endometrium normal. Estrogen sendiri meningkatkan ketahanan hidup dan persistensi dari jaringan endometrium. Oleh karena itu
penggunaan inhibitor aromatase dapat mengguntungkan dalam terapi endometriosis.
10
Hubungan antara aktivasi inflamasi dan produksi estrogen juga didukung oleh kemampuan prostaglandin E2 untuk merangsang
sintesis lokal estrogen pada jaringan endometriosis.
10
Jaringan endometriosis juga ternyata resisten terhadap efek anti estrogen yang didapat dari progesterone, sehingga diperkirakan
resistensi hormone progesteron juga berperan dalam patogenesis endometriosis.
10
2.1.3. Epidemiologi
Endometriosis dapat terjadi pada sekitar 5 –15 wanita usia reproduktif
pada populasi umum, dan pada 40 wanita yang mencari pengobatan infertilitas.
8,11
Lebih sering terjadi pada wanita usia 25-35 tahun, jarang pada wanita premenars dan postmenopause. Prevalensi endometriosis
secara umum juga terlihat lebih rendah pada wanita dengan ras hitam dan Asia dibandingkan dengan Kaukasia.
12
Prevalensi kejadian endometriosis berdasarkan visualisasi organ pelvis dapat diestimasi sebagai berikut :
12
1 dari wanita yang menjalani bedah mayor dengan semua indikasi ginekologis.
1 sampai 7 dari wanita yang ditubektomi steril.
Universitas Sumatera Utara
12 sampai 32 dari wanita usia reproduktif yang dilakukan laparoskopi diagnostik terhadap keluhan nyeri pelvis.
9 sampai 50 wanita women yang dilakukan laparoskopi karena infertilitas.
50 dari remaja perempuan yang dilakukan laparoskopi evaluasi terhadap nyeri pelvis kronis atau dysmenorrhea.
Pengaruh status sosioekonomi, ras dan umur pada angka prevalensi endometriosis juga sangat kontroversial. Penundaan kehamilan
dikatakan meningkatkan risiko endometriosis, sehingga kejadian endometriosis dikatakan lebih sering pada wanita dengan kelas
ekonomi tinggi dimana wanita tersebut lebih sering menunda kehamilan. Namun hal ini mungkin juga diakibatkan oleh karena wanita
tersebut mempunyai kans lebih tinggi untuk mendapat pelayanan medis.
12
Angka prevalensi kejadian kista endometriosis pada ovarium belum diketahui secara pasti. Menurut Masson, endometriosis kulit
merupakan dengan total hanya 1,1 dari keseluruhan kasus
endometriosis. Namun menurut Scott dan TeLinde, persentasenya
mencapai 2,6.
7,13
2.1.4. Patologi Endometriosis
Dinding dari rongga kelenjar terdiri dari lapisan epitel kolumnar tinggi dan dapat juga terdiri dari lebih satu lapisan. Bukti adanya perdarahan
dapat diamati di luar rongga kelenjar. Bentuk spindle atau sel stellate
Universitas Sumatera Utara
dapat diamati pada area interstitial yang edematous di sekitar rongga kelenjar. Sel atipik tidak tampak pada pemeriksaan sel-sel ini.
7,14
Endometrioma adalah massa soliter, non neoplastik, berbatas tegas yang mengandung jaringan endometrium dan juga seringkali darah.
Endometrioma secara klinis bisa dikenali dengan perabaan pada palpasi bila massa berukuran besar atau hanya muncul sebagai nyeri
pelvis kronik dan nyeri abdomen. Kebanyakan kasus terjadi di dalam pelvis, namun pada endometrioma atipikal, endometrioma dapat
ditemukan pada usus, thorax, dan dinding abdomen. Banyak dari pasien ini sebelumnya menjalani operasi ginekologi atau seksio sesar
dan histerektomi. Endometrioma dinding abdomen banyak dijumpai pada pasien dengan riwayat operasi ginekologi.
13,15
Penemuan khas dari kasus endometriosis adalah dijumpainya implan endometriosis, endometrioma dan perlengketan atau adhesi. Implan
yang terbentuk dapat sangat kecil sampai dengan beberapa sentimeter, dapat merupakan lesi implan superfisial ataupun tertanam
cukup dalam. Penampakan warna dari implantasi endometriosis ini bisa berubah selama siklus menstruasi, dapat membesar dan mengalami
kongesti dan mengalami perdarahan seiring dengan perdarahan siklus menstruasi. Implan endometriosis lebih mudah diamati saat fase
sekresi siklus menstruasi. Saat ini lesi endometriosis akan mengeluarkan
respons inflamasi
dengan pembentukan
area perdarahan, proses fibrotik dan pembentukan perlengketan.
16
Universitas Sumatera Utara
Kista endometriosis endometrioma biasanya terjadi di dalam ovarium sebagai akibat dari perdarahan intra ovarium berulang. Lebih dari 90
endometrioma adalah pseudokista yang terbentuk akibat invaginasi korteks ovarium, yang kemudian tertutup oleh pembentukan jaringan
adhesi. Endometrioma dapat sepenuhnya menggantikan jaringan ovarium normal. Dinding kista umumnya tebal dan fibrotik dan biasanya
memiliki perlekatan fibrotik dan adanya area dengan perubahan warna. Di dalam kista umumnya terdapat cairan kental, berwarna gelap, berisi
produk darah yang sudah berdegenerasi dimana penampilan ini menyebabkan kista endometriosis atau endometrioma ini sering
disebut kista coklat. Kebanyakan endometrioma terjadi pada ovarium kiri.
16
Endometrioma bilateral terjadi dalam 50 kasus dan bisa ditemukan cukup besar walau jarang melebihi diameter 15 cm. Lokasi lain dari
endometriosis selain ovarium adalah ligament uterus ligamentum latum posterior, ligament sacro uterine, cavum Douglas, peritoneum
rongga pelvis, tuba falopi, daerah rektosigmoid dan kandung kemih.
16
Lesi yang besar dan lesi dengan dinding noduler harus diperiksa untuk menyingkirkan keganasan. Endometriosis biasanya akan mengalami
regresi alami setelah menopause.
16
Diagnosis standar untuk endometriosis adalah dengan menggunakan modalitas
laparoskopi, karena
hanya dengan
menggunakan laparoskopi, maka kesempatan untuk bisa mengidentifikasi lesi kecil
Universitas Sumatera Utara
dan lesi pada peritoneal dapat dilakukan. Namun demikian, karena laparoskopi adalah tindakan diagnostik invasif, maka sebaiknya
laparoskopi hanya dipakai bila teknik imaging seperti ultrasound masih belum mendapatkan kepastian diagnostik.
16
Massa adneksa seperti kista ovarium berdarah, kista teratoma matur, korpus luteum berdarah, tumor ovarium jinak dan radang panggul serta
mioma bertangkai dapat menyerupai gambaran endometrioma.
16
2.1.7. Neoplasma yang berasal dari endometriosis