeluang lebih memenuhi jumlah
anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan dibandingkan dengan responden yang bersikap tidak baik.
Nilai diperkirakan ada kaitannya dengan pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan, hal ini dihubungkan dengan nilai yang
baik akan mempunyai nilai yang lebih positif terhadap pemenuhan hak-hak reproduksi wanita Arini H, 2012.
Pada penelitian ini nilai yang dimiliki oleh wanita usia subur tentang pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan meliputi
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan minimal empat kali selama kehamilan ditentukan oleh suami, peran suami dapat menentukan jumlah anak, nilai anak laki-
laki dalam keluarga sangat penting dari pada anak perempuan, pemilihan alat kontrasepsi yang ditentukan oleh ibu agar jarak kelahiran tidak terlalu dekat dan ibu
Universitas Sumatera Utara
dapat menentukan tempat persalinan di tempat puskesmas, di rumah sakit dan tenaga kesehatan.
5.4. Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemenuhan Jumlah Anak, Jarak Kelahiran dan Memilih Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Tk. II
DAMI BB Kota Medan
Hasil penelitian tentang variabel kepercayaan responden ditemukan ibu dengan kepercayaan baik dengan persentase pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran
dan memilih pelayanan kesehatan sebesar 90,0. Uji statistik menunjukkan variabel kepercayaan tidak berpengaruh terhadap pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan
memilih pelayanan kesehatan. Faktor kepercayaan bukan berarti tidak penting dalam pemenuhan hak-hak reproduksi, mungkin variabel lain yang lebih dominan
berpengaruh terhadap pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan.
Hal ini sesuai dengan Pudjiadi 2002 yang menyatakan bahwa kepercayaan tidak akan berpengaruh terhadap pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan
memilih pelayanan kesehatan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik kepercayaan responden tentang hak-hak reproduksi belum tentu
semakin besar dalam pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan.
Kepercayaan wanita tentang pemenuhan jumlah anak, jarak kelahiran dan memilih pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan dilakukan pada tenaga
kesehatan di rumah sakit agar anak dan ibu sehat, jarak kelahiran anak dari 2 tahun
Universitas Sumatera Utara
dapat meningkatkan kesehatan ibu, jumlah anak yang dari 3 orang dapat mengurangi kondisi kesehatan reproduksi ibu, pemilihan tempat persalinan di Rumah
Sakit merupakan kepercayaan dari keluarga dan penentu dalam pemilihan alat kontrasepsi pada ibu ditentukan oleh suami, dan keluarga
Menurut Robinson yang dikutip Lendra 2006 kepercayaan merupakan harapan seseorang, asumsi-asumsi atau keyakinan akan kemungkinan tindakan
seseorang akan bermanfaat, menguntungkan atau setidaknya tidak mengurangi keuntungan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN