Dari gambar 6.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kolelitiasis berdasarkan ukuran batu empedu yang terbanyak adalah ukuran batu empedu dengan
diameter ≤2cm yaitu 41,6 dan terendah adalah diameter 2cm yaitu 9,9
sedangkan yang tidak tercatat di status adalah 48,5. Hal ini kemungkinan disebabkan karena dengan ukuran batu empedu
≤2cm, penderita sudah merasakan keluhan di bagian perut sehingga mendorong penderita untuk mendapatkan
pengobatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Batu empedu tidak menyebabkan keluhan penderita selama batu tidak masuk
ke dalam duktus sistikus atau duktus koledokus. Bilamana batu itu masuk ke dalam ujung duktus sistikus barulah dapat menyebabkan keluhan penderita. Apabila batu itu
kecil, ada kemungkinan batu dengan mudah dapat melewati duktus koledokus dan masuk ke duodenum.
4
6.1.4. Lama Rawatan Rata-rata
Lama rawatan rata-rata penderita kolelitiasis adalah 5,67 hari 6 hari Standard Deviation 4,077 hari. Lama rawatan penderita kolelitiasis bervariasi dimana
lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum 19 hari. Lama rawatan penderita kolelitiasis sebanyak 1 hari ada 9 orang dan lama rawatan penderita kolelitiasis
sebanyak 19 hari ada 2 orang. Lama dirawat menunjukkan berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap
pada satu episode perawatan. Satuan untuk lama dirawat LD adalah “hari”. Cara menghitung LD yaitu dengan menghitung selisih antara tanggal pulang keluar dari
RS, hidup maupun mati dengan tanggal masuk RS. Dalam hal ini, untuk pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama, LD nya dihitung 1 hari.
51
Universitas Sumatera Utara
ALOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged
during the period under consideration”. ALOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005.
52
6.1.5. Penatalaksanaan Medis
Distribusi proporsi penderita kolelitiasis berdasarkan penatalaksanaan medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 6.9. Diagram Pie Proporsi Penderita Kolelitiasis Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2010-2011
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 6.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kolelitiasis berdasarkan penatalaksanaan medis yang terbanyak adalah penatalaksanaan medis
non bedah yaitu 65,3 dan terendah adalah penatalaksanaan medis bedah yaitu 34,7. Penatalaksanaan medis untuk penderita kolelitiasis ada 2, yaitu bedah dan non
bedah. Penatalaksanaan medis bedah dilakukan bila simtomatik, adanya keluhan bilier yang mengganggu atau semakin sering atau berat, adanya komplikasi,
dan ukuran batu empedu 2cm.
3,7
Penatalaksanaan medis bedah dibagi menjadi dua, yaitu kolesistektomi laparaskopik dan kolesistektomi terbuka. Pada pembedahan kolesistektomi
laparaskopik, kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Keuntungan jenis pembedahan ini adalah dapat
mengurangi rasa sakit setelah pembedahan serta memperpendek masa perawatan di rumah sakit dibandingkan dengan operasi terbuka.
53
Kolesistektomi laparoskopik telah menjadi prosedur baku untuk pengangkatan batu kandung empedu simtomatik.
Kelebihan yang diperoleh pasien dengan teknik ini meliputi luka operasi kecil 2-10 mm sehingga nyeri pasca bedah minimal.
48
Dari 35 penderita kolelitiasis yang mendapatkan penatalaksanaan medis bedah dioperasi dengan Kolesistektomi
laparoskopik. Pada gambar di atas, penatalaksanaan medis non bedah lebih banyak
kemungkinan disebabkan karena lebih banyak penderita kolelitiasis yang mempunyai ukuran batu empedu 2cm.
Universitas Sumatera Utara
6.1.6. Penatalaksanaan Medis Non Bedah